BERBUAT BENAR ADALAH KEHARUSAN, BERBUAT TIDAK BENAR ADALAH KETIDAK HARUSAN

Selasa, 03 Mei 2011

DPR Akan Panggil Panji Gumilang

Ini terkait simpanan atas nama nasabah Abu Maarik Rp46,2 miliar di Bank Century. Dana NII?

VIVAnews - DPR mencium dugaan ada dana milik Negara Islam Indonesia (NII) yang disimpan di Bank Century. Ini dihubung-hubungkan dengan uraian Pusat Pelaporan dan Analisis  (PPATK) Transaksi Keuangan yang menyebut ada simpanan atas nama nasabah Abu Maarik Rp46,2 miliar.

Abu Maarik diduga nama lain dari Abu Toto alias Syekh Abdus Salam Panji Gumilang yang merupakan pengasuh Pondok Pesantren Al-Zaytun di Desa Mekarjaya, Kecamatan Gantar, Kabupaten Indramayu, Jawa Barat. Panji Gumilang disebut-sebut sebagai Ketua Komandemen Wilayah 9 NII yang meliputi Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi.

Untuk memastikan benar tidaknya duit itu milik NII, DPR berencana meminta keterangan dari PPATK. Apabila jawaban mereka mengarah, maka DPR akan mengundang pihak terkait untuk memberikan penjelasan mengenai rekening tersebut.

"Kalau dari situ ternyata sudah ada temuan awal yang menginformasikan perlu mengundang pihak-pihak lain seperti Pak Panji Gumilang atau pihak lain, ya tak terelakkan, kami harus mengundang mereka," ujar Priyo di DPR, Jakarta, Selasa 3 Mei 2011.

"Tapi itu nanti, pada saatnya jika memang Timwas Century memandang perlu dan sudah memegang beberapa informasi yang sahih mengenai hal itu," tambah Priyo.

Berarti sangat terbuka kemungkinan mengundang Panji Gumilang? "Sangat terbuka," tegas Priyo.

Priyo juga mengharapkan masyarakat jangan tergesa menuduh bahwa ada kaitan antara Al-Zaitun dengan gerakan NII. Karena hal itu menurutnya hanya bisa dibuktikan oleh aparat negara.

"Alat-alat negara yang mempunyai wewenangan itu untuk membuktikan, melacak, memeriksa, menyimpulkan. Nah disitu baru kemudian kita simpulkan itu memang NII atau tidak NII," kata Priyo.

Kepada wartawan tvOne Riga Danniswara, Panji Gumilang membantah bila dikaitkan dengan NII. Menurut dia, perjuangan NII telah berakhir setelah Kartosoewirjo meninggal pada 5 September 1962. "Itu adalah fase turun gunung, semua kembali ke Ibu Pertiwi [pemerintahan Republik Indonesia]," ujar dia di kediaman pribadinya, di kompleks Mahad Al Zaytun, Jumat 29 April 2011. (umi)

Tidak ada komentar: