Surabaya (ANTARA News) - Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Kepolisian Daerah Jawa Timur (Humas Polda Jatim), Kombes Pol Rachmat Mulyana, membantah adanya penangkapan teroris di Mojosulur, Kecamatan Mojosari, Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur, pada Sabtu (11/6).

"Bukan teroris, tapi itu debt collector yang diperintah pemilik rental mobil," katanya kepada ANTARA News di Surabaya, Minggu, menanggapi adanya informasi bahwa Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror menangkap terduga teroris di Mojokerto.

Menurut dia, Polres Mojokerto sudah memeriksa pemilik rental mobil bernama Santoso untuk memastikan tidak adanya penangkapan teroris, melainkan hanya kriminal murni.

"Santoso sudah mengaku bahwa dirinya memang menyuruh tujuh orang untuk menculik korban yang bernama Muhammad Andreas alias Fran (35)," katanya.

Informasi dari Humas Kepolisian Resort (Polres) Kabupaten Mojokerto menyebutkan bahwa para pelaku penculikan itu datang membawa satu unit mobil dan sepeda motor. Selain mengambil Fran, komplotan itu juga membawa anak dan isteri Fran.

"Menurut tetangganya, Fran memang baru sepekan mengontrak rumah itu. Sikap Fran memang tertutup dan tak pernah bergaul dengan tetangga, namun para tetangga memang mengenal Fran sebagai makelar jual beli mobil," kata Kepala Sub Bagian (Kasubbag) Humas Polres Mojokerto, AKP Lilik Achiril Ekawati.

Sebagian pelaku sempat memukul Fran berkali-kali di dalam dan di depan rumahnya sebelum dimasukkan ke dalam mobil para pelaku, sehingga Fran berteriak-teriak.

Diperkirakan karena panik dan takut dikeroyok warga, para pelaku juga berteriak ke warga untuk tidak mendekat sembari mengatakan bahwa Fran adalah teroris, sehingga warga desa setempat takut.