BERBUAT BENAR ADALAH KEHARUSAN, BERBUAT TIDAK BENAR ADALAH KETIDAK HARUSAN

Senin, 13 Juni 2011

Aktivis HAM Tolak Pramono Jadi KSAD

 Jpnn
JAKARTA - Langkah Letjen Pramono Edhi Wibowo yang menjadi salah satu kandidat terkuat Kepala Staf Angkatan Darat bakal tak mulus. Sejumlah aktivis pendukung hak asasi manusia menyoroti rekam jejak Pramono di masa lalu. Terutama saat ipar SBY itu menjadi prajurit Kopassus.

"Dari sudut pandang HAM, kami nilai rekam jejaknya belum clear. Karena itu, kami minta Komnas HAM memberi masukan pada presiden," ujar Direktur Program Imparsial Al Araf dalam diskusi Menyikapi Pergantian KSAD di Jakarta, Minggu (12/06).

Pramono adalah satu diantara tujuh jenderal TNI AD yang punya peluang menggantikan George Toisutta. George resmi pensiun pada 1 Juli nanti.

"Pramono pernah bertugas di Timor Timor saat kerusuhan 1999 terjadi. Tidak jelas apa peran dia saat itu, karena itu kami nilai belum jelas komitmennya di sisi HAM," tambah Haris Azhar Koordinator Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Kekerasan (Kontras).

Kalangan aktivis berharap, Panglima TNI tidak hanya menyerahkan satu nama calon KSAD kepada Presiden. "Kami juga meminta mencegah asumsi pandangan nepotisme. Oleh karena itu, setidaknya dua calon yang diserahkan Panglima TNI kepada Presiden," ujar Araf.
     
Dari segi kepangkatan, setidaknya ada tujuh nama yang berpeluang yakni Letjen Johanes Surjo Prabowo (Kasum TNI), Letjen Hotmangara Pandjaitan (Sesmempolhukam), Letjen Budiman (Wakasad), Letjen Pramono Edhie Wibowo (Pangkostrad), Letjen Marciano Norman (Dankodiklat AD), Letjen Muhammad Noer Muis (Staf Khusus Panglima TNI) dan Letjen Syarifudin Tipe (Rektor Universitas Pertahanan).

Namun dari segi umur, empat nama yang paling mungkin memiliki angka pensiun paling lama dan jabatan yakni Letjen Budiman (55), Letjen Pramono Edhie Wibowo (56), Letjen Marciano Norman (57) dan Johanes Surjo Prabowo (57).

Direktur Eksekutif Imparsial Poengky Indarti menilai dari tujuh jenderal itu, Marciano Norman cukup bisa dibaca rekam jejaknya di bidang penegakan disiplin TNI. "Kami imparsial (tidak memihak,red) tapi bicara data, memang Marciano lumayan," katanya.

Misalnya, ketika menjadi Komandan Resimen (Danrem) di Pontianak, Marciano tegas menghukum anak buahnya ketika ada perpecahan antara TNI dan Polri. Lalu, saat menjabat sebagai Panglima Daerah Militer Jaya (Pangdam Jaya), Jenderal bintang tiga ini juga tegas memberi sanksi kepada anak buahnya yang melanggar hukum.

Kandidat kedua yang layak menggantikan George Toisutta adalah Letjen Budiman yang kini menjabat sebagai Wakasad. Poengky menilai jejak rekam Budiman cukup bagus.

Namun, Budiman sedikit ada kendala dengan keikutsertaannya dalam operasi Seroja. "Meskipun juga kami tidak mengerti di situ keterlibatan Budiman. Tapi paling tidak kita melihat operasi Seroja adalah operasi yang kejam. Saya kira itu perlu untuk diamati,?kata aktivis perempuan kolega almarhum Munir ini.

Bagaimana dengan Pramono? "Jujur saja, kami tidak melihat prestasi istimewa, kecuali bahwa dia adalah ipar presiden," katanya.
     
Secara terpisah, Kepala Dinas Penerangan TNI AD Brigjen TNI Wiryantoro NK berterimakasih atas perhatian kalangan lsm. "Tapi, posisi TNI AD hanya menunggu. Yang berwenang adalah bapak Presiden atas usulan Wanjakti Mabes TNI," katanya.

Jenderal bintang satu ini enggan mengomentari soal rekam jejak masing-masing calon di bidang HAM. "Saya kira, itu bukan ranah saya dan tidak tepat untuk bicara itu," tolaknya.(rdl)

Tidak ada komentar: