BERBUAT BENAR ADALAH KEHARUSAN, BERBUAT TIDAK BENAR ADALAH KETIDAK HARUSAN

Minggu, 08 Mei 2011

Rudal AS Salah Sasaran di Yaman : Penerus Osama Lolos dari Maut

 Jpnn
SANAA -- Tak puas hanya membunuh Osama bin Laden, Amerika Serikat juga terus memburu sosok yang diduga bakal menjadi suksesor pemimpin Al Qaeda itu, Anwar al-Awlaki. Kamis lalu (5/5), Negeri Paman Sam tersebut merudal sebuah mobil di Provinsi Shabwa, Yaman, yang diduga dinaiki tokoh Al Qaeda di Semenanjung Arab (AQAP) tersebut.


Sebagaimana dilansir Daily Mail kemarin (7/5), dua orang dalam mobil itu pun tewas. Tapi, ternyata AS salah sasaran: tak seorang pun di antara dua korban itu adalah Awlaki. Kementerian Pertahanan Yaman kemarin mengidentifikasi mereka sebagai kakak-adik, Musa"id dan Abdullah Mubarak al-Daghari.

Pentagon alias Kementerian Pertahanan AS menolak mengomentari insiden tersebut. Namun, sebuah sumber di Washington kepada CBS News menegaskan bahwa AS tetap yakin salah seorang korban itu adalah Awlaki. "Kami sangat berharap itu dia (Awlaki)," katanya sebagaimana dikutip BBC.

Musa"id dan Abdullah disebut Kementerian Pertahanan Yaman sebagai petinggi kelas menengah bagian operasi di struktur AQAP. AQAP merupakan cabang Al Qaeda yang berbasis di Yaman dan saat ini diperkirakan beranggota aktif 300 orang. Mereka bersembunyi di wilayah pegunungan di bagian selatan negeri tandus tersebut.

Serangan di Shabwa itu merupakan yang pertama dilakukan AS terhadap Awlaki sejak Mei 2010 di wilayah Yaman. Ketika itu rudal AS juga salah sasaran, malah membunuh salah seorang lingkar dalam Presiden Yaman Ali Abdullah Saleh yang selama beberapa bulan ini terus digoyang demonstrasi prodemokrasi.

Menurut Wall Street Journal, tim yang diterjunkan AS, tampaknya, tak sadar Awlaki telah bertukar mobil dengan dua bersaudara tersebut. Sebelumnya, pada hari yang sama, pria kelahiran AS yang diyakini mengotaki berbagai serangan atau percobaan terorisme itu lebih dulu lolos dari terjangan tiga roket AS. Dari situlah kemudian dia bertukar kendaraan dengan Musa"id dan Abdullah.

AS menilai AQAP sebagai sel Al Qaeda yang paling aktif. Karena itulah, pemimpinnya, Awlaki, pun dipercaya bakal menggantikan kedudukan Osama yang tewas di tangan pasukan AS di Abbottabad, Pakistan, Minggu lalu (1/5), sebagai pemimpin tertinggi organisasi yang telah berusia 22 tahun tersebut.

Rabu lalu (4/5) atau tiga hari setelah kematian Osama, Awlaki menggegerkan Inggris setelah mengirimkan e-mail ancaman teror kepada seorang penyelidik harian The Sun yang menyamar. Dalam e-mail itu dia menyebutkan berbagai opsi serangan ke Inggris. Di antaranya melalui bom pipa atau serbuan ke tempat publik yang ramai seperti yang terjadi di Mumbai, India, November 2008.

Jejak pria kelahiran AS dari orang tua berdarah Yaman tersebut sebelumnya adalah membina Umar Farouk Abdulmutallab yang nyaris berhasil meledakkan pesawat Northwest Airlines di atas Detroit pada 25 Desember 2009. Dialah yang juga menjadi guru spiritual Mayor Nidal Hasan, perwira Angkatan Darat AS yang menembak mati 13 koleganya di Fort Hood pada 2009.

Awlaki juga dituding "mencuci otak" Roshonara Choudry, mahasiswa Inggris berusia 21 tahun yang rutin mengikuti ceramahnya secara online, hingga nekat berusaha membunuh Stephen Timms, legislator yang mendukung perang Iraq.

Sementara itu, meski Osama telah tewas, tak ada indikasi AS mengendurkan serangan ke wilayah-wilayah di Pakistan yang diduga dihuni kelompok radikal. Jumat lalu (6/5), misalnya, serbuan udara AS menewaskan 12 orang di Waziristan Utara yang diduga anggota kelompok Taliban.

Padahal tujuan semula invasi AS ke Afghanistan dan Pakistan adalah memburu Osama. Tepatnya sejak mengobarkan perang terhadap terorisme seusai menara kembar WTC diserang pada 11 September 2001. Tapi, tampaknya, kini orientasinya berubah menjadi memerangi Taliban atau kelompok radikal lainnya.  (c5/ttg)

Tidak ada komentar: