BERBUAT BENAR ADALAH KEHARUSAN, BERBUAT TIDAK BENAR ADALAH KETIDAK HARUSAN

Sabtu, 11 Juni 2011

Demokrat Bantah Nazaruddin Mangkir

"KPK sudah maksimal. Tapi kan masih ada panggilan berikutnya."

VIVAnews - Mantan Bendahara Umum Partai Demokrat, Muhammad Nazaruddin, mangkir dari panggilan pertama Komisi Pemberantasan Korupsi.
"Bagi Demokrat, ada fakta hukum yang kurang menjadi perhatian publik di sini," kata Juru Bicara Dewan Pimpinan Pusat Partai Demokrat, Andi Nurpati, dalam perbincangan dengan VIVAnews.com, semalam.
Bahwa secara administratif, Nazaruddin belum menerima surat panggilan sebagai saksi dalam kasus pengadaan barang di Kementerian Pendidikan Nasional.  "Jadi kalau dia disebut mangkir, secara administratif belum ada bukti riil Pak Nazaruddin menerima undangan," kata

Andi Nurpati tidak menyalahkan KPK. Menurut Ketua Divisi Komunikasi Publik Demokrat ini, KPK sudah bertindak sesuai undang-undang yakni, mengirimkan surat panggilan ke alamat yang tertera. Tetapi sayangnya tidak diterima.

Kemudian, KPK melayangkan surat ke DPR, tempat Nazaruddin bekerja. Seperti yang sudah diketahui publik, Nazaruddin tidak berada di Jakarta melainkan sedang berobat di Singapura. "KPK sudah maksimal. Tapi kan masih ada panggilan berikutnya," kata politisi yang juga mantan anggota KPU ini.

Maka itu, Demokrat mengimbau agar KPK mencari solusi langkah yang inovatif. Karena dikhawatirkan panggilan lewat alamat rumah dan kantornya di DPR akan bernasib sama. "KPK harus melakukan upaya lain," ujar Andi.

Hingga sekitar pukul 17.00 WIB, KPK tidak mendapat pemberitahuan darimanapun atas ketidakhadiran Nazaruddin. KPK tidak mengetahui alasan ketidakhadiran Nazaruddin sebagai saksi kasus pengadaan barang senilai Rp142 miliar itu.

"Kami belum dapat konfirmasi dari manapun," kata juru bicara KPK, Johan Budi SP di kantor KPK, Jakarta Selatan, kemarin. Apakah ada konfirmasi dari Partai Demokrat? "Tidak ada. Belum ada."

Tidak ada komentar: