BERBUAT BENAR ADALAH KEHARUSAN, BERBUAT TIDAK BENAR ADALAH KETIDAK HARUSAN

Selasa, 10 Mei 2011

DPR Akan Cecar Bos Merpati

"Pada November 2010, komisi sudah memanggil direksi Merpati. "Namun, tak ada yang datang."

 VIVAnews - Komisi V DPR yang menangani bidang transportasi dan perhubungan rencananya akan memanggil Kementerian Perhubungan dan petinggi PT Merpati Nusantara Airlines dalam waktu dekat.

Rencana pemanggilan itu terkait dengan jatuhnya pesawat Merpati jenis MA60 di perairan Kaimana, Papua Barat, pekan lalu. "Kami besok akan rapat dengan pimpinan DPR terlebih dahulu. Baru kami akan memutuskan akan mengundang. Karena Komisi V tidak bisa serta merta mengundang langsung, harus melalui pimpinan DPR," kata Ketua Komisi V DPR, Yasti Soepredjo Mokoagow, Selasa, 10 Mei 2011.

Menurut Yasti, para anggota dewan dari Komisi V akan mempertanyakan kelaikan terbang dari pesawat Xian MA60 buatan China tersebut. "Pertanyaan nanti terserah dari anggota, yang pasti soal kelaikan terbang atau tidak," ujarnya.

Komisi V bukan kali pertama ini saja memanggil bos Merpati. Pada November 2010, komisi sudah memanggil direksi Merpati. "Namun, tidak ada yang datang. Karena kami mau mempertanyakan urgensinya apa membeli pesawat Xi'an tersebut," jelasnya.

Pembelian 15 pesawat MA60 sempat menuai pro dan kontra. Pesawat produksi Xi'an Aircraft Industrial Corporation di bawah China Aviation Industry Corporation I (AVIC I) ini dinilai kurang tepat.

"Sejarah pesawat itu memang penuh perdebatan. Saya menolak sejak awal karena tak bersertifikat FAA AS dan pesawat tidak memiliki track record,” kata Jusuf Kalla akhir pekan lalu.

Kalla mengaku tidak mengetahui jika akhirnya pesawat dibeli. Menurutnya ketika itu mantan Ketua Umum Partai Golar yang datang langsung ke Beijing untuk urusan pesawat itu memutuskan jika memang  pesawat harus didatangkan mekanismenya harus sewa bukan beli. Dengan demikian, urusan maintenance dan lain-lain masih menjadi urusan sang produsen.

“Karena sistem sewa, produsen harus bertanggung jawab jika ada masalah dengan pesawat tersebut. Salah satu caranya, produsen diharuskan membangun pabrik dan menyiapkan teknisi dari Cina,” tandasnya

Tidak ada komentar: