BERBUAT BENAR ADALAH KEHARUSAN, BERBUAT TIDAK BENAR ADALAH KETIDAK HARUSAN

Minggu, 12 Juni 2011

Laporan dari Athena Kuintet Dubes: 7 Tantangan Menuju Komunitas ASEAN

Eddi Santosa - detikNews

Athena - Sebanyak 5 Duta Besar di Athena menyampaikan pandangan mengenai pembentukan Komunitas ASEAN 2015. Mereka menggarisbawahi ada 7 tantangan yang perlu disikapi.

Pandangan tersebut disampaikan dalam seminar mengenai ASEAN bertema ASEAN Community in a Challenging World di Pusat Kebudayaan Universitas Indianapolis Athena, Yunani, (9/6/2011).

Seminar hasil kerjasama KBRI Athena dengan Universitas Indianapolis Athena itu menampilkan 5 Dubes sebagai pembicara dan dipandu oleh Ketua Jurusan Hubungan Internasional Universitas Indianapolis Prof. Panayotis Karafotias, demikian Sekretaris II Widya Sinedu kepada detikcom.

Kelima Dubes itu adalah Jozsef Toth (Hungaria), Tsewang Topden (India), Hiroshi Toda (Jepang), Preudtipong Kulthanan (Thailand) dan Ahmad Rusdi (Indonesia).

Secara umum para Dubes menggarisbawahi tantangan yang perlu disikapi menuju pembentukan Komunitas Bersama ASEAN 2015 antara lain kesenjangan ekonomi dan pembangunan, juga perbedaan sistem politik di antara negara anggota.

Selain itu juga perubahan iklim, keamanan maritim, bencana alam, kelangkaan energi dan pangan, serta ancaman keamanan non tradisional termasuk terorisme dan perdagangan manusia.

Meskipun demikian, para Dubes menilai ASEAN akan mampu memberikan kontribusi kolektif dalam penanganan berbagai isu dan tantangan tersebut, baik di tataran regional maupun global.

Dalam kaitan ini, ditekankan perlunya ASEAN berkoordinasi lebih erat dan lebih mengefektifkan mekanisme yang ada dalam menjembatani kesenjangan dan mengatasi berbagai tantangan tersebut.

Interdependensi dan Kerjasama

Dubes Hungaria Jozsef Toth mewakili Uni Eropa (UE) menjelaskan mengenai interdependensi dalam hubungan internasional dan tantangan yang bersifat lintas batas, sehingga memerlukan kerjasama lebih erat.

"Dalam konteks tersebut, Uni Eropa memandang perlu untuk meningkatkan kerjasama dengan ASEAN baik dalam kerangka ASEAN-UE maupun ASEM," ujar Toth.

Dubes India Tsewang Topden menekankan bahwa kerjasama dengan ASEAN merupakan fokus dari kebijakan Look East Policy dari India.

"Untuk ke depan kerjasama India dengan ASEAN dapat mengarah pada pembentukan East Asia Economic Community dengan ASEAN sebagai driving force (kekuatan penggerak, red)," harap Topden.

Dubes Thailand menekankan 3 hal penting agar ASEAN dapat mengatasi berbagai tantangan dalam pembentukan Komunitas ASEAN yaitu kredibilitas, sentralitas dan konektifitas.

Sedangkan Dubes Jepang memfokuskan pada kerjasama di bawah kerangka ekonomi dan sosial budaya, yang telah berjalan dengan baik melibatkan ASEAN termasuk dukungan kerjasama dalam mengatasi bencana alam tsunami di Jepang baru-baru ini.

Prioritas Indonesia

Sementara itu Dubes RI Ahmad Rusdi menyampaikan mengenai prioritas Indonesia selama menjadi Ketua ASEAN Tahun 2011 yaitu memastikan perwujudan Komunitas ASEAN 2015 melalui implementasi penuh cetak biru, yang bertumpu pada tiga pilar utama: politik-keamanan, ekonomi, dan sosial-budaya.

Di samping itu melanjutkan upaya pengembangan arsitektur kawasan untuk mewujudkan keseimbangan kawasan yang dinamis dan memulai pembahasan mengenai visi ASEAN pasca 2015, yaitu ASEAN Community in a Global Community of Nations (Komunitas ASEAN dalam Komunitas Global Bangsa-bangsa, red).

Rusdi juga menyampaikan hasil-hasil KTT ASEAN ke-18 di Jakarta (7-8/5/2011) berupa deklarasi mengenai Komunitas ASEAN dalam Komunitas Global Bangsa-Bangsa, pembentukan Institut Perdamaian dan Rekonsiliasi, dan penguatan kerjasama menanggulangi perdagangan manusia di Asia Tenggara.

Selain itu juga rencana Indonesia untuk menggelar Pertemuan Para Kepala Negara/Pemerintahan ASEAN ke-19 di Bali pada 14-16/11/2011 dengan ASEAN plus One, ASEAN plus Three (Cina, Jepang, dan Republik Korea) dan East Asia Summit (ASEAN, Cina, Jepang, Republik Korea, Selandia Baru, Australia, India dan keikutsertaan Rusia dan AS untuk pertama kalinya).

Sosialisasi

Rusdi yang pernah menjabat Kepala Bagian Penerangan di Sekretariat Nasional ASEAN, menganggap bahwa memasyarakatkan ASEAN di perwakilan merupakan kewajiban Dubes termasuk dirinya.

Terlebih Indonesia di tahun 2011 ini tengah menjabat Ketua ASEAN, sehingga langkah ke depan dan kemajuan yang telah diraih harus benar-benar disebarluaskan kepada masyarakat termasuk warga negara Indonesia di Yunani.

Dalam hal ini, lanjut Rusdi, Indonesia diharapkan dapat membawa arah perkembangan ASEAN menjadi organisasi yang dapat memberikan manfaat kepada masyarakat.

"Menjadikan ASEAN yang people oriented (berorientasi masyarakat,red) dan people centred (bertumpu pada kepentingan masyarakat, red)," pungkas Rusdi.
 

Tidak ada komentar: