Ferdinan - detikNews
Jakarta - Jenderal Hoegeng memang pantas bila disebut
menjadi teladan. Bayangkan, fasilitas negara yang dianggapnya mewah dan
membuat dia jauh dari teman-temannya dia tolak. Salah satunya soal
pengawal.
Hoegeng menolak fasilitas pengawalan sejak menjadi
menteri sekretaris presidium, kemudian menjadi kepala jawatan Imigrasi,
hingga saat dia menjadi Kapolri. Coba bayangkan bila banyak pejabat kita
bermental seperti Hoegeng.
"Hoegeng tidak memerlukan pengawal
pribadi di rumah dan di kantor," kata Hoegeng kepada sekretarisnya
Sudharto atau Dharto seperti dikutip dari buku Suhartono 'Hoegeng:
Polisi dan Menteri Teladan' terbitan PT Kompas Media Nusantara, Senin
(18/11/2013).
Saat itu Dharto baru menjabat sebagai sekretaris
Hoegeng dan baru saja menemui Kepala Biro Administrasi dan Organisasi
Setneg, Sarojo Hanggoro. Dharto diberitahu hak-hak Hoegeng oleh
Hanggoro, dan dia menyampaikannya kepada Hoegeng.
"Hidup Hoegeng
berserah saja, tak perlu dikawal-kawal. Kalau Hoegeng mau mati ya mati
saja. Tidak usah pakai pengawa atau penjaga rumah," tambah Hoegeng.
Menurut
dia, pengawal yang berjaga di depan pos jaga di rumah pun tak
diperlukan. Pengawal itu justru akan membuat teman-temannya sungkan
bersilaturahmi.
"Nanti teman-teman, tidak ada yang berani ke rumah karena harus lapor-lapor dulu," tutur Hoegeng.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar