TRIBUNNEWS.COM, PONTIANAK - Ketua Umum Himpunan
Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi) Raja Sapta Oktohari, menilai pengusaha
dalam negeri mampu bersaing dengan pengusaha luar dalam menghadapi ASEAN
Economic Community (AEC) 2015. Apabila pengusaha mempunyai keyakinan
dan meningkatkan kualitas produk yang dihasilkan sama dengan produk
pesaing.
Okto mencontohkan, sepatu yang dikenakannya adalah produk Itali, jam
tangannya produk Swiss, tapi kemeka Batik yang dikenakan asli dari
produk dalam negeri dari Jogjakarta. Menurut dia, kenapa dirinya masih
memakai produk luar negeri, karena produk dalam negeri masih belum bisa
menciptakan kualitas yang sama dengan produk luar negeri.
"Pengusaha sepatu Indonesia belum mampu menciptakan kualitas yang
hampir sama, sedangkan kita butuh kenyamanan. Karena itu kita perlu
menciptakan produk yang bisa sama kualitasnya," ujarnya pada acara forum
bisnis sesi I dengan tema Sinergi Kebijakan Untuk Kapitalisasi Peluang
dalam Mewujudkan Optimisme Nasional Menyambut ASEAN Economic Community
(AEC) 2015.
Menurut Okto, permasalahan lainnya yang dihadapi pengusaha Indonesia
selama ini adalah kesulitan pada aspek perizinan, permodalan, dan
pemasaran. Dengan begitu diperlukan payung hukum yang sedang
diperjuangan Hipmi agar dalam waktu sebulan ini dapat diterbitkan
Keppres tentang pengusaha pemula, yang mengatur bagaimana pengusaha
memenuhi aspek legalitas, permodalan, dan pemasaran.
Okto mempunyai alasan, kenapa aspek permodalan masih diperlukan
payung hukumnya, sedangkan selama ini pemerintah telah meluncurkan
program Kredit Usaha Rakyat (KUR).
"Program KUR yang ada saat ini, bankable-nya tetap sama harus
mengikuti semua aturan perbankan. Kita bukan minta bungannya diturunkan
tapi akses permodalannya dipermudah," katanya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar