INILAH.COM, Jakarta - Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki
Tjahaja Purnama mengatakan untuk sementara Pemerintah Provinsi DKI
Jakarta menghentikan proyek pengerukan Waduk Pluit, Jakarta Utara.
Pria yang akrab disapa Ahok itu menjelaskan, dihentikannya pengerukan waduk yang berada di kawasan Penjaringan, Jakarta Utara itu karena masih banyaknya permukiman warga yang berada di sebelah kanan waduk. Sehingga jika dilanjutkan, dikhawatirkan rumah warga akan roboh.
"Kita enggak berani keruk lebih dalam, takut robohin rumah warga di sisi kanan waduk, sementara rumah susun untuk menampung belum siap. Untuk sementara mereka kan ingin tinggal dekat situ. Kalau kita sikat, roboh, bisa mati orang lho. Makanya, orang bilang kita tidak manusiawi. Justru karena kami manusiawi, dia malah ngelunjak sama kami," jelasnya, Senin (18/11/2013).
Ahok melanjutkan, selain khawatir akan merobohkan rumah warga, penghentikan pengerukan Waduk Pluit juga dikarenakan kontrak kerjanya sudah selesai.
"Itu kan karena memang kerja 20 persen. Dia kan hitungannya perbuangan kubik. Kalau sudah kontraknya selesai, ya kita enggak bisa lagi," katanya.
Mantan Bupati Belitung Timur itu melanjutkan, pengerukan bisa dilanjutkan tahun depan sambil menunggu anggaran cair.
"Kalau enggak ada anggaran tahun depan, kita bisa kerja sama dengan swasta. Bukan masalah keruk waduk. Banyak perusahaan swasta yang minta. Tapi, masalahnya itu mindahin orang yang tinggal di situ," tandasnya.[bay]
Pria yang akrab disapa Ahok itu menjelaskan, dihentikannya pengerukan waduk yang berada di kawasan Penjaringan, Jakarta Utara itu karena masih banyaknya permukiman warga yang berada di sebelah kanan waduk. Sehingga jika dilanjutkan, dikhawatirkan rumah warga akan roboh.
"Kita enggak berani keruk lebih dalam, takut robohin rumah warga di sisi kanan waduk, sementara rumah susun untuk menampung belum siap. Untuk sementara mereka kan ingin tinggal dekat situ. Kalau kita sikat, roboh, bisa mati orang lho. Makanya, orang bilang kita tidak manusiawi. Justru karena kami manusiawi, dia malah ngelunjak sama kami," jelasnya, Senin (18/11/2013).
Ahok melanjutkan, selain khawatir akan merobohkan rumah warga, penghentikan pengerukan Waduk Pluit juga dikarenakan kontrak kerjanya sudah selesai.
"Itu kan karena memang kerja 20 persen. Dia kan hitungannya perbuangan kubik. Kalau sudah kontraknya selesai, ya kita enggak bisa lagi," katanya.
Mantan Bupati Belitung Timur itu melanjutkan, pengerukan bisa dilanjutkan tahun depan sambil menunggu anggaran cair.
"Kalau enggak ada anggaran tahun depan, kita bisa kerja sama dengan swasta. Bukan masalah keruk waduk. Banyak perusahaan swasta yang minta. Tapi, masalahnya itu mindahin orang yang tinggal di situ," tandasnya.[bay]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar