Mega Putra Ratya - detikNews
Jakarta - Menko Polhukam Djoko Suyanto membenarkan
bahwa kericuhan di KJRI Jeddah terjadi akibat ulah provokasi. Oleh
karena itu, Djoko mengimbau agar tidak ada TKI yang melakukan provokasi
dan juga terprovokasi saat mengurus surat pengganti laksana paspor
(SPLP).
"Kepada teman-teman yang berada di Saudi agar tidak
melakukan provokasi yang tidak benar, karena isu ditutupnya proses
tersebut pada Minggu lalu sangat disesalkan dan bohong," imbau Djoko
dalam jumpa pers di kantornya, Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta,
Selasa (11/6/2013).
Djoko menegaskan pendaftaran pengurusan
dokumen SPLP masih dibuka hingga tanggal 30 Juni 2013. Para TKI diminta
bersabar dalam melakukan proses tersebut.
"Apabila mereka sabar pendaftaran dan tertib, antre. Waktunya masih panjang," harapnya.
Kerusuhan
di KJRI Jeddah terjadi ketika TKI yang hendak mengurus surat pengganti
laksana paspor (SPLP) mengamuk lantaran loket tiket yang harusnya dibuka
pukul 15.00 waktu setempat tak kunjung dibuka. Sejumlah TKI yang
mulanya mengantre rapi mulai membakar pembatas antrean dan melempari
kantor KJRI dengan batu.
Duta Besar Republik Indonesia untuk Arab
Saudi, Gatot Abdullah Mansyur, menduga ada provokator yang menyulut
emosi para TKI overstayer. Provokator itu menyebarkan informasi bahwa
hari Minggu (9/6) menjadi hari terakhir pengurusan SPLP.
Padahal
sesuai jadwal, pengurusan akan berakhir 3 Juli mendatang. Pengurusan
SPLP ini terkait dengan Amnesti yang dikeluarkan pemerintah Arab Saudi
agar para pekerja mengurus dokumen izin kerja atau segera pergi dari
Arab Saudi sebelum tenggat waktu yang ditentukan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar