BERBUAT BENAR ADALAH KEHARUSAN, BERBUAT TIDAK BENAR ADALAH KETIDAK HARUSAN

Kamis, 05 Mei 2011

Amien Rais: Osama Dianggap Pahlawan Kenyataan Yang Sulit Dimengerti

M. Rizal - detikNews

Jakarta - Berapa kalangan muslim menganggap Osama bin Laden sebagai pahlawan. Bagi Amien Rais, hal tersebut merupakan kenyataan yang sulit untuk bisa dimengerti. Meski banyak pengagum Osama, Amien yakin terorisme di Indonesia lebih disebabkan masalah dalam negeri.

"Inilah kenyataan hidup yang sulit dimengerti bahwa seorang tokoh yang dituduh sebagai teroris oleh kalangan tertentu, tapi bagi kalangan lain dianggap sebagai pahlawan, kata pengamat Timur Tengah tersebut.

Menurut Amien, kelompok radikal dan terorisme di Indonesia tidak memiliki kaitan langsung dengan Al Qeda. Aksi terorisme dan radikalisme di Indonesia justru terkait persoalan domestik di dalam negeri, seperti ketidakpuasan dan ketidakadilan sosial ekonomi.

"Jadi kematian Osama bin Laden itu, barangkali tidak ada hubungan dengan semakin marak atau semakin surutnya dengan terorisme di Indonesia," kata pengamat Timur Tengah ini.

Berikut petikan wawancara M Rizal dari detikcom bersama Amien Rais:

Bagaimana tanggapan Pak Amien soal kematian pimpinan Al Qaeda, Osama bin Laden. Apa pengaruhnya bagi Indonesia?

Jadi, sejauh yang saya ketahui, beberapa oknum yang ditengarai menggerakkan terorisme di Indonesia itu memang tidak terkait langsung dengan Osama. Jadi kematian Osama bin Laden itu barangkali tidak ada hubungan dengan semakin maraknya atau semakin surutnya dengan terorisme di Indonesia.

Karena itu, saya melihat, kemunculan terorisme di Indonesia itu lebih banyak bermotivasi rasa ketidakpuasan atas masalah-masalah domestik. Saya yakin, teror di Indonesia tidak mengkaitkan dengan penindasan Israel atas Palestina yang sudah setengah abad, atau juga imperialisme ekonomi Amerika Serikat. Tetapi umumnya dialamatkan kepada isu-isu di dalam negeri.

Secara umum, saya mengatakan bahwa kalau kita ingin memberantas terorisme sampai keakar-akarnya, maka akar permasalahan itu harus diketahui, yaitu masalah ketidakadilan sosial ekonomi, frustasi sosial, marginalisasi sosial yang dialami oleh sebagian anggota masyarakat kita.

Kemudian orang-orang yang terpinggirkan ini mendapatkan semacam fatamorgana, semacam bayang-bayang yang tidak relevan dengan kenyataan. Seolah-olah dengan terorisme mereka bisa menghasilkan kehidupan yang lebih bagus bagi Indonesia.

Memang ini bukan masalah yang sifatnya ideologis, tapi porsinya lebih pada banyak masalah sosial. Jadi frustrasi sebagian anggota masyarakat, terutama anak muda dipengaruhi dengan mengangkat isu itu dengan iming-iming dan jualan ideologis. Mungkin namanya Negara Islam Indonesia (NII), namanya mungkin Syiar Fisabillilah untuk mempercepat jalan menuju surga. Jadi memang menurut saya kaitan Al Qaeda dengan terorisme domestik tidak terlau Nampak.

Tapi di Indonesia ini banyak kelompok dan individu yang begitu ngefans dan membela perjuangan Osama bin Laden?

Betul, karena dia diangap hero (pahlawan). Tidak usah di Indonesia, tapi banyak kalangan umat Islam di dunia pun, khususnya tempat-tempat yang minus dan tertekan menganggap Osama bin Laden sebagai pahlawan, sehingga inilah kenyataan hidup yang sulit dimengerti bahwa seorang tokoh yang dituduh sebagai teroris oleh kalangan tertentu, tapi bagi kalangan lain dianggap sebagai pahlawan.

Ini mirip dengan keadaan kita saat di zaman merebut kemerdekaan. Saat itu, seorang Bung Karno saat zaman merebut kemerdekaan dianggap pahlawan sejati, tapi oleh kalangan lain Bung Karno dianggap sebagai teroris. Jadi ini ada perbedaan sudut pandang.

Artinya perjuangan Osama bin Laden sendiri tidak mewakili semua umat Islam?

Saya sendiri tidak pernah percaya bahwa terorisme bisa menyelesaikan masalah. Karena di dalam Alquran, Tuhan itu menyuruh kaum atau orang beriman untuk memiliki kekuatan, kekuatan sosial, kekuatan ekonomi sampai kekuatan pertahanan dan keamanan. Untuk memperoleh kekuatan itu memerlukan satu atau dua generasi untuk periode lama, butuh ketekunan, butuh ilmu, wawasan dan ketangguhan mental spiritual.

Nah terorisme ini merupakan jalan pintas yang masih keliru, karena dia tidak sesuai dengan aturan-aturan yang ada. Apalagi di dalam Alquran itu ada diktum atau ayat yang menyatakan bahwa membunuh seorang yang tidak berdosa, sama saja membunuh semua umat manusia sedunia. Jadi terorisme tidak ada aturannya di dalam Alquran. Muncul terorisme tentunya ada sebab musababnya, yaitu umumnya akibat ketertindasan, kezaliman dan ketidakpuasan.

Bagaimana memberikan pemahaman bahwa terorisme ini salah dan Osama bin Laden tidak mewakili semua umat Islam, baik kepada pembela Osama dan kelompok radikal?

Saya kira, semua ulama, semua tokoh yang membaca Alquran dan memahami ini harus menjelaskan bahwa terorisme tidak ada tempat secuil pun di dalam ajaran Islam. Jadi bahwa menyebutkan terorisme ini soal agama itu keliru total, karena Islam sudah jelas tidak pernah membenarkan adanya pembunuhan kepada orang tidak berdosa.

Yang penting itu adalah perlunya semacam pendidikan masal kepada umat Islam bahwa memang Alquran maupun Sunnah (Hadist) tidak merekomendasikan perbuatan dan aksi teror, titik. Saya kira bahwa terorisme mengatasnamakan agama adalah sesuatu iklan yang sangat buruk, bukan agama yang sangat luhur dan suci, poinnya di situ.

Bagaimana mengelola kelompok atau individu yang mendukung perjuangan Osama bin Laden agar tidak membahayakan keamanan Indonesia?

Saya kira, caranya itu kembali kepada Alquran lagi. Jadi menghadapi orang yang berbeda pendapat itu kita tidak menggunakan kekerasan, tapi dengan imbauan yang penuh dengan kearifan, mujadalah atau tukar pikiran. Kalau kita mau mengembalikan ke tafsir Alquran itu sebenarnya langkah-langkah penanganan terorisme sudah sangat jelas. Kalau kita baca, kita hayati, kita maknai kita tidak akan terkecoh seolah-olah teror atas nama agama Islam itu dibenarkan, padahal itu tidak dibenarkan.

Bagaimana hubungan Amerika Serikat dan Timur Tengah, serta negara muslim lainnya ke depan pasca kematian Osama bin Laden ini?

Negara Amerika Serikat itu, baik di bawah Partai Republik maupun Partai Demokrat, di bawah orang kulit hitam atau kulit putih, ya sama saja. Mereka selalu memiliki pretisi besar untuk menjadikan negara lain, khususnya Timur Tengah sebagai wilayah pengaruh, wilayah kontrol, di mana sumber daya alamnya akan terus dihisap.

Kemudian semua negara di Timur Tengah harus tunduk kepada kemauan Amerika Serikat. Kalau tidak tunduk akan dijadikan lawan, dan dengan segala macam alasan bisa diduduki, bisa diteror dan segala macamnya. Amerika Serikat ini akan memerankan peran penindas, invasionis, agresor. Jadi kalau mau tenang, Amerika harus memperlakukan sama negara-negara di Timur Tengah seperti di negara lainnya.
 

Tidak ada komentar: