Jakarta (ANTARA News) - Gerakan radikalisme yang belakangan ini merasuk ke dalam kalangan mahasiswa membuat kalangan akademisi tergerak untuk membendung gerakan itu dengan mendeklarasikan Gerakan Akademisi Pengawal Pilar Bangsa (APPi Bangsa).

"Secara keseluruhan perguruan tinggi saat ini sedang disasar dalam jangka waktu lama oleh berbagai kelompok yang memiliki aspirasi radikal ini," kata Ismail Hasani, Ketua Umum APPi Bangsa, dalam jumpa pers di Warung Daun, di Cikini, Jakarta, Senin (9/5).

APPi Bangsa membenarkan hasil riset yang dilakukan oleh berbagai institusi yang menunjukkan meningkatnya intoleransi. Intoleransi  berubah menjadi gerakan radikal dan bahkan sebagian mengalami transformasi menjadi gerakan terorisme.

Menurut Ismail, radikalisme di kalangan masyarakat didipicu oleh faktor yang berlapis-lapis, seperti ketidakadilan ekonomi, politik, ketidakberdayaan hukum dan lain-lain.

"Menguatnya gerakan radikal yang bertujuan mengubah pilar hidup berbangsa dalam berbagai bentuk dan dengan cara apapun merupakan tindakan melawan hukum, mengikis rasa aman dan mengancam integritas bangsa," kata Ismail.

Pembicara lainnya, Gusti Kanjeng Ratu Hemas mengatakan radikalisme bisa ditangkal dengan  kembali memperjuangkan Bhinneka Tunggal Ika dan Pancasila.

APPi Bangsa memilih empat pilar hidup bangsa yaitu Pancasila, UUD 1945, Bhinneka Tunggal Ika, dan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) untuk melawan radikalisme.

Dalam deklarasinya APPi Bangsa mengatakan akan berperan dan berkontribusi mencipatkan iklim intelektual dan organisasi yang inklusif sehingga memungkinkan mahasiswa dan pelajar memiliki pikiran yang terbuka, konstruktif dan moderat.

Prof. Dr. Nasaruddin Umar, Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam Kementerian Agama, mengatakan mahasiswa saat ini tidak tertarik lagi untuk mengikuti kegiatan ekstrakurikuler, energi yang tidak tersalurkan itu bisa dimanfaatkan oleh kelompok-kelompok radikal.

"Kampus tidak lagi seperti dulu," kata Nasaruddin, yang turut hadir dalam deklarasi AAPi. "Dulu energi kampus tersedot pada kegiatan ekstra kurikuler. Sekarang energi ini kemana?"

Deklarasi APPi Bangsa didukung oleh 68 akademisi dari berbagai perguruan tinggi di seluruh Indonesia.