BERBUAT BENAR ADALAH KEHARUSAN, BERBUAT TIDAK BENAR ADALAH KETIDAK HARUSAN

Sabtu, 07 Mei 2011

Hakim Pengadilan Tipikor Harus Mampu Tertibkan Pengunjung Sidang

Moksa Hutasoit - detikNews

Jakarta - Hakim-hakim yang bersidang di Pengadilan Tipikor harus mampu menunjukan kelasnya dalam memimpin persidangan. Salah satunya adalah mampu menertibkan pengunjung sidang yang berlaku tidak sopan.

"Hakim harus bisa bersikap tegas dan menertibkan pengunjung yang mengganggu jalannya persidangan," kata Ketua Harian Masyarakat Pemantau Peradilan (Mappi), Hasril Hertanto kepada detikcom, Sabtu (7/5/2011).

Hasril menambahkan, bahkan oleh KUHAP, hakim diberi wewenang untuk bisa mengusir pengunjung sidang yang tidak tertib. Bukan hanya itu, jika mengarah ke tindak pidana, hakim bisa memerintahkan melakukan penyidikan kepada orang yang dimaksud. Namun permasalahannya, apakah hakim tersebut mau melakukan itu atau tidak.

Menurut Hasril, tidak mudah memang untuk menjadi Hakim Pengadilan Tipikor. Tekanan serta sorotan publik, pasti akan terasa jauh lebih kencang.

Namun Hasril meminta supaya seluruh hakim bisa bersikap berani mengambil dan menanggung resiko. Hasril juga berharap MA dan KY mampu mengawasi lebih intens terhadap hakim-hakim ini.

"Hakim itu jangan mau ditakut-takuti," tegasnya.

Seperi diberitakan, dalam persidangan di Pengadilan Negeri Tipikor hari ini, orang-orang ini berdiri di belakang ruang sidang, selama mengikuti persidangan, mereka terus memakai topeng gambar Nunun. Istri Adang Daradjatun memang menjadi saksi kunci perkara ini.

Bukan hanya memakai topeng Nunun, mereka juga terus bertepuk tangan atau mengomentari jalannya persidangan. Tidak jarang mereka juga sering nyeletuk saat hakim berbicara.

Jaksa M Rum sempat mengajukan keberatan terkait ketidaktertiban jalannya persidangan kepada majelis hakim yang diketuai oleh Eka Budhi Prijatna. Namun Eka cenderung membiarkan tindakan itu.

"Sidang memang terbuka untuk umum, tapi saya tidak tahu apa arti poster itu," kata Eka.

"Supaya jaksa tidak lupa, supaya dikejar yang aslinya," pekik pengunjung sidang.

"Jaksa, apakah lupa dengan muka itu?" tanya Eka kepada jaksa.

"Tidak," jawab M Rum.

Tidak hanya sekali ini saja, para pengunjung sidang juga sering meneriaki jaksa saat berbicara. Mereka terus bertepuk tangan dan berisik hingga sidang berakhir.
 

Tidak ada komentar: