BERBUAT BENAR ADALAH KEHARUSAN, BERBUAT TIDAK BENAR ADALAH KETIDAK HARUSAN

Senin, 17 Juni 2013

Jangan Adu Mahasiswa dengan Rakyat!

INILAH.COM, Makassar - Aksi mahasiswa Makassar yang menolak rencana penaikan harga bahan bakar minyak (BBM) belakangan sering dituding meresahkan masyarakat, mengganggu ketertiban umum dan bertindak anarkis.
Tudingan miring seperti ini bukan kali pertama saja bagi aktivis gerakan mahasiswa, sejak zaman Soeharto, mereka selalu jadi korban tudingan bahkan lebih dari itu mereka diculik dan dibunuh penguasa melalui alat negara.
"Antikritik dan kekerasan adalah watak dasar penguasa, untuk menghadapi mahasiswa maka caranya dengan menundukkan atau menghilangkannya," ujar mantan Ketua Umum PBHI Syamsuddin Radjab, Senin (17/6/2013).

Cara menundukkan, menurut Syamsuddin, melalu tekanan rektor dan aparatnya berupa pengancaman dan bahkan berupa pemecatan. Penangkapan, penganiayaan bahkan penyiksaan oleh aparat kepolisian dengan dalih provokator padahal aksi dan demo mahasiswa adalah hak dan bahkan kewajiban. Cara ketiga dengan membenturkan aksi mahasiswa dengan preman yang biasanya.

"Memancing mahasiswa untuk anarkis dan cara terakhir menyogok tokoh mahasiwa seperti paket jalan-jalan ke Afrika Selatan," kata Ollenk, sapaan akrabnya.

Sementara cara menghilangkannya dilakukan jika cara penundukan gagal seperti penembakan misterius, penghilangan paksa dan pembunuhan dengan cara meracuni seperti kasus Munir.

Reformasi adalah anak kandung yang dilahirkan gerakan mahasiswa untuk merontokkan penguasa otoriter Soeharto. Masyarakat saat ini bebas memilih tanpa intimidasi buah dari aksi mahasiswa, rektor bebas dipilih, polisi pisah daru TNI, otonomi daerah yg dibanggakan saat ini adalah hasil dari aksi mahasiwa.

"Lalu kenapa masyarakat, polisi dan rektor itu tib-tiba sangat anti dengan aksi mahasiswa. Inilah pembentukan opini sesat oleh pemerintah untuk menjelekkan aksi mahasiswa demi kepentingan penguasa," tekan dosen UIN Alauddin Makassar ini.

Penolakan rencana penaikan harga BBM itu tentu miliki argumentasi yang logis. Tapi tudingan aksi mahasiswa mengganggu masyarakat, bahkan masyarakat melawan pasti merupakan opini sesat penguasa dan rekayasa aparat keamanan.

"Masyarakat jangan diadu dengan mahasiswa, rektor jangan jadi alat pemuas penguasa dan mahasiwa tetap aksi dalam koridor dan etika demi kepentingan rakyat," tandas pengurus PSSI ini. [man]

Tidak ada komentar: