Jakarta (ANTARA News) - Pemerintah berharap para pebisnis yang hadir dalam Forum Ekonomi Dunia - Asia Timur (World Economic Forum on East Asia/WEF-EA) di Jakarta melakukan investasi di Indonesia dengan nilai sekira 10 miliar dolar Amerika Serikat (AS).

"Perusahaan-perusahaan besar seperti dari Korea, India dan Jepang diharapkan melakukan investasi baru hingga sekitar 10 miliar dolar AS," kata Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Gita Wirjawan, dalam pertemuan WEF-EA di Jakarta, Senin.

Ia menyebutkan, perusahaan besar, seperti Daihatsu, Toyota, dan Mitsubishi memberikan komitmen untuk memperluas dan melakukan investasi baru.

"Produsen ban Hankook juga akan melakukan investasi di Indonesia," katanya.

Menurut Gita, perluasan dan investasi baru itu akan memperluas kesempatan kerja bagi generasi muda. "Terkait dengan penyediaan tenaga kerja ini, pendidikan merupakan hal fundamental," katanya.

Jumlah peserta pertemuan Forum Ekonomi Dunia Asia Timur pada 12-13 Juni 2011 di Jakarta meningkat dibanding tahun lalu.

Direktur WEF untuk Asia, Sushant Palakurthi Rao, mengatakan pertemuan WEF-EA pada 2010 yang diselenggarakan di Vietnam dihadiri sekitar 450 peserta dari berbagai negara.

WEF-EA yang diselenggarakan di Jakarta pada 12-13 Juni 2011 diikuti lebih dari 600 peserta dari berbagai negara.

"Tahun lalu sekitar 450 peserta, sekarang lebih dari 600 peserta atau 42 persen lebih banyak dari penyelenggaraan tahun lalu di Vietnam," kata Sushant Palakurthi.

Ia mengatakan, meningkatnya jumlah peserta pertemuan WEF-EA ini menunjukkan antusiasme peserta terhadap kemajuan yang diraih oleh Indonesia selama beberapa tahun terakhir.

Indonesia terpilih sebagai tuan rumah pertemuan WEF-EA 2011, di mana merupakan lokasi yang ideal untuk pertemuan sekaligus perayaan peringatan ke-20 WEF Asia Timur karena posisinya sebagai Ketua Perhimpunan Bangsa-bangsa Asia Tenggara (ASEAN) pada 2011, perekonomian besar di kawasan Asia Timur dan anggota G-20.

Pertemuan WEF ini diikuti pemimpin pemerintahan, pelaku bisnis, masyarakat sipil dan akademisi. Tema yang diangkat dalam pertemuan ini adalah "Merespon Globalisasi Baru".