BERBUAT BENAR ADALAH KEHARUSAN, BERBUAT TIDAK BENAR ADALAH KETIDAK HARUSAN

Sabtu, 08 Juni 2013

Ini Kenangan Ketua DPR dengan Sosok Taufiq Kiemas

 Jpnn
JAKARTA - Ketua DPR, Marzuki Alie menyebut Taufiq Kiemas sebagai sosok politikus kawakan bahkan legendaris. Menurut Marzuki, di dalam diri Taufiq yang berasal dari dunia aktivis penuh idealisme tertanam rasa nasionalisme yang mendalam. Itu pula yang terefleksikan ke dalam pilihan dan sikap perjuangan Taufiq.

"Karena itulah dapat dipahami mengapa almarhum memiliki spektrum pergaulan yang luas, bergaul dengan semua elemen bangsa yang plural, tanpa memandang kelas atau strata ekonomi, etnisitas, agama, kesukuan dan berbagai perbedaan primordial lainnya," kata Marzuki dalam pesan singkat, Sabtu (8/6).

Dalam dunia politik, Marzuki menyebut Taufik sebagai sosok politikus rasional yang akomodatif dan mengupayakan konsensus. Sikap dan pilihan politiknya dilakukan dengan tetap menjunjung tinggi prinsip-prinsip politik yang diyakininya. Komunikasi politiknya baik, dan bukan merupakan sosok pendendam. Ia juga tidak segan memberi pandangan-pandangan yang kontruktif terhadap generasi muda dan membuka pintu bagi regenerasi politik secara rasional.

Dalam memimpin MPR, suami Megawati Soekarnoputri itu juga mempelopori konsep dan sosialisasi Empat Pilar Kehidupan Berbangsa dan Bernegara. "Ini merupakan tonggak penting bagi kita sebagai bangsa yang ber-Pancasila. Almarhum juga mengajarkan ke kita semua taat konstitusi, menjaga NKRI, dan kemajemukan bangsa (bhinneka tunggal ika)," ujar Marzuki.

Politikus Partai Demokrat itu mengaku sangat kehilangan sosok Taufiq yang ia sebut sebagai politikus besar yang nasionalis, bijak, komunikatif, terbuka, humanis, kaya gagasan, dan yang selalu memikirkan pentingnya regenerasi dan kualitas kepemimpinan politik.

Selain itu Taufiq juga merupakan sosok egailter, merakyat, terbuka, inklusif, tidak eksklusif, dialogis, dan senantiasa berpikir mencari jalan keluar yang konstruktif, tidak saja terhadap kebuntuan politik tetapi juga bagi kebaikan bangsa dan negara. "Ini yang tidak bisa kita lupakan juga dari almarhum," ujar Marzuki.

Secara pribadi Marzuki mempunyai pengalaman yang tidak terlupakan dengan Taufiq. Saat itu mereka kehabisan dana untuk menyelesaikan Al Qur'an ukiran khas Palembang yang terbuat dari kayu dan terbesar di dunia. "Beliau memberikan bantuan atas nama lima orang, sehingga kami bisa melanjutkan pekerjaan tersebut," terang dia.

Saat perjalanan bersama, Taufiq sangat peduli. Marzuki menceritakan, Taufiq memberikan uang rial kepada istrinya untuk berbelanja. "Padahal istri saya memang tidak suka belanja, mungkin dilihatnya tidak punya uang," kata dia.

Marzuki pun mengajak generasi penerus untuk melanjutkan cita-cita mulia Ketua MPR itu melalui kecintaan pada negeri ini, yang diaktualisasikan dengan upaya nyata berpolitik secara rasional dilandasi semangat kegotongroyongan semua elemen dalam membangun bangsa. (gil/

Tidak ada komentar: