TRIBUNNEWS.COM, BANDUNG - Dugaan
adanya manipulasi dan penggelembungan database tenaga kerja honorer
kategori 2 (K2) di lingkungan Pemkab Bandung Barat bergulir makin
kencang.
Selain soal manipulasi dan penggelembungan data, oknum di Badan
Kepegawaian Daerah (BKD) KBB juga mulai disebut-sebut memungut uang
puluhan juta rupiah dari para tenaga honorer.Salah seorang tenaga honorer K2, Jefri (bukan nama sebenarnya) mengaku sempat diminta oleh oknum tersebut untuk menyetorkan sejumlah uang hingga puluhan juta rupiah. Namun karena dia tidak mampu memenuhi permintaan oknum di BKD tersebut, namanya pun hilang dan tidak tercantum dalam database calon peserta tes CPNS.
"Padahal saya sudah sekitar tujuh tahun mengabdi. Tapi karena tidak mau bayar, nama saya tidak terdaftar," ujar pria 36 tahun itu kepada wartawan di Ngamprah, Kamis (31/10/2013).
Belum habis kekecewaannya, ia justru dikagetkan dengan kabar yang mencengangkan karena beberapa rekannya yang baru mengabdi sejak 2010 bahkan ada yang baru mengabdi selama setahun atau dua tahun, justru masuk ke dalam database calon peserta tes CPNS tersebut. Ia menduga kuat beberapa rekannya masuk database karena menyetorkan uang meski sebenarnya belum memenuhi persyaratan.
"Jadi jelas memang ada manipulasi, lihat saja nama-nama ini dan tahun mereka masuk kerja," kata Jefri sambil menunjukkan berkas yang berisi nama-nama tenaga kerja honorer yang dibawanya.
Pria yang saat ini bertugas di Sekretariat Daerah (Setda) Pemkab KBB ini menyebutkan uang yang diminta oleh oknum tersebut kepada para tenaga kerja honorer jumlahnya cukup fantastis. Nominalnya bervariasi, mulai dari Rp 15 juta hingga Rp 90 juta.
"Ada teman yang diminta bayar Rp 30 juta, Rp 40 juta. Tapi katanya ada juga yang bayar hingga Rp 90 juta. Paling kecil bayar Rp 15 juta," jelas dia seraya mengatakan soal setoran uang tersebut sudah menjadi rahasia umum di kalangan tenaga honorer Pemkab KBB.
Salah seorang tenaga honorer yang enggan disebutkan namanya mengaku sangat kaget ketika mengetahui ada nama-nama tidak dikenal yang tiba-tiba muncul menjadi peserta tes CPNS.
"Banyak nama baru yang muncul, padahal kami tidak pernah melihat mereka ngehonor. Kemungkinan mereka bayar, katanya hingga Rp 90 juta," ujar sumber tadi.
Kepala BKD KBB, Wawan Herawan membantah tudingan yang menyebutkan pihaknya meminta para tenaga honorer untuk menyetorkan uang agar nama mereka masuk dalam database peserta tes CPNS. Ia menyebut, tuduhan itu sama sekali tidak berdasar karena pihaknya sama sekali tidak pernah meminta uang kepada para tenaga honorer dengan iming-iming janji tertentu.
Wawan justru menyalahkan sekaligus menyayangkan jika benar ada tenaga honorer K2 yang menyetorkan sejumlah uang kepada pihak-pihak yang mengatasnamakan pegawai BKD. Ia menyebut, mereka telah menjadi korban pihak yang tidak bertanggung jawab akibat mudah percaya terhadap oknum-oknum yang mencari keuntungan.
"Tidak benar kalau kami memungut uang terhadap tenaga honorer. Kalau mereka sudah menyetor uang dan merasa dirugikan sebaiknya adukan saja kepada pihak berwajib," ujar Wawan saat dihubungi wartawan melalui ponselnya, Kamis (31/10).(zam)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar