Jenewa (ANTARA News) - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono meminta semua negara dan penyedia lapangan pekerjaan untuk menghindari pemecatan buruh sehingga kehidupan para buruh lebih terjamin.

"Dari tujuh prioritas nasional yang kami susun, tiga diantaranya terkait langsung dengan jaminan pekerjaan. Pertama, kita melakukan semua yang mungkin untuk mencegah pemecatan," kata Yudhoyono ketika berpidato dalam sesi ke-100 Konferensi Organisasi Buruh Internasional (ILO) di Jenewa, Selasa.

Presiden menjelaskan, tujuh prioritas nasional itu diterapkan di Indonesia ketika terjadi krisis pada 2008.

Selain mencegah pemecatan, saat itu pemerintah juga memastikan jaminan terhadap sektor-sektor tertentu yang menyerap banyak tenaga kerja. Pemerintah kemudian melakukan penghitungan khusus untuk mencapai tujuan-tujuan pembangunan ekonomi.

Pada saat krisis, kata presiden, pemerintah selalu menyelaraskan kebijakan dengan pemerintah daerah, pihak swasta, dan pihak lain yang terkait.

Pemerintah juga bekerjasama dengan sejumlah serikat pekerja untuk menjaga sektor-sektor tertentu tetap berjalan dan menghindari pemecatan masal.

Menurut kepala negara, hal itu membuahkan hasil, yaitu bahwa antara 2008-2009 hanya 0,05 persen dari 116 juta pekerja di Indonesia kehilangan pekerjaan.

"Oleh karena itu, diantara negara-negara Asia dan bagian dunia yang lain, Indonesia adalah salah satu negara yang paling sedikit mengalami dampak buruk krisis," kata presiden.

Presiden Yudhoyono secara khusus menyinggung tentang pemuda.

Menurut dia, hampir setengah dari populasi dunia adalah mereka yang berusia di bawah 25 tahun. Mereka bisa memberikan sumbangan yang luar biasa untuk kesejahteraan bersama.

Untuk itu, katanya, sangat penting untuk menjaga para generasi muda tidak kehilangan pekerjaan.

Yudhoyono mengutip laporan ILO yang menyatakan, 81 juta dari 620 juta orang yang berusia antara 15-24 tahun telah kehilangan pekerjaan pada akhir 2009. Ini adalah angka tertinggi sejak 1991.

"Maka kita harus bekerjasama untuk mencegah peningkatan pengangguran diantara generasi muda," kata Yudhoyono.

Presiden Yudhoyono adalah salah satu kepala negara/pemerintahan yang berpidato dalam forum tersebut.

Sebelum Yudhoyono, Presiden Finlandia Tarja Kaaarina Halonen telah berpidato. Setelah Yudhoyono, Kanselir Jerman Angela Merkel dan Perdana Menteri Rusia Vladimir Putin juga akan berpidato.

Masing-masing kepala negara/pemerintahan menyampaikan pandangannya terkait dengan tema besar peringatan ke-100 Konferensi ILO itu yaitu "Buiding a future with decent work".