Jpnn
JAKARTA - Ketua DPR, Marzuki
Alie menyebut Taufiq Kiemas sebagai sosok politikus kawakan bahkan
legendaris. Menurut Marzuki, di dalam diri Taufiq yang berasal dari
dunia aktivis penuh idealisme tertanam rasa nasionalisme yang mendalam.
Itu pula yang terefleksikan ke dalam pilihan dan sikap perjuangan
Taufiq.
"Karena itulah dapat dipahami mengapa almarhum memiliki spektrum
pergaulan yang luas, bergaul dengan semua elemen bangsa yang plural,
tanpa memandang kelas atau strata ekonomi, etnisitas, agama, kesukuan
dan berbagai perbedaan primordial lainnya," kata Marzuki dalam pesan
singkat, Sabtu (8/6).
Dalam dunia politik, Marzuki menyebut Taufik sebagai sosok politikus
rasional yang akomodatif dan mengupayakan konsensus. Sikap dan pilihan
politiknya dilakukan dengan tetap menjunjung tinggi prinsip-prinsip
politik yang diyakininya. Komunikasi politiknya baik, dan bukan
merupakan sosok pendendam. Ia juga tidak segan memberi
pandangan-pandangan yang kontruktif terhadap generasi muda dan membuka
pintu bagi regenerasi politik secara rasional.
Dalam memimpin MPR, suami Megawati Soekarnoputri itu juga mempelopori
konsep dan sosialisasi Empat Pilar Kehidupan Berbangsa dan Bernegara.
"Ini merupakan tonggak penting bagi kita sebagai bangsa yang
ber-Pancasila. Almarhum juga mengajarkan ke kita semua taat konstitusi,
menjaga NKRI, dan kemajemukan bangsa (bhinneka tunggal ika)," ujar
Marzuki.
Politikus Partai Demokrat itu mengaku sangat kehilangan sosok Taufiq
yang ia sebut sebagai politikus besar yang nasionalis, bijak,
komunikatif, terbuka, humanis, kaya gagasan, dan yang selalu memikirkan
pentingnya regenerasi dan kualitas kepemimpinan politik.
Selain itu Taufiq juga merupakan sosok egailter, merakyat, terbuka,
inklusif, tidak eksklusif, dialogis, dan senantiasa berpikir mencari
jalan keluar yang konstruktif, tidak saja terhadap kebuntuan politik
tetapi juga bagi kebaikan bangsa dan negara. "Ini yang tidak bisa kita
lupakan juga dari almarhum," ujar Marzuki.
Secara pribadi Marzuki mempunyai pengalaman yang tidak terlupakan dengan
Taufiq. Saat itu mereka kehabisan dana untuk menyelesaikan Al Qur'an
ukiran khas Palembang yang terbuat dari kayu dan terbesar di dunia.
"Beliau memberikan bantuan atas nama lima orang, sehingga kami bisa
melanjutkan pekerjaan tersebut," terang dia.
Saat perjalanan bersama, Taufiq sangat peduli. Marzuki menceritakan,
Taufiq memberikan uang rial kepada istrinya untuk berbelanja. "Padahal
istri saya memang tidak suka belanja, mungkin dilihatnya tidak punya
uang," kata dia.
Marzuki pun mengajak generasi penerus untuk melanjutkan cita-cita mulia
Ketua MPR itu melalui kecintaan pada negeri ini, yang diaktualisasikan
dengan upaya nyata berpolitik secara rasional dilandasi semangat
kegotongroyongan semua elemen dalam membangun bangsa. (gil/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar