RMOL. Salah satu misi utama pemerintahan Presiden Joko Widodo
yang berkiblat pada pembangunan maritim adalah mencegah dan menindak
tegas aksi pencurian ikan oleh kapal-kapal asing. Namun sampai sekarang,
janji itu masih dianggap "gertak sambal" belaka.
Siang tadi,
Menteri Kelautan dan Perikanan, Susi Pudjiastuti, mengakui, secara
pribadi sangat ingin menenggelamkan kapal-kapal asing yang mencuri ikan
di perairan Indonesia. Penenggelaman dapat dilakukan setelah awak kapal
diciduk.
"Saya pribadi ingin tenggelamkan. Kita berhak tidak
tenggelamkan? Kalau berhak, tenggelamkan saja. Apalagi di dalamnya ada
kejahatan kemanusiaan. Ada anak-anak kecil yang dipakai dalam praktik
pencurian ikan. Dan di dalamnya masih banyak kejahatan lain," tegas Susi
dalam acara Chief Editors Meeting di Gedung Mina Bahari III, Jakarta,
Senin siang (1/12).
"Penenggelaman ini salah satu efek psikologis
terbaik yang bisa kita berikan. Daripada mereka balik-balik lagi. Dan
negara asal mereka juga katakan ini (pencurian ikan) enggak benar,"
tambah Susi.
Dalam acara tersebut hadir pula Direktur Jenderal
Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan, Asep Burhanudin. Menteri
Susi meminta Asep langsung memberikan penjelasan kepada para pimpinan
media massa yang hadir.
Asep menyebutkan Pasal 69 ayat 4 pada UU
Perikanan yang mengatur bahwa penyidik dan pengawas perikanan dapat
melakukan tindakan khusus (termasuk menenggelamkan kapal) bila ditemukan
cukup bukti permulaan tindak pencurian ikan.
"Hanya persoalannya
demikian. Kita sudah punya standar operasional. Ada aturan tertentu
agar kita dapat melakukan penghentian dan pemeriksaan kapal. Misalnya,
kita sudah kasih isyarat lewat pengeras suara. Kalau mereka berhenti ya
enggak masalah. Kita periksa dan bikin laporan pemeriksaan," ujarnya
Kalau kapal-kapal asing itu kabur, patroli PSDKP akan mengeluarkan peluru hampa sebagai shock therapy.
Kalau kapal itu tak juga berhenti, petugas patroli boleh menembak sisi
kanan-kiri kapal. Dan kalau tidak berhenti juga, maka akan ditembak.
"Masalahnya,
senjata yang kita punya berkaliber 12,7 milimeter. Sampai habis peluru
kita itu kapal enggak akan tengelam. Paling cuma bolong-bolong," ungkap
Asep.
Selain itu, dari sisi keselamatan, petugas patroli harus
mengutamakan awak sendiri karena biasanya kapal pencuri ikan beroperasi
dalam jumlah lebih banyak.
"Lagipula mengejar kapal ini bukan seperti mengejar angkot, langsung berhenti. Mengejar kapal ini bisa seharian," ungkap Asep.
Menambahkan
penjelasan dari Dirjen PSDKP, Menteri Susi Pudjiastuti mengatakan bahwa
kapal-kapal asal Australia paling sulit untuk ditenggelamkan karena
teknologi yang mereka miliki sangat canggih.
Selain itu, Susi juga menyesalkan para pencuri ikan itu masih dilindungi oleh "tangan-tangan di dalam negeri".
"Mereka juga yang melindungi pengusaha-pengusaha Thailand atau Vietnam ini," tandasnya. [ald]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar