INILAH.COM, Jakarta - Aliansi Rakyat Miskin Indonesia (ARMI)
mendukung rencana pemerintah mencabut BBM bersubsidi. Pasalnya selama
ini penggunaan BBM bersubsidi banyak dinikmati oleh orang kaya.
Ironisnya,
pengguna BBM bersubsidi adalah orang kaya yang tinggal di Pulau Jawa
dan Bali. "BBM bersubsidi hanya dinikmati oleh orang kaya, dan yang
lebih konyol lagi, mereka adalah orang kaya yang ada dan tinggal di
Pulau Jawa dan Bali," kata Koordinator Aliansi Rakyat Miskin Indonesia
(ARMI) Andre Wahyudi, Senin (17/6/2013).
Diungkapkannya, berdasar
data Kementerian ESDM, diketahui bahwa sampai tahun 2012, konsumsi BBM
bersubsidi adalah Jawa-Bali (59 persen), Kalimantan (7 persen), Sumatera
(22 persen), NTB dan NTT (2 persen), Indonesia Timur (10 persen).
Sementara
sektor pengguna BBM bersubsidi meliputi kendaraan umum (9,82 persen),
angkutan barang (13,84 persen), usaha kecil (0,87 persen), nelayan (69
persen), transportasi air (2,90 persen).
"Total konsumsi sektor
tersebut adalah 28,12 persen. Artinya ada sekitar 71,88 persen BBM
bersubsidi dinikmati oleh orang kaya. Yakni para pemilik kendaraan
pribadi dan perusahaan-perusahaan besar yang bergerak dalam bidang
pertambangan, perkebunan dan kehutanan," jelasnya.
Menurutnya,
kebijakan pemerintah mencabut BBM bersubsidi dan menaikan harga BBM
dengan kompensasi pemberian jaminan sosial ekonomi bagi masyarakat
miskin, langkah tepat. Ia pun yakin BLSM akan melindunggi rakyat kecil
dan miskin dari dampak langsung kenaikan harga bbm bersubsidi.
"Nggak
cuma itu, masyarakat kecil juga akan mendapatkan alokasi subsidi yg
lebih tepat, yakni terkait pemenuhan kebutuhan dasar masyarakat,
pendidikan gratis, rumah sakit gratis dan ketersediaan pangan murah,"
ungkap Andre. [ton]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar