Jakarta (ANTARA News) - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menyatakan, para pemimpin negara di Asia harus memberi perhatian dan mengandalkan peran pemuda untuk menjadikan Asia sebagai pusat dunia baru dalam era globalisasi.

"Asia harus mengandalkan sumber kekuatan terbesarnya, yaitu pemuda," kata Yudhoyono ketika berpidato dalam Forum Ekonomi Dunia-Asia Timur (WEF-EA) di Jakarta, Minggu.

Menurut Yudhoyono, generasi muda saat ini berbeda dengan generasi muda pada periode sebelumnya. Generasi muda saat ini lebih terbuka, lebih kreatif, lebih aktif, dan lebih terhubung satu dengan yang lain.

Dia menyebut keterhubungan itu antara lain terjalin melalui Internet. Berbagai pilihan jejaring sosial saat ini menumbuhkan kesadaran lintas generasi, kesetiakawanan, empati, serta harapan bersama.

"Kita harus mendorong ini, bukan melarangnya," kata Yudhoyono.

Melalui keterhubungan itu, para pemimpin negara di Asia harus menyadari pentingnya pendidikan dan pelatihan bagi kaum muda, khususnya dalam bidang kewirausahaan.

"Jika kaum muda ini tumbuh menjadi wirausahawan, inovator, dan pelopor di bidang masing-masing, maka keuntungan bagi Asia sangat tak terhitung," katanya.

Hal yang sama juga oleh Perdana Menteri Singapura, Lee Hsien Loong. Dalam sesi diskusi bersama Presiden Yudhoyono, Lee Hsien Loong menyatakan pentingya generasi tua untuk mengenal generasi muda, termasuk mengenal cara mereka bergaul melalui internet.

"Paling tidak kita mengenal mereka dan tahu cara mengoperasikan sosial media," katanya.

Dengan begitu, katanya, para pemimpin akan mengetahui keunggulan generasi muda di negara masing-masing. Selain itu, para pemimpin akan mengetahui pelatihan yang tepat bagi pemuda untuk menjadikan Asia sebagai pusat dunia baru.
(T.F008)