Oleh :
Rochimawati, Mohammad Yudha Prasetya
Executive Officer PT Citilink Indonesia.
Pengunduran diri Albert disampaikan dalam jumpa pers yang berlangsung di Menara Citicon, Jakarta, Jumat 30 Desember 2016.
"Jadi melihat perkembangan semua ini, dan dampak yang telah diberikan
oleh masalah ini kepada Citilink, saya secara personal merasa
bertanggung jawab atas hal ini. Kami bersama tim bertanggung jawab dan
karena itu saya mengajukan pengunduran diri dari Citilink," kata
Albert.
Sebelumnya diberitakan, Rabu 28 Desember 2016, penumpang pesawat
Citilink dengan nomor penerbangan QG 800 jurusan Surabaya - Jakarta
batal terbang tepat waktu, akibat pilot yang menyampaikan pesan sebelum take off dalam nada bicara ngelantur diduga seperti orang mabuk.
Penumpang yang merasa kenyamanannya terganggu, menuntut kepada kru
pesawat Citilink untuk menunda penerbangan dan mengganti pilot yang
diduga mabuk tadi.
Kesaksian dari beberapa penumpang, selain nada bicara yang ngelantur
dan didengarkan oleh semua penumpang, ada yang melihat sosok pilot yang
berjalan limbung masuk ke kokpit pesawat. Akibat ketidaknyamanan ini,
penumpang harus menunggu lebih lama lagi di bandara Juanda Surabaya.
Pihak Citilink juga telah melakukan pemutusan hubungan kerja pilot
tersebut, hal itu dilakukan dalam upaya maskapai untuk memprioritaskan
kenyamanan dan keselamatan penumpang.
“Manajemen Citilink memohon maaf atas kejadian yang tidak menyenangkan tersebut,” kata Albert.
Blog ini merupakan kumpulan berita dari berbagai media elektronik, terutama yang berkaitan dengan langkah-langkah nyata dari seseorang/lembaga dalam rangka menegakan kebenaran, dan semoga blog ini akan berguna bagi pembaca.
BERBUAT BENAR ADALAH KEHARUSAN, BERBUAT TIDAK BENAR ADALAH KETIDAK HARUSAN
Jumat, 30 Desember 2016
KPK tangkap Bupati Klaten
Pewarta: Desca Lidya
Jakarta (ANTARA News) - KPK melakukan Operasi Tangkap Tangan (OTT) terhadap Bupati Klaten Sri Hartini.
"Benar salah satunya (Bupati Klaten)," kata Ketua KPK Agus Rahardjo melalui pesan singkat di Jakarta, Jumat.
Agus dikonfirmasi mengenai penangkapan Sri Hartini.
Namun Agus belum menjelaskan siapa saja pihak lain yang diamankan dan kasus apa yang melilit mantan Wakil Bupati Klaten itu.
Sri Hartini adalah istri dari mantan Bupati Klaten Haryanto Wibowo, politisi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) yang ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus proyek pengadaan buku paket tahun ajaran 2003/2004 senilai Rp 4,7 miliar dan kasus penggunaan dana anggaran pendapatan belanja daerah untuk perjalanan ke luar negeri.
"Informasi lain masih akan kami sampaikan berikutnya," kata Juru Bicara KPK Febri Diansyah.
KPK punya waktu 1x24 jam untuk menentukan status tersangka sejak OTT.
Jakarta (ANTARA News) - KPK melakukan Operasi Tangkap Tangan (OTT) terhadap Bupati Klaten Sri Hartini.
"Benar salah satunya (Bupati Klaten)," kata Ketua KPK Agus Rahardjo melalui pesan singkat di Jakarta, Jumat.
Agus dikonfirmasi mengenai penangkapan Sri Hartini.
Namun Agus belum menjelaskan siapa saja pihak lain yang diamankan dan kasus apa yang melilit mantan Wakil Bupati Klaten itu.
Sri Hartini adalah istri dari mantan Bupati Klaten Haryanto Wibowo, politisi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) yang ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus proyek pengadaan buku paket tahun ajaran 2003/2004 senilai Rp 4,7 miliar dan kasus penggunaan dana anggaran pendapatan belanja daerah untuk perjalanan ke luar negeri.
"Informasi lain masih akan kami sampaikan berikutnya," kata Juru Bicara KPK Febri Diansyah.
KPK punya waktu 1x24 jam untuk menentukan status tersangka sejak OTT.
Rabu, 28 Desember 2016
Keluarga Ir Dodi Apresiasi Polisi yang Tangkap Perampok Pulomas
Galang Aji Putro - detikNews
Jakarta - Polisi berhasil menangkap 2 dari 4 pelaku pembunuhan sadis yang menewaskan 6 orang di Pulomas, Jakarta Timur. Salah satu pelaku yang tertangkap berhasil dilumpuhkan pihak kepolisian karena mengadakan perlawanan saat akan ditangkap.
Arinza (41), kakak ipar almarhum Dodi Triono yang mewakili keluarga korban mengaku bersyukur atas penangkapan pelaku dan mengapresiasi kinerja polisi. Dirinya berharap, pihak kepolisian segera mengungkap motif pembunuhan tersebut.
"Alhamdulillah. Kami tahu penangkapan itu dari pemberitaan. Kami berharap semoga motif kejadian itu cepat terungkap. Tentu kami sangat mengapresiasi kinerja kepolisian. Pihak keluarga sangat bersyukur," jawab Arinza menanggapi pertanyaan wartawan di RS Kartika Pulomas, Jakarta Timur, Rabu (28/12/2016).
Arinza menyebutkan, putri almarhum Dodi Triono yang selamat dari aksi pembunuhan saat ini masih dalam pemulihan. Hal itu diperlukan agar putri korban bisa dimintai keterangan mengenai suasana kejadian.
"Kalau luka fisik, enggak ada masalah. Tapi ya perlu waktu untuk pemulihan psikologi. Dia bisa diajak ngobrol, tapi belum banyak. Pihak rumah sakit masih melakukan penanganan. Keluarga juga terus support. Kan kita butuh banyak keterangan dari dia," imbuhnya.
Pihak keluarga korban mengaku tidak mengetahui motif pembunuhan. Arinza mengungkapkan, almarhum Dodi Triono tidak meiliki musuh semasa hidupnya.
"Kami enggak ngerti soal motif. Kami serahkan kepada kepolisian. Almarhum itu nggak punya musuh. Kalau teman ada banyak. Korban sering kok bikin open house di rumahnya," jelas Arinza.
Hingga saat ini, pihak keluarga almarhum Dodi Triono masih terkejut dengan tragedi pembunuhan ini. Pihaknya juga belum mengadakan komunikasi lebih lanjut dengan pihak keluarga korban lainnya.
"Kami masih shock. Saat ini belum ada komunikasi lagi dengan keluarga korban yang lain. Kemarin sudah. Tapi kami tetap saling support," pungkasnya.
Jakarta - Polisi berhasil menangkap 2 dari 4 pelaku pembunuhan sadis yang menewaskan 6 orang di Pulomas, Jakarta Timur. Salah satu pelaku yang tertangkap berhasil dilumpuhkan pihak kepolisian karena mengadakan perlawanan saat akan ditangkap.
Arinza (41), kakak ipar almarhum Dodi Triono yang mewakili keluarga korban mengaku bersyukur atas penangkapan pelaku dan mengapresiasi kinerja polisi. Dirinya berharap, pihak kepolisian segera mengungkap motif pembunuhan tersebut.
"Alhamdulillah. Kami tahu penangkapan itu dari pemberitaan. Kami berharap semoga motif kejadian itu cepat terungkap. Tentu kami sangat mengapresiasi kinerja kepolisian. Pihak keluarga sangat bersyukur," jawab Arinza menanggapi pertanyaan wartawan di RS Kartika Pulomas, Jakarta Timur, Rabu (28/12/2016).
Arinza menyebutkan, putri almarhum Dodi Triono yang selamat dari aksi pembunuhan saat ini masih dalam pemulihan. Hal itu diperlukan agar putri korban bisa dimintai keterangan mengenai suasana kejadian.
"Kalau luka fisik, enggak ada masalah. Tapi ya perlu waktu untuk pemulihan psikologi. Dia bisa diajak ngobrol, tapi belum banyak. Pihak rumah sakit masih melakukan penanganan. Keluarga juga terus support. Kan kita butuh banyak keterangan dari dia," imbuhnya.
Pihak keluarga korban mengaku tidak mengetahui motif pembunuhan. Arinza mengungkapkan, almarhum Dodi Triono tidak meiliki musuh semasa hidupnya.
"Kami enggak ngerti soal motif. Kami serahkan kepada kepolisian. Almarhum itu nggak punya musuh. Kalau teman ada banyak. Korban sering kok bikin open house di rumahnya," jelas Arinza.
Hingga saat ini, pihak keluarga almarhum Dodi Triono masih terkejut dengan tragedi pembunuhan ini. Pihaknya juga belum mengadakan komunikasi lebih lanjut dengan pihak keluarga korban lainnya.
"Kami masih shock. Saat ini belum ada komunikasi lagi dengan keluarga korban yang lain. Kemarin sudah. Tapi kami tetap saling support," pungkasnya.
Jalan tol Jakarta-Cikampek macet parah
Pewarta: M. Ali Khumaini
Purwakarta (ANTARA News) - Lalu lintas kendaraan di jalan tol dari arah Jakarta menuju Cikampek macet parah menyusul penutupan sementara jalan Tol Cipularang pada Rabu.
Kendaraan yang melalui jalan tol itu sudah padat sejak memasuki wilayah Karawang dan mulai tersendat di Kilometer 56 Jalan Tol Jakarta-Cikampek.
Selepas Kilometer 56 menuju Cikampek, para pengendara mobil hanya bisa memacu kendaraan dengan kecepatan lima sampai sepuluh kilometer per jam. Antrean kendaraan yang macet panjangnya hingga 10 kilometer.
Sejak pagi hingga siang Kilometer 56 hingga kilometer 66 jalan Tol Jakarta-Cikampek macet
Di kilometer 66 yang merupakan titik pertemuan arus antara Jalan Tol Jakarta-Cikampek dengan Tol Cipularang, kendaraan tidak bergerak karena petugas menutup jalan Tol Cipularang.
Petugas Patroli Jalan Raya mengatur lalu lintas kendaraan di titik penutupan jalan Tol Cipularang, namun tidak mengalihkan arus kendaraan ke jalan alternatif.
Para pengendara yang menuju ke Bandung banyak yang harus keluar gerbang Tol Cikampek untuk dampak menghindari penutupan jalan Tol Cipularang.
Setelah keluar Gerbang Tol Cikampek, para pengendara yang menuju Bandung harus melewati jalan arteri Purwakarta-Bandung.
Mulyana, warga Bekasi yang akan ke Bandung, terjebak macet beberapa jam di jalan Tol Jakarta-Cikampek.
"Ya saya sudah terjebak macet di sini sekitar 3-4 jam," kata Mulyana, yang sudah masuk Tol Jakarta-Cikampek di wilayah Bekasi sejak pukul 07.00 WIB dan baru bisa keluar dari kemacetan pukul 11.00 WIB.
PT Jasa Marga dalam siaran persnya pada Rabu pagi menyatakan bahwa arus lalu lintas mengarah ke jembatan Cisomang Tol Cipularang padat karena ada penutupan sementara jalan Tol Cipularang.
Purwakarta (ANTARA News) - Lalu lintas kendaraan di jalan tol dari arah Jakarta menuju Cikampek macet parah menyusul penutupan sementara jalan Tol Cipularang pada Rabu.
Kendaraan yang melalui jalan tol itu sudah padat sejak memasuki wilayah Karawang dan mulai tersendat di Kilometer 56 Jalan Tol Jakarta-Cikampek.
Selepas Kilometer 56 menuju Cikampek, para pengendara mobil hanya bisa memacu kendaraan dengan kecepatan lima sampai sepuluh kilometer per jam. Antrean kendaraan yang macet panjangnya hingga 10 kilometer.
Sejak pagi hingga siang Kilometer 56 hingga kilometer 66 jalan Tol Jakarta-Cikampek macet
Di kilometer 66 yang merupakan titik pertemuan arus antara Jalan Tol Jakarta-Cikampek dengan Tol Cipularang, kendaraan tidak bergerak karena petugas menutup jalan Tol Cipularang.
Petugas Patroli Jalan Raya mengatur lalu lintas kendaraan di titik penutupan jalan Tol Cipularang, namun tidak mengalihkan arus kendaraan ke jalan alternatif.
Para pengendara yang menuju ke Bandung banyak yang harus keluar gerbang Tol Cikampek untuk dampak menghindari penutupan jalan Tol Cipularang.
Setelah keluar Gerbang Tol Cikampek, para pengendara yang menuju Bandung harus melewati jalan arteri Purwakarta-Bandung.
Mulyana, warga Bekasi yang akan ke Bandung, terjebak macet beberapa jam di jalan Tol Jakarta-Cikampek.
"Ya saya sudah terjebak macet di sini sekitar 3-4 jam," kata Mulyana, yang sudah masuk Tol Jakarta-Cikampek di wilayah Bekasi sejak pukul 07.00 WIB dan baru bisa keluar dari kemacetan pukul 11.00 WIB.
PT Jasa Marga dalam siaran persnya pada Rabu pagi menyatakan bahwa arus lalu lintas mengarah ke jembatan Cisomang Tol Cipularang padat karena ada penutupan sementara jalan Tol Cipularang.
Selasa, 27 Desember 2016
Evaluasi APBD DKI 2017, Kemendagri Coret Anggaran Fasilitas Tambahan DPRD
Ahmad Ziaul Fitraudin - detikNews
Jakarta - Kemendagri mengevaluasi rancangan APBD DKI 2017. Hasilnya, Kemendagri mencoret anggaran untuk fasilitas tambahan untuk anggota DPRD DKI dari APBD DKI Jakarta.
"Ya itu diputus tadi. Ya udah di-delete, enggak pakai anggaran. BBM, asuransi, service terus dengan supir," kata Sekretaris DPRD DKI Muhammad Yuliadi di Balai Kota DKI Jakarta, Jl Merdeka Selatan, Jakarta, Selasa (27/12/2016).
Yuliadi menuturkan, anggaran yang dibatalkan pihak Kemendagri hanya yang berkaitan dengan fasilitas tambahan anggota DPRD DKI. Sementara anggaran perawatan rutin gedung tetap masuk APBD DKI 2017.
"Itu saja yang untuk service kendaraan, asuransi, BBM dengan supir. CCTV enggak masalah, yang rutin-rutin gitu enggak masalah. Kalau itu perawatan, itu rutin enggak masalah. yang sifatnya untuk pelayanan itu harus berjalan," jelas Yuliadi.
Yuliadi mengatakan, Kemendagri membatalkan anggaran tersebut karena dianggap tidak sesuai dengan Rencana Kerja Perangkat Daerah (RKPD). Dari hasil tersebut, Kemendagri memotong alokasi dana sebesar Rp 14 miliar.
Meski demikian, rencana anggaran tersebut masih bisa masuk kembali ke dalam anggaran di 2018 nanti. Namun perlu payung hukum yang jelas untuk mendaftarkan kembali di APBD 2018 mendatang.
"Dalam perencanaan 2018 itu akan dimasukan, hanya diundurkan saja. Kita akan menunggu payung hukum," pungkas Yuliadi.
Sebelumnya dalam APBD 2017, Sekretariat DPRD DKI menganggarkan dana belanja sebesar Rp 194 miliar. Dana tersebut termasuk pos belanja langsung dan tidak langsung DPRD DKI di 2017.
Jakarta - Kemendagri mengevaluasi rancangan APBD DKI 2017. Hasilnya, Kemendagri mencoret anggaran untuk fasilitas tambahan untuk anggota DPRD DKI dari APBD DKI Jakarta.
"Ya itu diputus tadi. Ya udah di-delete, enggak pakai anggaran. BBM, asuransi, service terus dengan supir," kata Sekretaris DPRD DKI Muhammad Yuliadi di Balai Kota DKI Jakarta, Jl Merdeka Selatan, Jakarta, Selasa (27/12/2016).
Yuliadi menuturkan, anggaran yang dibatalkan pihak Kemendagri hanya yang berkaitan dengan fasilitas tambahan anggota DPRD DKI. Sementara anggaran perawatan rutin gedung tetap masuk APBD DKI 2017.
"Itu saja yang untuk service kendaraan, asuransi, BBM dengan supir. CCTV enggak masalah, yang rutin-rutin gitu enggak masalah. Kalau itu perawatan, itu rutin enggak masalah. yang sifatnya untuk pelayanan itu harus berjalan," jelas Yuliadi.
Yuliadi mengatakan, Kemendagri membatalkan anggaran tersebut karena dianggap tidak sesuai dengan Rencana Kerja Perangkat Daerah (RKPD). Dari hasil tersebut, Kemendagri memotong alokasi dana sebesar Rp 14 miliar.
Meski demikian, rencana anggaran tersebut masih bisa masuk kembali ke dalam anggaran di 2018 nanti. Namun perlu payung hukum yang jelas untuk mendaftarkan kembali di APBD 2018 mendatang.
"Dalam perencanaan 2018 itu akan dimasukan, hanya diundurkan saja. Kita akan menunggu payung hukum," pungkas Yuliadi.
Sebelumnya dalam APBD 2017, Sekretariat DPRD DKI menganggarkan dana belanja sebesar Rp 194 miliar. Dana tersebut termasuk pos belanja langsung dan tidak langsung DPRD DKI di 2017.
Pemerintah Belum Melihat Korban Terorisme
Oleh :
Aryo Wicaksono, Eka Permadi , Eka Permadi , Eka Permadi , Eka Permadi
VIVA.co.id – Melalui revisi undang-undang tentang Perlindungan Saksi dan Korban, Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban mendapatkan wewenang baru. Tak hanya memberikan perlindungan terhadap korban kasus terorisme, tetapi juga memberikan bantuan medis, psikososial, dan psikologis.
Namun, lembaga yang berdiri sejak 2008 ini, justru mengaku kesulitan mengimplementasikan undang-undang, karena tak ada aturan turunan yang menjelaskan teknis pemberian kompensasi itu. Akibatnya, korban aksi terorisme pun tak kunjung mendapatkan hak mereka yang sudah diatur negara.
Sebab, LPSK sebagai lembaga tidak diberikan anggaran oleh negara untuk memberikan kompensasi kepada korban. Di lain sisi, definisi korban juga belum tuntas, sehingga mereka kesulitan mendefinisikan siapa saja yang berhak mendapatkan kompensasi.
Kemudian, ada persoalan aturan yang lebih menitikberatkan pada penindakan, dan seolah-olah melupakan para korban.
Dalam wawancara dengan VIVA.co.id pada 23 November 2016, Ketua LPSK Abdul Haris Semendawai mengatakan, perlu ada singkronisasi aturan, agar pemenuhan hak kompensasi pada korban bisa dilakukan.
Tanpa itu, maka komitmen kepada korban hanya menjadi aturan yang sulit diimplementasikan. Lalu, bagaimana upaya LPSK untuk mewujudkan komitmen mereka terhadap korban? Berikut, penjelasan lengkap Abdul Haris.
Di mana posisi LPSK dibandingkan dengan BNPT (Badan Nasional Penanggulangan Terorisme) dalam penanganan terorisme?
Dalam penanganan isu teroris, ada sejumlah lembaga yang berperan. Itu ada BNPT, Kepolisian, ada anti teror Densus, kemudian, sejumlah lembaga lain yang dibentuk penanganan isu teror. Tetapi, memang mainstream-nya itu lebih banyak kepada mencegah, supaya serangan teroris tidak terjadi. Kedua, bagaimana mengatasi serangan teroris. Ketiga, proses penegakan hukum atas peristiwa teroris.
Sementara itu, ada pihak lain dari peristiwa teror yang mengalami penderitaan, salah satunya korban akibat serangan teroris. Meskipun untuk isu teroris korban seringkali juga tidak hanya sebatas korban serangan, tetapi juga diartikan lain. Misalnya, keluarga pelaku juga dianggap sebagai korban, anak pelaku teoris seringkali dianggap korban.
Tetapi kita perhatikan korban dari serangan teroris yang langsung merasakan serangan teroris adalah mereka yang menjadi korban peristiwa itu. Misalnya, ada serangan bom, mereka menjadi korban langsung akibat serang itu dan kemudian banyak jatuh korban meninggal, luka. Ada juga tidak secara fisik, tetapi trauma. Nah, orang-orang ini dalam berbagai serangan teroris seringkali belum mendapatkan penanganan yang memadai. Jadi, banyak ketika meninggal yang bertanggung jawab keluarga, mengebumikan, dan segala macam kebutuhan ditanggulangi keluarga, atau masyarakat.
Belum lagi, akibat korban meninggal itu meninggalkan keluarga yang mengalami kesulitan ekonomi. Belum lagi, anak-anaknya yang tidak bisa melanjutkan pendidikan. Jadi, berbagai kesulitan muncul dari peristiwa itu. Tetapi, perhatian terhadap mereka dianggap masih kurang.
Mereka (korban) tak pernah mendapat bantuan?
Adakalanya, di antara mereka dapat bantuan, dan dalam beberapa peristiwa bantuan malah banyak datang dari pemerintah asing, seperti Bom Bali 1 dan 2, itu malah banyak dari pemerintah Australia.
Seperti apa penderitaan mereka?
Mereka yang sakit akibat peristiwa teroris itu, ternyata di antara mereka sakitnya tidak bisa disembuhkan sesaat, setelah peristiwa terjadi. Ada banyak di antara mereka itu yang penderitaan berlanjut sampai sekarang dan penderitaan berlanjut itu diikuti dengan upaya pengobatan tidak murah, ada pengobatan yang berlanjut. Nah, biaya pengobatan ini lebih banyak keluarga, dibantu pemerintah asing. Ada juga yayasan seperti kasus Bom Marriot itu dibantu oleh yayasan, tetapi ini tidak bisa banyak membantu.
Kenapa?
Dalam situasi seperti ini, orang melihat korban teroris masih terabaikan. Jadi, pemerintah belum melihat korban teroris adalah orang yang menderita akibat suatu peristiwa pidana yang sebenarnya bukan ditujukan kepada mereka, tetapi kepada pemerintah.
Karena itulah, muncul pernyataan apakah memang korban teroris tidak punya hak untuk mendapatkan layanan, khususnya mereka yang meninggal, atau sakit. Ini tidak berhak mendapatkan layanan dari pemerintah, nah setelah dilacak, ternyata UU Nomor 15 tahun 2003 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Terorisme itu memberikan pengakuan bahwa korban teroris punya hak untuk mendapatkan layanan itu.
Kemudian, UU Nomor 31 tahun 2014, sudah menyebutkan bahwa korban teroris berhak mendapatkan pelayanan medis, psikologi, dan psikososial, juga berhak mendapatkan kompensasi dari negara.
Berangkat dari peraturan perundangan ini, korban punya hak mendapatkan layanan tersebut.
Tapi kenapa kompensasi tak kunjung diberikan?
Nah, ketika akan memberikan layanan medis dan psikososial ini ada kendala. Sebenarnya, ada beberapa persyaratan yang harus dipenuhi korban, antara lain mengajukan permohonan untuk mendapatkan layanan harus diikuti dengan bukti administratif yang menunjukkan identitas mereka, kemudian keterangan yang menyatakan mereka adalah korban.
Untuk bukti administratif ini bisa dikata tidak terlalu problem, karena banyak di antara mereka punya KTP, domisili jelas. Nah, tetapi ketika mereka harus menunjukkan bahwa mereka adalah korban, khususnya korban teroris yang terjadi beberapa waktu yang lalu, dalam peraturan disebutkan keterangan mereka adalah korban dikeluarkan Kepolisian. Sedangkan pelanggaran HAM berat dikeluarkan oleh Komnas HAM. Dan, ternyata ada beberapa korban yang tidak bisa mendapatkan keterangan dari Kepolisian, jadi kemudian menghambat korban mendapatkan layanan tadi.
Kenapa bisa begitu?
Jadi, di satu sisi korban merasa kami adalah korban dan seharusnya dapat. Tapi di sisi lain, Kepolisian sendiri tidak ada record pasti, jelas bahwa korban yang jatuh pada peristiwa itu terjadi. Jadi, mereka enggak punya catatan siapa saja korban.
Alasannya?
Bisa jadi, karena waktu fokus utama lebih pada pengungkapan kejahatan, siapa pelakunya, apa bukti, karena saat itu masih sangat misterius, karena tidak mudah mengungkapnya. Jadi, Kepolisian lebih fokus ke sana dan untuk melihat siapa saja pelaku yang diproses secara hukum.
Sementara itu, korban waktu itu memang ada penanganan di rumah sakit, tetapi sifatnya sangat terbatas. Fokusnya bukan pada korban, tetapi pada pertolongan pertama.
Bapak sendiri melihat penanganan korban teror masih kurang pas?
Kami melihat masih ada kekurangan dalam penanganan korban kejahatan itu. Untuk peristiwa teroris yang baru terjadi tidak terlalu problem, karena memang baru terjadi dan untuk mendapatkan informasi siapa saja yang menjadi korban lebih mudah. Kita bisa koordinasi langsung dengan pihak Kepolisian dan rumah sakit, atau lembaga yang memberikan layanan.
Tetapi, untuk peristiwa yang sudah terjadi beberapa waktu lalu ini menjadi masalah. Salah satunya adalah memastikan mereka adalah korban. Tanpa ada keterangan mereka adalah korban, sulit memberikan layanan tersebut jadi inilah yang perlu dicarikan jalan keluar.
Tetapi, apakah mungkin korban teror di masa lalu mendapatkan kompensasi?
Memang ada beberapa di antara mereka, Kepolisian berani membuat keterangan bahwa mereka adalah korban. Khususnya bagi mereka yang pada peristiwa itu sudah diperiksa sebagai saksi, sehingga namanya tercatat jelas sebagai korban. Tetapi, buat mereka yang tidak bersentuhan dengan proses hukum ini agak kesulitan.
Tetapi, apa saja yang berhak didapatkan korban?
Selain medis psikologi, UU itu menyatakan korban teroris berhak mendapatkan layanan psiko sosial. Apa yang dimaksud dengan psiko sosial, ini adalah upaya untuk meningkatkan kualitas kehidupan korban sebelum terjadi hingga mereka menjadi korban.
Jadi, kualitas kehidupannya tidak boleh turun, harus mengalami perbaikan, atau peningkatan. Kemudian, psikososial, korban perlu mendapatkan pendidikan, khususnya untuk anak yang orangtuanya menjadi korban jiwa peristiwa teroris. Kemudian, ada yang cacat, sehingga tidak bisa bekerja setelah menjadi korban.
Ada layanan psikosial yang dapat memfasilitasi mereka untuk memperoleh pekerjaan, atau keterampilan, atau penyaluran pekerjaan sesuai dengan kemampuan yang mereka miliki. Nah, psiko sosial ini sebenarnya tidak sepenuhnya dilakukan oleh LPSK. LPSK lebih banyak memfasilitasi korban untuk mendapatkan layanan itu sedangkan program layanan psikososial itu berada di tangan pemerintah pusat dan daerah.
Nah, yang jadi masalah adalah di kementerian belum menyiapkan program untuk melaksanakan aturan turunan UU ini. Jadi, begitu korban teroris mereka butuh pendidikan, di dinas mereka punya program membantu kelompok miskin. Jadi, kalau mereka mengakses itu, harus ada keterangan mereka adalah orang miskin.
Padahal, mereka adalah korban. Jadi, program itu belum dibuat dalam rangka memenuhi hak mereka sebagai korban kejahatan, tetapi itu bisa diakses karena mereka miskin. Ketika ingin mendapatkan layanan ini mereka harus mengurus keterangan miskin dulu.
Tetapi, kita kan maunya bukan persoalan miskin, atau kaya tapi persoalan kejahatan yang berhak mendapatkan layanan psikososial. Itu yang menjadi problem, artinya meskipun ada keinginan untuk memenuhi hak-hak korban ternyata masih ada problem bersifat teknis.
Lalu bagaimana dengan kompensasi?
Terkait kompensasi. UU ini menyatakan bahwa korban berhak mendapatkan kompensasi. Nah, kompensasi ini ganti kerugian yang diderita oleh korban dan dibayar oleh negara. Tetapi, ternyata meskpin UU sudah menyebut secara tegas berhak mendapatkan kompensasi, namun sampai sekarang belum ada korban yang memperoleh kompensasi.
Nah, untuk besaran kompensasi diputuskan oleh pengadilan. Ada putusan pengadilan menurut korban bahwa ada di dalam proses peradilan kasus Marriot diputuskan korban berhak mendapatkan kompensasi, tetapi kemudian korban menanyakan kompensasi tersebut, korban tidak mendapatkan layanan dengan alasan putusan tersebut tidak menyebutkan siapa-siapa yang mendapatkan kompensasi.
Tadinya kita berharap, putusan ini menjadi istilahnya pintu gerbang untuk mendapatkan kompensasi, dan kita berharap ini akan menjadi preseden untuk masa akan datang. Bahwa, kalau mereka menjadi korban bisa dapat kompensasi. Ternyata, enggak berhasil juga.
Jadi, ini terkesan korban memohon mendapatkan haknya?
Ya memang itu kewajiban negara, tetapi ada prosedur. Misalkan korban mendapatkan bantuan medis psikologi, itu memang hak korban tapi negara tidak bisa serta merta memberikan layanan itu, korban harus mengajukan permohonan dan setelah syarat-syarat terpenuhi baru diberikan layanan.
Begitu juga dengan kompensasi ini. Ketika korban sudah dinyatakan berhak. Yang jadi masalah seperti korban tidak ada kepastian hukum, sudah jelas disebut korban berhak mendapatkan, tetapi karena tidak ada mekanisme, hak mereka diabaikan.
Apa yang dilakukan LPSK?
Untuk psikososial dan kompensasi, kita juga melihat revisi UU Teroris ini adalah momentum mengatasi berbagai kendala pemenuhan hak korban teroris. Jadi, misalnya tadi surat keterangan dari aparat penegak hukum, apakah ada cara yang bisa ditempuh korban untuk lebih memudahkan, dan tetap bisa mendapatkan layanan. Nah, ini yang sedang kita minta masukan dari pihak lain dan DPR.
Dalam revisi ini LPSK dilibatkan?
Jadi, kita oleh Pansus diminta memberikan masukan. Awalnya, kita merepsons revisi yang disuarakan DPR waktu itu lebih kepada melibatkan TNI dalam operasi dan proses pengakuan hukum. Lalu, kami menyambut revisi tersebut, tetapi fokusnya jangan cuma pada penindakan tapi bagaimana pemenuhan hak korban.
Lalu, kita pun diundang untuk memberikan masukan dalam kegiatan diskusi, bahkan terakhir kita diminta memberikan masukan definisi teroris itu apa. Ada beberapa hal yang disampaikan, mengusulkan, agar ada ketentuan umum terkait definisi korban jadi kami belum melihat dfenisi korban dalam uu sebelumya. Kemudian defenisi kompensasi, kemudian ?institusi dan keluarga.
Kenapa perlu? Karena, yang tadi kita lihat bahwa terkait korban penafisaran dari beberapa pihak sangat luas, bahkan keluarga pelaku jadi korban. Karena itu keluarganya harus mendapatkan perhatian perlindungan. Kalau tidak ditangani mereka bisa saja melakukan aksi serupa.
Tapi kalau kami lebih fokus kepada orang yang menderita, baik ekonomi, fisik, psikologi akibat peristiwa itu, karena mereka ini lah yang menderita langsung.
Definisi bukan hanya kita dapatkan dalam perundang-undangan, tetapi ini kan satu definisi yang mengacu kepada deklarasi PBB tentang prinsip keadilan bagi korban kejahatan dan penyalahgunaan kekuasaan.
Kemudian di draf rancangan disebutkan bahwa penyidik, penuntut umum, advokat, pelapor, saksi beserta keluarga korban tindak pidana diwajibkan diberikan perlindungan dari ancaman, baik sebelum atau selama proses penyelidikan, tapi tidak menyebut korban. Jadi kami meminta agar korban disebutkan bahwa banyak sekali korban merasa trauma terancam terutama yang memberikan saksi di peradilan sehingga mereka juga mendapatkan perlindungan.
Selain itu, apa lagi?
Kemudian, kami mengusulkan dipertegas korban, atau ahli warisnya berhak mendapatkan kompensasi dimaksud ayat satu yang pembiayaannya dibebankan kepada negara dan pelaksanaannya dilaksanakan oleh pemerintah. Kami melihat, LPSK perlu juga disebut di sana sebagai lembaga menangani kompensasi. Maka, harus ada peran dari LPSK, kalau tidak nanti korban bingung lagi,
Lalu, terkait status korban tadi, siapa yang berhak untuk menetapkan status korban. Apakah Polri, atau LPSK. Kalau bisa, jangan Kepolisian tetapi LPSK.
Tapi kami juga melihat dalam peristiwa teror, pihak yang bisa melihat secara utuh itu Kepolisian. Berangkat dari data-data mereka bisa memilah mana pelaku mana korban, nah dari sana bisa dinyatakan korban ini dan pelakunya si ini. Nah, sehingga dalam bayangan kami ini harusnya kepolisian.
Tetapi, dalam praktik yang kami lihat, Kepolisian tidak berani mengeluarkan keterangan dan kadang-kadang tak bisa cepat, padahal korban sangat membutuhkan layanan. (asp)
VIVA.co.id – Melalui revisi undang-undang tentang Perlindungan Saksi dan Korban, Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban mendapatkan wewenang baru. Tak hanya memberikan perlindungan terhadap korban kasus terorisme, tetapi juga memberikan bantuan medis, psikososial, dan psikologis.
Namun, lembaga yang berdiri sejak 2008 ini, justru mengaku kesulitan mengimplementasikan undang-undang, karena tak ada aturan turunan yang menjelaskan teknis pemberian kompensasi itu. Akibatnya, korban aksi terorisme pun tak kunjung mendapatkan hak mereka yang sudah diatur negara.
Sebab, LPSK sebagai lembaga tidak diberikan anggaran oleh negara untuk memberikan kompensasi kepada korban. Di lain sisi, definisi korban juga belum tuntas, sehingga mereka kesulitan mendefinisikan siapa saja yang berhak mendapatkan kompensasi.
Kemudian, ada persoalan aturan yang lebih menitikberatkan pada penindakan, dan seolah-olah melupakan para korban.
Dalam wawancara dengan VIVA.co.id pada 23 November 2016, Ketua LPSK Abdul Haris Semendawai mengatakan, perlu ada singkronisasi aturan, agar pemenuhan hak kompensasi pada korban bisa dilakukan.
Tanpa itu, maka komitmen kepada korban hanya menjadi aturan yang sulit diimplementasikan. Lalu, bagaimana upaya LPSK untuk mewujudkan komitmen mereka terhadap korban? Berikut, penjelasan lengkap Abdul Haris.
Di mana posisi LPSK dibandingkan dengan BNPT (Badan Nasional Penanggulangan Terorisme) dalam penanganan terorisme?
Dalam penanganan isu teroris, ada sejumlah lembaga yang berperan. Itu ada BNPT, Kepolisian, ada anti teror Densus, kemudian, sejumlah lembaga lain yang dibentuk penanganan isu teror. Tetapi, memang mainstream-nya itu lebih banyak kepada mencegah, supaya serangan teroris tidak terjadi. Kedua, bagaimana mengatasi serangan teroris. Ketiga, proses penegakan hukum atas peristiwa teroris.
Sementara itu, ada pihak lain dari peristiwa teror yang mengalami penderitaan, salah satunya korban akibat serangan teroris. Meskipun untuk isu teroris korban seringkali juga tidak hanya sebatas korban serangan, tetapi juga diartikan lain. Misalnya, keluarga pelaku juga dianggap sebagai korban, anak pelaku teoris seringkali dianggap korban.
Tetapi kita perhatikan korban dari serangan teroris yang langsung merasakan serangan teroris adalah mereka yang menjadi korban peristiwa itu. Misalnya, ada serangan bom, mereka menjadi korban langsung akibat serang itu dan kemudian banyak jatuh korban meninggal, luka. Ada juga tidak secara fisik, tetapi trauma. Nah, orang-orang ini dalam berbagai serangan teroris seringkali belum mendapatkan penanganan yang memadai. Jadi, banyak ketika meninggal yang bertanggung jawab keluarga, mengebumikan, dan segala macam kebutuhan ditanggulangi keluarga, atau masyarakat.
Belum lagi, akibat korban meninggal itu meninggalkan keluarga yang mengalami kesulitan ekonomi. Belum lagi, anak-anaknya yang tidak bisa melanjutkan pendidikan. Jadi, berbagai kesulitan muncul dari peristiwa itu. Tetapi, perhatian terhadap mereka dianggap masih kurang.
Mereka (korban) tak pernah mendapat bantuan?
Adakalanya, di antara mereka dapat bantuan, dan dalam beberapa peristiwa bantuan malah banyak datang dari pemerintah asing, seperti Bom Bali 1 dan 2, itu malah banyak dari pemerintah Australia.
Seperti apa penderitaan mereka?
Mereka yang sakit akibat peristiwa teroris itu, ternyata di antara mereka sakitnya tidak bisa disembuhkan sesaat, setelah peristiwa terjadi. Ada banyak di antara mereka itu yang penderitaan berlanjut sampai sekarang dan penderitaan berlanjut itu diikuti dengan upaya pengobatan tidak murah, ada pengobatan yang berlanjut. Nah, biaya pengobatan ini lebih banyak keluarga, dibantu pemerintah asing. Ada juga yayasan seperti kasus Bom Marriot itu dibantu oleh yayasan, tetapi ini tidak bisa banyak membantu.
Kenapa?
Dalam situasi seperti ini, orang melihat korban teroris masih terabaikan. Jadi, pemerintah belum melihat korban teroris adalah orang yang menderita akibat suatu peristiwa pidana yang sebenarnya bukan ditujukan kepada mereka, tetapi kepada pemerintah.
Karena itulah, muncul pernyataan apakah memang korban teroris tidak punya hak untuk mendapatkan layanan, khususnya mereka yang meninggal, atau sakit. Ini tidak berhak mendapatkan layanan dari pemerintah, nah setelah dilacak, ternyata UU Nomor 15 tahun 2003 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Terorisme itu memberikan pengakuan bahwa korban teroris punya hak untuk mendapatkan layanan itu.
Kemudian, UU Nomor 31 tahun 2014, sudah menyebutkan bahwa korban teroris berhak mendapatkan pelayanan medis, psikologi, dan psikososial, juga berhak mendapatkan kompensasi dari negara.
Berangkat dari peraturan perundangan ini, korban punya hak mendapatkan layanan tersebut.
Tapi kenapa kompensasi tak kunjung diberikan?
Nah, ketika akan memberikan layanan medis dan psikososial ini ada kendala. Sebenarnya, ada beberapa persyaratan yang harus dipenuhi korban, antara lain mengajukan permohonan untuk mendapatkan layanan harus diikuti dengan bukti administratif yang menunjukkan identitas mereka, kemudian keterangan yang menyatakan mereka adalah korban.
Untuk bukti administratif ini bisa dikata tidak terlalu problem, karena banyak di antara mereka punya KTP, domisili jelas. Nah, tetapi ketika mereka harus menunjukkan bahwa mereka adalah korban, khususnya korban teroris yang terjadi beberapa waktu yang lalu, dalam peraturan disebutkan keterangan mereka adalah korban dikeluarkan Kepolisian. Sedangkan pelanggaran HAM berat dikeluarkan oleh Komnas HAM. Dan, ternyata ada beberapa korban yang tidak bisa mendapatkan keterangan dari Kepolisian, jadi kemudian menghambat korban mendapatkan layanan tadi.
Kenapa bisa begitu?
Jadi, di satu sisi korban merasa kami adalah korban dan seharusnya dapat. Tapi di sisi lain, Kepolisian sendiri tidak ada record pasti, jelas bahwa korban yang jatuh pada peristiwa itu terjadi. Jadi, mereka enggak punya catatan siapa saja korban.
Alasannya?
Bisa jadi, karena waktu fokus utama lebih pada pengungkapan kejahatan, siapa pelakunya, apa bukti, karena saat itu masih sangat misterius, karena tidak mudah mengungkapnya. Jadi, Kepolisian lebih fokus ke sana dan untuk melihat siapa saja pelaku yang diproses secara hukum.
Sementara itu, korban waktu itu memang ada penanganan di rumah sakit, tetapi sifatnya sangat terbatas. Fokusnya bukan pada korban, tetapi pada pertolongan pertama.
Bapak sendiri melihat penanganan korban teror masih kurang pas?
Kami melihat masih ada kekurangan dalam penanganan korban kejahatan itu. Untuk peristiwa teroris yang baru terjadi tidak terlalu problem, karena memang baru terjadi dan untuk mendapatkan informasi siapa saja yang menjadi korban lebih mudah. Kita bisa koordinasi langsung dengan pihak Kepolisian dan rumah sakit, atau lembaga yang memberikan layanan.
Tetapi, untuk peristiwa yang sudah terjadi beberapa waktu lalu ini menjadi masalah. Salah satunya adalah memastikan mereka adalah korban. Tanpa ada keterangan mereka adalah korban, sulit memberikan layanan tersebut jadi inilah yang perlu dicarikan jalan keluar.
Tetapi, apakah mungkin korban teror di masa lalu mendapatkan kompensasi?
Memang ada beberapa di antara mereka, Kepolisian berani membuat keterangan bahwa mereka adalah korban. Khususnya bagi mereka yang pada peristiwa itu sudah diperiksa sebagai saksi, sehingga namanya tercatat jelas sebagai korban. Tetapi, buat mereka yang tidak bersentuhan dengan proses hukum ini agak kesulitan.
Tetapi, apa saja yang berhak didapatkan korban?
Selain medis psikologi, UU itu menyatakan korban teroris berhak mendapatkan layanan psiko sosial. Apa yang dimaksud dengan psiko sosial, ini adalah upaya untuk meningkatkan kualitas kehidupan korban sebelum terjadi hingga mereka menjadi korban.
Jadi, kualitas kehidupannya tidak boleh turun, harus mengalami perbaikan, atau peningkatan. Kemudian, psikososial, korban perlu mendapatkan pendidikan, khususnya untuk anak yang orangtuanya menjadi korban jiwa peristiwa teroris. Kemudian, ada yang cacat, sehingga tidak bisa bekerja setelah menjadi korban.
Ada layanan psikosial yang dapat memfasilitasi mereka untuk memperoleh pekerjaan, atau keterampilan, atau penyaluran pekerjaan sesuai dengan kemampuan yang mereka miliki. Nah, psiko sosial ini sebenarnya tidak sepenuhnya dilakukan oleh LPSK. LPSK lebih banyak memfasilitasi korban untuk mendapatkan layanan itu sedangkan program layanan psikososial itu berada di tangan pemerintah pusat dan daerah.
Nah, yang jadi masalah adalah di kementerian belum menyiapkan program untuk melaksanakan aturan turunan UU ini. Jadi, begitu korban teroris mereka butuh pendidikan, di dinas mereka punya program membantu kelompok miskin. Jadi, kalau mereka mengakses itu, harus ada keterangan mereka adalah orang miskin.
Padahal, mereka adalah korban. Jadi, program itu belum dibuat dalam rangka memenuhi hak mereka sebagai korban kejahatan, tetapi itu bisa diakses karena mereka miskin. Ketika ingin mendapatkan layanan ini mereka harus mengurus keterangan miskin dulu.
Tetapi, kita kan maunya bukan persoalan miskin, atau kaya tapi persoalan kejahatan yang berhak mendapatkan layanan psikososial. Itu yang menjadi problem, artinya meskipun ada keinginan untuk memenuhi hak-hak korban ternyata masih ada problem bersifat teknis.
Lalu bagaimana dengan kompensasi?
Terkait kompensasi. UU ini menyatakan bahwa korban berhak mendapatkan kompensasi. Nah, kompensasi ini ganti kerugian yang diderita oleh korban dan dibayar oleh negara. Tetapi, ternyata meskpin UU sudah menyebut secara tegas berhak mendapatkan kompensasi, namun sampai sekarang belum ada korban yang memperoleh kompensasi.
Nah, untuk besaran kompensasi diputuskan oleh pengadilan. Ada putusan pengadilan menurut korban bahwa ada di dalam proses peradilan kasus Marriot diputuskan korban berhak mendapatkan kompensasi, tetapi kemudian korban menanyakan kompensasi tersebut, korban tidak mendapatkan layanan dengan alasan putusan tersebut tidak menyebutkan siapa-siapa yang mendapatkan kompensasi.
Tadinya kita berharap, putusan ini menjadi istilahnya pintu gerbang untuk mendapatkan kompensasi, dan kita berharap ini akan menjadi preseden untuk masa akan datang. Bahwa, kalau mereka menjadi korban bisa dapat kompensasi. Ternyata, enggak berhasil juga.
Jadi, ini terkesan korban memohon mendapatkan haknya?
Ya memang itu kewajiban negara, tetapi ada prosedur. Misalkan korban mendapatkan bantuan medis psikologi, itu memang hak korban tapi negara tidak bisa serta merta memberikan layanan itu, korban harus mengajukan permohonan dan setelah syarat-syarat terpenuhi baru diberikan layanan.
Begitu juga dengan kompensasi ini. Ketika korban sudah dinyatakan berhak. Yang jadi masalah seperti korban tidak ada kepastian hukum, sudah jelas disebut korban berhak mendapatkan, tetapi karena tidak ada mekanisme, hak mereka diabaikan.
Apa yang dilakukan LPSK?
Untuk psikososial dan kompensasi, kita juga melihat revisi UU Teroris ini adalah momentum mengatasi berbagai kendala pemenuhan hak korban teroris. Jadi, misalnya tadi surat keterangan dari aparat penegak hukum, apakah ada cara yang bisa ditempuh korban untuk lebih memudahkan, dan tetap bisa mendapatkan layanan. Nah, ini yang sedang kita minta masukan dari pihak lain dan DPR.
Dalam revisi ini LPSK dilibatkan?
Jadi, kita oleh Pansus diminta memberikan masukan. Awalnya, kita merepsons revisi yang disuarakan DPR waktu itu lebih kepada melibatkan TNI dalam operasi dan proses pengakuan hukum. Lalu, kami menyambut revisi tersebut, tetapi fokusnya jangan cuma pada penindakan tapi bagaimana pemenuhan hak korban.
Lalu, kita pun diundang untuk memberikan masukan dalam kegiatan diskusi, bahkan terakhir kita diminta memberikan masukan definisi teroris itu apa. Ada beberapa hal yang disampaikan, mengusulkan, agar ada ketentuan umum terkait definisi korban jadi kami belum melihat dfenisi korban dalam uu sebelumya. Kemudian defenisi kompensasi, kemudian ?institusi dan keluarga.
Kenapa perlu? Karena, yang tadi kita lihat bahwa terkait korban penafisaran dari beberapa pihak sangat luas, bahkan keluarga pelaku jadi korban. Karena itu keluarganya harus mendapatkan perhatian perlindungan. Kalau tidak ditangani mereka bisa saja melakukan aksi serupa.
Tapi kalau kami lebih fokus kepada orang yang menderita, baik ekonomi, fisik, psikologi akibat peristiwa itu, karena mereka ini lah yang menderita langsung.
Definisi bukan hanya kita dapatkan dalam perundang-undangan, tetapi ini kan satu definisi yang mengacu kepada deklarasi PBB tentang prinsip keadilan bagi korban kejahatan dan penyalahgunaan kekuasaan.
Kemudian di draf rancangan disebutkan bahwa penyidik, penuntut umum, advokat, pelapor, saksi beserta keluarga korban tindak pidana diwajibkan diberikan perlindungan dari ancaman, baik sebelum atau selama proses penyelidikan, tapi tidak menyebut korban. Jadi kami meminta agar korban disebutkan bahwa banyak sekali korban merasa trauma terancam terutama yang memberikan saksi di peradilan sehingga mereka juga mendapatkan perlindungan.
Selain itu, apa lagi?
Kemudian, kami mengusulkan dipertegas korban, atau ahli warisnya berhak mendapatkan kompensasi dimaksud ayat satu yang pembiayaannya dibebankan kepada negara dan pelaksanaannya dilaksanakan oleh pemerintah. Kami melihat, LPSK perlu juga disebut di sana sebagai lembaga menangani kompensasi. Maka, harus ada peran dari LPSK, kalau tidak nanti korban bingung lagi,
Lalu, terkait status korban tadi, siapa yang berhak untuk menetapkan status korban. Apakah Polri, atau LPSK. Kalau bisa, jangan Kepolisian tetapi LPSK.
Tapi kami juga melihat dalam peristiwa teror, pihak yang bisa melihat secara utuh itu Kepolisian. Berangkat dari data-data mereka bisa memilah mana pelaku mana korban, nah dari sana bisa dinyatakan korban ini dan pelakunya si ini. Nah, sehingga dalam bayangan kami ini harusnya kepolisian.
Tetapi, dalam praktik yang kami lihat, Kepolisian tidak berani mengeluarkan keterangan dan kadang-kadang tak bisa cepat, padahal korban sangat membutuhkan layanan. (asp)
Agus, Ahok dan Anies Bicara Penyediaan Air Bersih untuk Warga Jakarta
abbar Ramdhani - detikNews
Jakarta - Pasangan calon gubernur-calon wakil gubernur DKI Jakarta sudah berbicara soal upaya penyediaan air bersih bagi warga. Berbagai cara diwacanakan oleh para cagub.
Pada pasangan calon gubernur dan wakil gubernur nomor urut 1, Agus Yudhoyono dan Sylviana Murni pernah bicara soal pemenuhan kebutuhan air bersih. Pada akhir November lalu mereka sempat mengunjungi Kepulauan Seribu. Di sana, Agus mengatakan akan meningkatkan potensi pariwisata.
Selain akan itu, Agus-Sylvi berjanji akan menyediakan air bersih bagi warga setempat. Mereka mengatakan hal ini menjadi fokus penangangan jika terpilih nanti. Cawagub Sylvi mengatakan cara yang akan dilakukan adalah dengan memanfaatkan sumber yang ada, air laut dan air limbah untuk kemudian diolah menjadi air yang layak pakai bagi warga.
"Masyarakat di sini membutuhkan sekali air bersih, ini menjadi concern kami. Kita betul-betul, kita akan perhatikan. Kita akan ada pengelolaan air limbah dan air laut. Nanti bisa langsung diminum," kata Sylvi di Pulau Untung Jawa, Kabupaten Administratif Kepulauan Seribu, (23/11/2016).
Soal penanganan air bersih, Agus memiliki pandangan sendiri. Hal ini diungkapkannya saat meninjau sebuah kali di Kampung Muara Baru, Penjaringan, Jakarta Utara. Kali yang merupakan terusan dari Kali Gendong itu dipenuhi tumpukan sampah. Menurutnya, semestinya kali itu bersih dari tumpukan sampah.
Seorang warga pun bertanya kepada Agus, "Mas, ini bagaimana solusinya?"
"Saya akan bersihkan," jawab Agus singkat dan padat, Senin (19/12).
Agus lalu mengingatkan kepada warga dan kalangan dunia usaha untuk menjaga kebersihan dan kesehatan. Ia mengimbau juga soal pengolahan limbah industri. Sebab limbah dapat membahayakan masyarakat sekitar.
"Kita ingin terus mengimbau juga pada dunia usaha agar memperhatikan dampak lingkungan yang mereka timbulkan dari operasionalisasi dari usaha mereka. Kita ingin mengedukasi masyarakat agar tetap lebih aware lagi terhadap segala kemungkinan penyakit," kata Agus.
Sementara itu, calon gubernur nomor urut 2, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) berpendapat dalam penanganan air bersih, dibutuhkan pipa pengolahan air limbah. Pipa pengolahan ini berdampingan dengan pipa penyaluran air bersih dari operator penyediaan dan pelayanan air minum.
Untuk menempuh hal itu, Ahok mengatakan akan melakukan negosiasi ulang dengan operator penyediaan dan pelayanan air minum seperti PT PAM Lyonnaise Jaya (Palyja) dan PT Aetra. Ahok menginginkan adanya pipa pengolahan air limbah yang turut menyambung dengan pipa penyaluran air bersih.
Makanya kita kan negosiasi kembali dengan Aetra dan Palyja. Kita ingin pipanya nyambung. Nah kita juga mulai gabungkan dengan PAL, pengolahan air limbah," kata Ahok di Jalan Kepanduan II, Penjaringan, Jakarta Utara, Sabtu (17/12/2016).
Ahok mengatakan, salah satu kurangnya penyediaan air bersih dikarenakan pengolahan air limbah yang masih rendah. Dengan adanya pipa air limbah itu diharapkan dapat membuka peluang setiap rumah mendapatkan air bersih.
"Jakarta ini kan di bawah 5 persen pengolahan air limbahnya. Nanti setiap rumah orang harus dapat air bersih, ada pipa pengolahan air limbahnya (juga)," ujar Ahok.
Ahok mengatakan bila ada masyarakat yang kesulitan memperoleh air bersih, akan dilakukan mekanisme subsidi.
"Nanti kalau kamu gak bisa bayar, kita PSO (public service obligation). Kita subsidi. Subsidi aja. Akan kita lakukan seperti itu," tuturnya.
Ketika masih menjabat sebagai gubernur, Ahok telah berencana menggabungkan PT Palyja dan PT Aetra untuk menjadi Perusahaan Air Minum (PAM). Kemudian PT PAM akan digabung dengan PT Perusahaan Air Limbah (PAL).
Terakhir, di cagub nomor urut 3, Anies Baswedan pada kunjungannya ke wilayah Kalideres mendapatkan keluhan dari warga soal tidak meratanya aliran PAM. Warga yang mengaku sudah tinggal puluhan tahun tapi tetap belum mendapatkan air bersih. Sedangkan kompleks perumahan yang baru dibangun malah sudah dialiri air bersih.
"Kompleks di samping sini sudah ada air PAM, sementara mereka di sini sudah puluhan tahun, minta tidak pernah dapat air PAM. Salah satu program kita justru adalah pengadaan air PAM," kata Anies di Tegal Alur, Kecamatan Kalideres, Jakarta Barat, Senin (26/12).
Anies berjanji akan memberikan subsidi hingga 80 persen bagi warga yang ingin rumahnya dialiri oleh air PAM. Ia juga menyatakan bahwa rumah-rumah berukuran di bawah 70 meter persegi akan menjadi prioritas pemasangan air PAM tersebut.
"Kita menargetkan bahwa rumah-rumah dengan ukuran seperti di sini menjadi prioritas utama. Rumah mereka yang kecil di bawah 70 meter itu akan diberi subsidi 80 persen, jadi mereka cuma bayar 20 persen. Biaya pemasangannya pun gratis. Itu harapannya mereka bisa hidup lebih sehat," jelas Anies.
Ia menambahkan, permasalahan air PAM yang saat ini ada adalah bentuk ketidakadilan. Mantan Menteri Pendidikan ini menganggap permukiman warga yang belum dialiri air PAM merupakan hal yang tidak dapat dibiarkan.
"Lain ya kalau misalnya seluruh daerah sini enggak ada air PAM. Namanya juga enggak ada air PAM. La ini yang sampingnya dapat tapi permukiman warga biasa enggak dapat. Terus jelasin-nya bagaimana? Karena itu yang seperti ini tak bisa diteruskan," ucapnya.
Selain itu, dia mengungkapkan akan membuat mekanisme pelaporan yang efektif agar seluruh permasalahan warga dapat segera diselesaikan. Anies ingin warga tidak hanya didatangi pemimpin, tapi benar-benar merasakan perubahan.
(jbr/dnu)
Terakhir, di cagub nomor urut 3, Anies Baswedan pada kunjungannya ke wilayah Kalideres mendapatkan keluhan dari warga soal tidak meratanya aliran PAM. Warga yang mengaku sudah tinggal puluhan tahun tapi tetap belum mendapatkan air bersih. Sedangkan kompleks perumahan yang baru dibangun malah sudah dialiri air bersih.
"Kompleks di samping sini sudah ada air PAM, sementara mereka di sini sudah puluhan tahun, minta tidak pernah dapat air PAM. Salah satu program kita justru adalah pengadaan air PAM," kata Anies di Tegal Alur, Kecamatan Kalideres, Jakarta Barat, Senin (26/12).
Anies berjanji akan memberikan subsidi hingga 80 persen bagi warga yang ingin rumahnya dialiri oleh air PAM. Ia juga menyatakan bahwa rumah-rumah berukuran di bawah 70 meter persegi akan menjadi prioritas pemasangan air PAM tersebut.
"Kita menargetkan bahwa rumah-rumah dengan ukuran seperti di sini menjadi prioritas utama. Rumah mereka yang kecil di bawah 70 meter itu akan diberi subsidi 80 persen, jadi mereka cuma bayar 20 persen. Biaya pemasangannya pun gratis. Itu harapannya mereka bisa hidup lebih sehat," jelas Anies.
Ia menambahkan, permasalahan air PAM yang saat ini ada adalah bentuk ketidakadilan. Mantan Menteri Pendidikan ini menganggap permukiman warga yang belum dialiri air PAM merupakan hal yang tidak dapat dibiarkan.
"Lain ya kalau misalnya seluruh daerah sini enggak ada air PAM. Namanya juga enggak ada air PAM. La ini yang sampingnya dapat tapi permukiman warga biasa enggak dapat. Terus jelasin-nya bagaimana? Karena itu yang seperti ini tak bisa diteruskan," ucapnya.
Selain itu, dia mengungkapkan akan membuat mekanisme pelaporan yang efektif agar seluruh permasalahan warga dapat segera diselesaikan. Anies ingin warga tidak hanya didatangi pemimpin, tapi benar-benar merasakan perubahan.
(jbr/dnu)
Jakarta - Pasangan calon gubernur-calon wakil gubernur DKI Jakarta sudah berbicara soal upaya penyediaan air bersih bagi warga. Berbagai cara diwacanakan oleh para cagub.
Pada pasangan calon gubernur dan wakil gubernur nomor urut 1, Agus Yudhoyono dan Sylviana Murni pernah bicara soal pemenuhan kebutuhan air bersih. Pada akhir November lalu mereka sempat mengunjungi Kepulauan Seribu. Di sana, Agus mengatakan akan meningkatkan potensi pariwisata.
Selain akan itu, Agus-Sylvi berjanji akan menyediakan air bersih bagi warga setempat. Mereka mengatakan hal ini menjadi fokus penangangan jika terpilih nanti. Cawagub Sylvi mengatakan cara yang akan dilakukan adalah dengan memanfaatkan sumber yang ada, air laut dan air limbah untuk kemudian diolah menjadi air yang layak pakai bagi warga.
"Masyarakat di sini membutuhkan sekali air bersih, ini menjadi concern kami. Kita betul-betul, kita akan perhatikan. Kita akan ada pengelolaan air limbah dan air laut. Nanti bisa langsung diminum," kata Sylvi di Pulau Untung Jawa, Kabupaten Administratif Kepulauan Seribu, (23/11/2016).
Soal penanganan air bersih, Agus memiliki pandangan sendiri. Hal ini diungkapkannya saat meninjau sebuah kali di Kampung Muara Baru, Penjaringan, Jakarta Utara. Kali yang merupakan terusan dari Kali Gendong itu dipenuhi tumpukan sampah. Menurutnya, semestinya kali itu bersih dari tumpukan sampah.
Seorang warga pun bertanya kepada Agus, "Mas, ini bagaimana solusinya?"
"Saya akan bersihkan," jawab Agus singkat dan padat, Senin (19/12).
Agus lalu mengingatkan kepada warga dan kalangan dunia usaha untuk menjaga kebersihan dan kesehatan. Ia mengimbau juga soal pengolahan limbah industri. Sebab limbah dapat membahayakan masyarakat sekitar.
"Kita ingin terus mengimbau juga pada dunia usaha agar memperhatikan dampak lingkungan yang mereka timbulkan dari operasionalisasi dari usaha mereka. Kita ingin mengedukasi masyarakat agar tetap lebih aware lagi terhadap segala kemungkinan penyakit," kata Agus.
Sementara itu, calon gubernur nomor urut 2, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) berpendapat dalam penanganan air bersih, dibutuhkan pipa pengolahan air limbah. Pipa pengolahan ini berdampingan dengan pipa penyaluran air bersih dari operator penyediaan dan pelayanan air minum.
Untuk menempuh hal itu, Ahok mengatakan akan melakukan negosiasi ulang dengan operator penyediaan dan pelayanan air minum seperti PT PAM Lyonnaise Jaya (Palyja) dan PT Aetra. Ahok menginginkan adanya pipa pengolahan air limbah yang turut menyambung dengan pipa penyaluran air bersih.
Makanya kita kan negosiasi kembali dengan Aetra dan Palyja. Kita ingin pipanya nyambung. Nah kita juga mulai gabungkan dengan PAL, pengolahan air limbah," kata Ahok di Jalan Kepanduan II, Penjaringan, Jakarta Utara, Sabtu (17/12/2016).
Ahok mengatakan, salah satu kurangnya penyediaan air bersih dikarenakan pengolahan air limbah yang masih rendah. Dengan adanya pipa air limbah itu diharapkan dapat membuka peluang setiap rumah mendapatkan air bersih.
"Jakarta ini kan di bawah 5 persen pengolahan air limbahnya. Nanti setiap rumah orang harus dapat air bersih, ada pipa pengolahan air limbahnya (juga)," ujar Ahok.
Ahok mengatakan bila ada masyarakat yang kesulitan memperoleh air bersih, akan dilakukan mekanisme subsidi.
"Nanti kalau kamu gak bisa bayar, kita PSO (public service obligation). Kita subsidi. Subsidi aja. Akan kita lakukan seperti itu," tuturnya.
Ketika masih menjabat sebagai gubernur, Ahok telah berencana menggabungkan PT Palyja dan PT Aetra untuk menjadi Perusahaan Air Minum (PAM). Kemudian PT PAM akan digabung dengan PT Perusahaan Air Limbah (PAL).
Terakhir, di cagub nomor urut 3, Anies Baswedan pada kunjungannya ke wilayah Kalideres mendapatkan keluhan dari warga soal tidak meratanya aliran PAM. Warga yang mengaku sudah tinggal puluhan tahun tapi tetap belum mendapatkan air bersih. Sedangkan kompleks perumahan yang baru dibangun malah sudah dialiri air bersih.
"Kompleks di samping sini sudah ada air PAM, sementara mereka di sini sudah puluhan tahun, minta tidak pernah dapat air PAM. Salah satu program kita justru adalah pengadaan air PAM," kata Anies di Tegal Alur, Kecamatan Kalideres, Jakarta Barat, Senin (26/12).
Anies berjanji akan memberikan subsidi hingga 80 persen bagi warga yang ingin rumahnya dialiri oleh air PAM. Ia juga menyatakan bahwa rumah-rumah berukuran di bawah 70 meter persegi akan menjadi prioritas pemasangan air PAM tersebut.
"Kita menargetkan bahwa rumah-rumah dengan ukuran seperti di sini menjadi prioritas utama. Rumah mereka yang kecil di bawah 70 meter itu akan diberi subsidi 80 persen, jadi mereka cuma bayar 20 persen. Biaya pemasangannya pun gratis. Itu harapannya mereka bisa hidup lebih sehat," jelas Anies.
Ia menambahkan, permasalahan air PAM yang saat ini ada adalah bentuk ketidakadilan. Mantan Menteri Pendidikan ini menganggap permukiman warga yang belum dialiri air PAM merupakan hal yang tidak dapat dibiarkan.
"Lain ya kalau misalnya seluruh daerah sini enggak ada air PAM. Namanya juga enggak ada air PAM. La ini yang sampingnya dapat tapi permukiman warga biasa enggak dapat. Terus jelasin-nya bagaimana? Karena itu yang seperti ini tak bisa diteruskan," ucapnya.
Selain itu, dia mengungkapkan akan membuat mekanisme pelaporan yang efektif agar seluruh permasalahan warga dapat segera diselesaikan. Anies ingin warga tidak hanya didatangi pemimpin, tapi benar-benar merasakan perubahan.
(jbr/dnu)
Terakhir, di cagub nomor urut 3, Anies Baswedan pada kunjungannya ke wilayah Kalideres mendapatkan keluhan dari warga soal tidak meratanya aliran PAM. Warga yang mengaku sudah tinggal puluhan tahun tapi tetap belum mendapatkan air bersih. Sedangkan kompleks perumahan yang baru dibangun malah sudah dialiri air bersih.
"Kompleks di samping sini sudah ada air PAM, sementara mereka di sini sudah puluhan tahun, minta tidak pernah dapat air PAM. Salah satu program kita justru adalah pengadaan air PAM," kata Anies di Tegal Alur, Kecamatan Kalideres, Jakarta Barat, Senin (26/12).
Anies berjanji akan memberikan subsidi hingga 80 persen bagi warga yang ingin rumahnya dialiri oleh air PAM. Ia juga menyatakan bahwa rumah-rumah berukuran di bawah 70 meter persegi akan menjadi prioritas pemasangan air PAM tersebut.
"Kita menargetkan bahwa rumah-rumah dengan ukuran seperti di sini menjadi prioritas utama. Rumah mereka yang kecil di bawah 70 meter itu akan diberi subsidi 80 persen, jadi mereka cuma bayar 20 persen. Biaya pemasangannya pun gratis. Itu harapannya mereka bisa hidup lebih sehat," jelas Anies.
Ia menambahkan, permasalahan air PAM yang saat ini ada adalah bentuk ketidakadilan. Mantan Menteri Pendidikan ini menganggap permukiman warga yang belum dialiri air PAM merupakan hal yang tidak dapat dibiarkan.
"Lain ya kalau misalnya seluruh daerah sini enggak ada air PAM. Namanya juga enggak ada air PAM. La ini yang sampingnya dapat tapi permukiman warga biasa enggak dapat. Terus jelasin-nya bagaimana? Karena itu yang seperti ini tak bisa diteruskan," ucapnya.
Selain itu, dia mengungkapkan akan membuat mekanisme pelaporan yang efektif agar seluruh permasalahan warga dapat segera diselesaikan. Anies ingin warga tidak hanya didatangi pemimpin, tapi benar-benar merasakan perubahan.
(jbr/dnu)
Presiden tiba di Manado langsung blusukan
Pewarta: Hanni Sofia Soepardi
Manado (ANTARA News) - Presiden Joko Widodo (Jokowi) tiba di Manado, Sulawesi Utara (Sulut), Senin sekitar pukul 20.30 WITA dan langsung melakukan blusukan ke pusat perbelanjaan di kota tersebut.
Presiden Jokowi bersama rombongan terbatas tiba di Bandara Internasional Sam Ratulangi Manado, Senin malam, dan langsung blusukan ke Mega Mall Manado Jl. Piere Tendean Boulevard, Manado.
Antusiasme masyarakat saat menyambut Presiden Jokowi sangat tinggi, mereka berdesakan dan berebut ingin bersalaman atau berfoto bersama Presiden Jokowi.
Beberapa di antaranya bahkan berteriak-teriak memanggil Presiden Jokowi.
Pada kesempatan itu, Presiden Jokowi menjawab pertanyaan wartawan terkait kedatangannya yang mendadak ke pusat perbelanjaan di pusat kota Manado tersebut.
Presiden untuk kesempatan ketiga kalinya itu mengenakan jaket bomber.
Ia mengatakan kedatangannya ke Mega Mall tidak lain untuk menyapa masyarakat Manado.
Selain juga untuk melihat perkembangan ekonomi serta pariwisata di kota tersebut.
"Saya hanya ingin mengucapkan selamat Natal kepada masyarakat Manado khususnya dan kepada sel umat kristiani di seluruh Indonesia, saya mengucapkan selamat hari Natal 2016," katanya.
Dalam blusukan itu, Jokowi menunjukkan kepada wartawan sudah membeli beberapa makanan khas Manado di antaranya bagea kenari.
"Tadi pagi saya tanya yang enak-enak mana, yang enak bagea kenari, belum pernah saya. Saya beli karena saya belum nyoba," katanya.
Ia menilai Manado semakin berkembang dan bergeliat perekonomiannya termasuk pariwisatanya yang semakin siap menerima lebih banyak wisatawan.
Presiden kemudian menuju kembali ke hotel pada sekitar pukul 22.17 WITA dan sempat melintas serta melambaikan tangan saat melewati gerai Markobar di Jalan B.W Lapian Nomor 46 Tikala, Manado, yang dikelola oleh putra sulungnya Gibran Rakabuming Raka.
Manado (ANTARA News) - Presiden Joko Widodo (Jokowi) tiba di Manado, Sulawesi Utara (Sulut), Senin sekitar pukul 20.30 WITA dan langsung melakukan blusukan ke pusat perbelanjaan di kota tersebut.
Presiden Jokowi bersama rombongan terbatas tiba di Bandara Internasional Sam Ratulangi Manado, Senin malam, dan langsung blusukan ke Mega Mall Manado Jl. Piere Tendean Boulevard, Manado.
Antusiasme masyarakat saat menyambut Presiden Jokowi sangat tinggi, mereka berdesakan dan berebut ingin bersalaman atau berfoto bersama Presiden Jokowi.
Beberapa di antaranya bahkan berteriak-teriak memanggil Presiden Jokowi.
Pada kesempatan itu, Presiden Jokowi menjawab pertanyaan wartawan terkait kedatangannya yang mendadak ke pusat perbelanjaan di pusat kota Manado tersebut.
Presiden untuk kesempatan ketiga kalinya itu mengenakan jaket bomber.
Ia mengatakan kedatangannya ke Mega Mall tidak lain untuk menyapa masyarakat Manado.
Selain juga untuk melihat perkembangan ekonomi serta pariwisata di kota tersebut.
"Saya hanya ingin mengucapkan selamat Natal kepada masyarakat Manado khususnya dan kepada sel umat kristiani di seluruh Indonesia, saya mengucapkan selamat hari Natal 2016," katanya.
Dalam blusukan itu, Jokowi menunjukkan kepada wartawan sudah membeli beberapa makanan khas Manado di antaranya bagea kenari.
"Tadi pagi saya tanya yang enak-enak mana, yang enak bagea kenari, belum pernah saya. Saya beli karena saya belum nyoba," katanya.
Ia menilai Manado semakin berkembang dan bergeliat perekonomiannya termasuk pariwisatanya yang semakin siap menerima lebih banyak wisatawan.
Presiden kemudian menuju kembali ke hotel pada sekitar pukul 22.17 WITA dan sempat melintas serta melambaikan tangan saat melewati gerai Markobar di Jalan B.W Lapian Nomor 46 Tikala, Manado, yang dikelola oleh putra sulungnya Gibran Rakabuming Raka.
Senin, 26 Desember 2016
Panglima TNI dukung Polri amankan perayaan Natal
Pewarta: RH Napitupulu
Jakarta (ANTARA News) - Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo menyatakan dukungan penuh terhadap kepolisian dalam memastikan keamanan perayaan Natal di seluruh Indonesia.
"Kami mendukung upaya Polri dalam mengamankan perayaan Natal di seluruh Indonesia," ujar Panglima saat ditemui di Kawasan Kemayoran Jakarta, Sabtu.
Ia mengatakan, pengamanan perayaan Natal juga dilakukan oleh TNI dan Polri di seluruh provinsi Indonesia.
"Kami juga sudah perintahkan kepada seluruh panglima daerah (Pangdam) di daerah untuk ikut bersama-sama dengan Polri mengamankan perayaan Natal di Indonesia," kata dia.
Ia mengatakan, kehadiran TNI mendampingi polri dalam pengamanan Natal agar tercipta sinergi yang baik diantara seluruh masyarakat Indonesia.
Bahkan, kata dia, kehadirannya mendampingi Kapolri Jenderal Pol Tito Karnavian untuk memberikan contoh dan teladan bagi aparat di bawahnya untuk bersama menjaga persatuan dan kesatuan bangsa.
"Kami memberikan contoh untuk menjaga persatuan dan kesatuan bangsa dalam mengamankan perayaan Natal," terang dia.
Ia menambahkan harapan konkret yang diharapkan dari sinergi tersebut adalah untuk menciptakan keamanan dan kenyamanan bagi setiap masyarakat pemeluk agama di Indonesia.
"Kami siap mendukung polri mengamankan perayaan Natal di Indonesia," kata Panglima menambahkan.
Jakarta (ANTARA News) - Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo menyatakan dukungan penuh terhadap kepolisian dalam memastikan keamanan perayaan Natal di seluruh Indonesia.
"Kami mendukung upaya Polri dalam mengamankan perayaan Natal di seluruh Indonesia," ujar Panglima saat ditemui di Kawasan Kemayoran Jakarta, Sabtu.
Ia mengatakan, pengamanan perayaan Natal juga dilakukan oleh TNI dan Polri di seluruh provinsi Indonesia.
"Kami juga sudah perintahkan kepada seluruh panglima daerah (Pangdam) di daerah untuk ikut bersama-sama dengan Polri mengamankan perayaan Natal di Indonesia," kata dia.
Ia mengatakan, kehadiran TNI mendampingi polri dalam pengamanan Natal agar tercipta sinergi yang baik diantara seluruh masyarakat Indonesia.
Bahkan, kata dia, kehadirannya mendampingi Kapolri Jenderal Pol Tito Karnavian untuk memberikan contoh dan teladan bagi aparat di bawahnya untuk bersama menjaga persatuan dan kesatuan bangsa.
"Kami memberikan contoh untuk menjaga persatuan dan kesatuan bangsa dalam mengamankan perayaan Natal," terang dia.
Ia menambahkan harapan konkret yang diharapkan dari sinergi tersebut adalah untuk menciptakan keamanan dan kenyamanan bagi setiap masyarakat pemeluk agama di Indonesia.
"Kami siap mendukung polri mengamankan perayaan Natal di Indonesia," kata Panglima menambahkan.
MUI apresiasi kinerja polisi terkait pengamanan Natal
Pewarta: Indra Setiawan/Willy Irawan
Surabaya (ANTARA News) - Ketua Majelis Ulama Indonesia KH Maruf Amin mengapresiasi kinerja polisi terkait pengamanan Natal sehingga kekhawatiran adanya gangguan keamanan tak terjadi.
"Natal tahun ini bagus sekali itu tak terlepas dari kinerja luar biasa dari Polri," katanya saat ditemui di Unusa Surabaya, Senin.
Ia mengatakan, masalah-masalah yang dikhawatirkan bisa mengakibatkan konflik seperti menggunakan atribut oleh umat Islam itu ternyata juga tidak ada, sehingga orang tidak lagi marah.
"Ini kan karena ada kesepakatan kita dengan pihak Polri bahwa Polri supaya ikut melakukan sosialisasi terkait dengan penggunaan atribut Natal bagi umat Islam, yang kedua memberikan tindakan terhadap mereka yang memaksa dengan menggunakan KUHP 355 dan itu diumumkan," jelasnya.
Maruf mengatakan kesepakatan antara MUI dan Polri membawa dampak yang bagus dan membuat semuanya berjalan aman.
"Toleransi terjaga dan tidak ada sweeping-sweeping. Saya melarang semua orang melakukan sweeping, biarlah itu kesadaran umat di satu sisi, dan juga pengamanan oleh pihak Polri. Dan Ansor juga ikut menjaga, melakukan pengamanan di semua, ini luar biasa, hasilnya memuaskan," tambahnya.
Ketika ditanya terkait terorisme, dirinya mengatakan terorisme adalah gejala dari kelompok kecil yang mempunyai pemahaman distortif.
Dia mengatakan, ada kekhawatiran kalau terjadi ledakan. Oleh karena itu pihaknya memberi apresiasi terhadap Polri karena bisa mendeteksi kemungkinan akan terjadinya sabotase atau peledakan atau pengeboman.
"Jadi yang dikhawatirkan kalau ada perayaan tahun baru atau Natal itu digunakan oleh mereka untuk melakukan pengacauan," ucapnya.
Dia menjelaskan, pihaknya dari kalangan NU, MUI dan ormas yang lain secara keseluruhan sudah melakukan sosialisasi untuk mencegah berkembangnya paham radikalisme yang nantinya akan melahirkan tindakan teroris.
Surabaya (ANTARA News) - Ketua Majelis Ulama Indonesia KH Maruf Amin mengapresiasi kinerja polisi terkait pengamanan Natal sehingga kekhawatiran adanya gangguan keamanan tak terjadi.
"Natal tahun ini bagus sekali itu tak terlepas dari kinerja luar biasa dari Polri," katanya saat ditemui di Unusa Surabaya, Senin.
Ia mengatakan, masalah-masalah yang dikhawatirkan bisa mengakibatkan konflik seperti menggunakan atribut oleh umat Islam itu ternyata juga tidak ada, sehingga orang tidak lagi marah.
"Ini kan karena ada kesepakatan kita dengan pihak Polri bahwa Polri supaya ikut melakukan sosialisasi terkait dengan penggunaan atribut Natal bagi umat Islam, yang kedua memberikan tindakan terhadap mereka yang memaksa dengan menggunakan KUHP 355 dan itu diumumkan," jelasnya.
Maruf mengatakan kesepakatan antara MUI dan Polri membawa dampak yang bagus dan membuat semuanya berjalan aman.
"Toleransi terjaga dan tidak ada sweeping-sweeping. Saya melarang semua orang melakukan sweeping, biarlah itu kesadaran umat di satu sisi, dan juga pengamanan oleh pihak Polri. Dan Ansor juga ikut menjaga, melakukan pengamanan di semua, ini luar biasa, hasilnya memuaskan," tambahnya.
Ketika ditanya terkait terorisme, dirinya mengatakan terorisme adalah gejala dari kelompok kecil yang mempunyai pemahaman distortif.
Dia mengatakan, ada kekhawatiran kalau terjadi ledakan. Oleh karena itu pihaknya memberi apresiasi terhadap Polri karena bisa mendeteksi kemungkinan akan terjadinya sabotase atau peledakan atau pengeboman.
"Jadi yang dikhawatirkan kalau ada perayaan tahun baru atau Natal itu digunakan oleh mereka untuk melakukan pengacauan," ucapnya.
Dia menjelaskan, pihaknya dari kalangan NU, MUI dan ormas yang lain secara keseluruhan sudah melakukan sosialisasi untuk mencegah berkembangnya paham radikalisme yang nantinya akan melahirkan tindakan teroris.
Kapolres Karawang Bantu Bayi Korban Kecelakaan Beruntun di Tol Cikampek
Mei Amelia R - detikNews
Karawang - Kapolres Karawang AKBP Andi Herindra turun tangan membantu korban kecelakaan beruntun 3 mobil di Tol Jakarta-Cikampek. Satu keluarga, termasuk bayi berusia 6 bulan, mengalami luka ringan akibat peristiwa tersebut.
Kecelakaan terjadi pada pukul 14.30 WIB, Senin (26/12/2016), di Tol KM 44.400 jalur B arah Bandung-Jakarta, di Kecamatan Telukjambe Barat, Kabupaten Karawang.
"Kecelakaan beruntun melibatkan Toyota Avanza B 1841 ZVE dengan Toyota Alphard warna putih nopol B 2016 TKH dan Toyota Innova nopol BE 1433 CC," jelas Andi kepada detikcom, Senin (26/12/2016).
Kecelakaan bermula ketika mobil Avanza yang dikemudikan oleh Johani (51), warga Cikarang Barat, Bekasi, hendak belok ke kanan. Namun tanpa diduga, tiba-tiba setir macet sehingga tidak bisa dibelokkan.
"Akhirnya menabrak mobil Alphard yang dikemudikan oleh Subinto, kemudian menabrak Innova yang dikemudikan oleh Hariyo Widodo," ungkapnya.
Akibat kecelakaan tersebut, 4 orang mengalami luka ringan, yang selanjutnya dibawa ke RS Jati Asih Bekasi. Polres Karawang kemudian ke lokasi untuk menangani kecelakaan tersebut.
Kapolres juga turun tangan membantu korban kecelakaan dengan menggendong bayi yang menjadi korban kecelakaan. Bayi tersebut diselamatkan dari mobil Avanza yang keluar dari jalan tol akibat kecelakaan tersebut.
Adapun keempat korban yang merupakan satu keluarga itu adalah:
1. Eri (39) alamat Kampung Tangsi RT 04/06 Desa Sukadanau, Cikarang Barat, Bekasi, mengalami luka ringan.
2. Ahmad Furgi (16) luka ringan.
3. Suci (12) luka ringan.
4. Vira (6 bulan) luka ringan.
Karawang - Kapolres Karawang AKBP Andi Herindra turun tangan membantu korban kecelakaan beruntun 3 mobil di Tol Jakarta-Cikampek. Satu keluarga, termasuk bayi berusia 6 bulan, mengalami luka ringan akibat peristiwa tersebut.
Kecelakaan terjadi pada pukul 14.30 WIB, Senin (26/12/2016), di Tol KM 44.400 jalur B arah Bandung-Jakarta, di Kecamatan Telukjambe Barat, Kabupaten Karawang.
"Kecelakaan beruntun melibatkan Toyota Avanza B 1841 ZVE dengan Toyota Alphard warna putih nopol B 2016 TKH dan Toyota Innova nopol BE 1433 CC," jelas Andi kepada detikcom, Senin (26/12/2016).
Kecelakaan bermula ketika mobil Avanza yang dikemudikan oleh Johani (51), warga Cikarang Barat, Bekasi, hendak belok ke kanan. Namun tanpa diduga, tiba-tiba setir macet sehingga tidak bisa dibelokkan.
"Akhirnya menabrak mobil Alphard yang dikemudikan oleh Subinto, kemudian menabrak Innova yang dikemudikan oleh Hariyo Widodo," ungkapnya.
Akibat kecelakaan tersebut, 4 orang mengalami luka ringan, yang selanjutnya dibawa ke RS Jati Asih Bekasi. Polres Karawang kemudian ke lokasi untuk menangani kecelakaan tersebut.
Kapolres juga turun tangan membantu korban kecelakaan dengan menggendong bayi yang menjadi korban kecelakaan. Bayi tersebut diselamatkan dari mobil Avanza yang keluar dari jalan tol akibat kecelakaan tersebut.
Adapun keempat korban yang merupakan satu keluarga itu adalah:
1. Eri (39) alamat Kampung Tangsi RT 04/06 Desa Sukadanau, Cikarang Barat, Bekasi, mengalami luka ringan.
2. Ahmad Furgi (16) luka ringan.
3. Suci (12) luka ringan.
4. Vira (6 bulan) luka ringan.
Kamis, 22 Desember 2016
Kapolri dan Ketua MUI Bertemu Bahas Fatwa, Inilah Hasilnya
JAKARTA - Kapolri
Jenderal Tito Karnavian mengundang Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia
(MUI) KH Ma’ruf Amin untuk membahas polemik fatwa bernomor 56 Tahun 2016
perihal larangan penggunaan atribut Natal oleh umat Islam. Pertemuan
antara Tito dan Kiai Ma’ruf digelar di rumah dinas Kapolri di Jalan
Pattimura, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Selasa (20/12) malam.
Hasil pertemuan itu adalah kesepakatan
antara Polri dan MUI. Pertama, MUI tidak membenarkan sosialisasi fatwa
menggunakan tindakan inkonstitusional seperti sweeping.
Kedua, Polri akan membantu MUI
mensosialisasikan fatwa itu secara persuasif. Menurut Tito, pihaknya
akan melakukan tindakan hukum terhadap elemen masyarakat yang melakukan
sweeping atas dasar fatwa MUI.
"Bila ada sweeping apalagi pelanggaran
hukum seperti kasus Solo, itu tidak benar. Saya sudah perintahkan
Kapolda Jawa Tengah bentuk tim dan lakukan langkah hukum untuk menjamin
masyarakat," kata Tito yang didampingi Ma'ruf Amin.
Selain itu, perlu ada koordinasi di antara
para pemangku kepentingan terkait sosialisasi fatwa itu dengan
melibatkan TNI dan Polri. Sehingga paham dan melakukan langkah
preventif," tambah Tito.
Tito menambahkan, fatwa MUI sifatnya
berupa imbauan kepada umat Islam. Karenanya mantan Kapolda Metro Jaya
itu menegaskan bahwa fatwa MUI bukan produk hukum positif seperti
undang-undang yang harus dieksekusi.
"Fatwa ini lebih kepada upaya imbauan yang
ditunjukan warga muslim berkaitan penggunaan atribut natal. Dan itu
tidak bersifat mengikat," tegas Tito.
Sementara Kiai Ma'ruf menegaskan, MUI
tidak bisa membenarkan sosialisasi fatwa dengan cara sweeping. Sebab,
aksi sweeping adalah perbuatan melawan hukum.
"MUI secara tegas tidak membenarkan adanya
sweeping yang dilakukan pihak tertentu. Dan ormas lainnya, tentu kami
minta sweeping dihentikan," jelas Ma'ruf.
Di sisi lain Ma'ruf mengatakan, fatwa itu
sebagai respins atas permintaan sejumlah ormas Islam. Fatwa itu
bertujuan agar tidak ada pemaksaan penggunaan atribut Natal kepada
pegawai yang beragama Islam.
Karenanya Ma'ruf juga mengimbau para
pengusaha agar tidak memaksa para pegawainya yang berbeda keyakinan
untuk menggunakan atribut Natal. Dia juga meminta Polri untuk menindak
tegas pihak yang kedapatan melakukan pemaksaan.
Namun demikian, Ma'ruf mengakui bahwa
adanya kesalahan penafsiran yang ditangkap oleh ormas terkait fatwa ini.
Seharusnya, fatwa disosialisasikan dengan persuasif baik oleh ormas,
Polri, ataupun instansi terkait.
"Maka pertemuan dibuat kesepakatan bahwa
edukasi fatwa pada masyarakat akan dilakukan bersama termasuk pemerintah
daerah dan aparat terkait. Kalau pakai atribut terpaksa itu jadi
tanggung jawab pribadi artinya dosa sendiri karena ada fatwa penggunaan
atribut sendiri," tandas dia.(mg4/jpnnKapolri: Aksi Sweeping Tidak akan Ditoleransi
JPNN.com - Kapolri
Jenderal Tito Karnavian sempat menyinggung masalah intoleran di Bandung
dan polemik Fatwa MUI yang mengakibatkan sejumlah ormas menggelar
sweeping.
Tito mengungkap hal tersebut saat
memberikan arahan dalam apel pasukan operasi pengamanan Natal dan Tahun
Baru 2017 di Lapangan Monas, Gambir, Jakarta Pusat, Kamis (22/12).
"Beberapa dinamika terjadi seperti
gangguan ibadah beberapa tempat di Bandung dan lain-lain. Ini jadi
perhatian kami di luar operasi. Kemudian ada kegiatan berhubungan
berbagai fatwa MUI, sweeping dan lain-lain," kata Tito.
Untuk mengantisipasi kejadian serupa
tidak terulang, Tito meminta seluruh jajarannya berkoordinasi dengan
pemda setempat dan semua pihak terkait. Hal ini bertujuan untuk
menciptakan keamanan dan ketertiban umum.
Mengenai penegakan hukum, Tito
menegaskan, pihaknya lebih memilih upaya persuasif pada Natal dan Tahun
Baru ini. Namun, untuk aksi sweeping, Tito menegaskan, tidak bisa
ditoleransi dan akan ditindak secara represif.
"Masalah pelanggaran hukum semua
rangkaian Natal dan Tahun Baru, kami lakukan langkah soft, pendekatan
semua pihak. Tapi kami juga akan melaksanakan penegakan hukum secara
tegas seperti masalah sweeping. Kami laksanakan dengan tegas dan keras
untuk menunjukkan eksistensi negara dalam melindungi masyarakat," tandas
Tito. (mg4/jpnn)
Minggu, 11 Desember 2016
Pemakaman Marie Muhammad Dilakukan Secara Militer
Rep: Dadang Kurnia/
Red: Ani Nursalikah
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemakaman mantan Menteri Keuangan era
Kabinet Pembangunan VI, Marie Muhammad di Taman Pemakaman Umum (TPU)
Tanah Kusir pada Ahad (11/12) diiringi upacara militer. Wakil Menteri
Keuangan RI Mardiasmo menjadi inspektur upacara militer tersebut.
Upacara militer dilakukan sebagai bakti dan penghormatan kepada almarhum yang telah mengabdikan hidupnya bagi bangsa dan negara. "Upacara ini dilaksanakan sebagai penghormatan terhadap almarhum atas baktinya kepada bangsa dan negara semasa hidupnya," kata Mardiasmo dalam sambutannya.
Menurut Mardiasmo, meninggalnya Marie Muhammad membuat negara Indonesia kehilangan salah satu putra terbaiknya. Itu tak lain, karena semasa hidupnya, Marie selalu memagang teguh prinsip perjuangan.
Tak hanya itu, Marie juga disebut-sebut sebagai putra bangsa yang memegang teguh nilai kesetiaan kepada negara. Mardismo mengharapkan masyarakat Indonesia meneladani Marie dalam memberikan baktinya bagi bangsa dan negara.
"Kita kehilangan putra bangsa yang baik, yang memegang teguh prinsip perjuangan dan setia kepada negara. Sangat bermanfaat untuk diteladani bagi kita yang masih hidup untuk berbakti kepada bangsa dan negara," kata Mardismo.
Meski upacara pemakaman tersebut diiringi turunnya gerimis, tak menyurutkan sanak famili menghadiri pemakaman tersebut. Bahkan beberapa tokoh seperti Mahfud MD, AM Fatwa dan lain sebagainya juga terlihat menghadiri upacara pemakaman.
Upacara militer dilakukan sebagai bakti dan penghormatan kepada almarhum yang telah mengabdikan hidupnya bagi bangsa dan negara. "Upacara ini dilaksanakan sebagai penghormatan terhadap almarhum atas baktinya kepada bangsa dan negara semasa hidupnya," kata Mardiasmo dalam sambutannya.
Menurut Mardiasmo, meninggalnya Marie Muhammad membuat negara Indonesia kehilangan salah satu putra terbaiknya. Itu tak lain, karena semasa hidupnya, Marie selalu memagang teguh prinsip perjuangan.
Tak hanya itu, Marie juga disebut-sebut sebagai putra bangsa yang memegang teguh nilai kesetiaan kepada negara. Mardismo mengharapkan masyarakat Indonesia meneladani Marie dalam memberikan baktinya bagi bangsa dan negara.
"Kita kehilangan putra bangsa yang baik, yang memegang teguh prinsip perjuangan dan setia kepada negara. Sangat bermanfaat untuk diteladani bagi kita yang masih hidup untuk berbakti kepada bangsa dan negara," kata Mardismo.
Meski upacara pemakaman tersebut diiringi turunnya gerimis, tak menyurutkan sanak famili menghadiri pemakaman tersebut. Bahkan beberapa tokoh seperti Mahfud MD, AM Fatwa dan lain sebagainya juga terlihat menghadiri upacara pemakaman.
Polda Metro Jaya siapkan pengamanan sidang Basuki Purnama
Pewarta: Anita Dewi dan Gusti Aryani
Jakarta (ANTARA News) - Polda Metro Jaya mempersiapkan sejumlah langkah pengamanan sidang perdana kasus dugaan penistaan agama dengan tersangka Basuki Purnama, yang digelar di bekas Gedung PN Jakarta Pusat, di Jalan Gajah Mada, Selasa (13/12).
"Berkaitan dengan penetapan, maka kepolisian wajib mengamankan. Yang diamankan pertama adalah orang yang nonton dan ikut sidang, lalu lokasi dan ketiga adalah kegiatannya," kata Kabid Humas Polda Metro Jaya, Komisaris Besar Polisi Argo Yuwono, di Jakarta, Minggu.
Ia
mengatakan, Polda Metro Jaya akan memastikan keamanan pengunjung dan
orang-orang yang terlibat dalam persidangan agar merasa nyaman dan aman
memberikan keterangan di persidangan.
Kemudian pengamanan lokasi terkait dengan arus keluar masuk manusia dan kendaraan ke dan di lokasi persidangan.
Ia mengatakan aparat akan menempatkan personel di beberapa simpul dan titik seperti di pertokoan dan demi kelancaran arus lalu lintas.
Pengamanan ketiga adalah terkait kegiatan persidangan. "Kemudian kegiatan, kegiatan sidang itu kita amankan, dari awal pembukaan, agendanya apa, sampai selesai dan kembali," katanya. Namun pada kesempatan itu ia belum memberikan jumlah personel yang akan diturunkan.
Jakarta (ANTARA News) - Polda Metro Jaya mempersiapkan sejumlah langkah pengamanan sidang perdana kasus dugaan penistaan agama dengan tersangka Basuki Purnama, yang digelar di bekas Gedung PN Jakarta Pusat, di Jalan Gajah Mada, Selasa (13/12).
"Berkaitan dengan penetapan, maka kepolisian wajib mengamankan. Yang diamankan pertama adalah orang yang nonton dan ikut sidang, lalu lokasi dan ketiga adalah kegiatannya," kata Kabid Humas Polda Metro Jaya, Komisaris Besar Polisi Argo Yuwono, di Jakarta, Minggu.
Kemudian pengamanan lokasi terkait dengan arus keluar masuk manusia dan kendaraan ke dan di lokasi persidangan.
Ia mengatakan aparat akan menempatkan personel di beberapa simpul dan titik seperti di pertokoan dan demi kelancaran arus lalu lintas.
Pengamanan ketiga adalah terkait kegiatan persidangan. "Kemudian kegiatan, kegiatan sidang itu kita amankan, dari awal pembukaan, agendanya apa, sampai selesai dan kembali," katanya. Namun pada kesempatan itu ia belum memberikan jumlah personel yang akan diturunkan.
BPJS Ketenagakerjaan ikut serta dalam peringatan Hari Anti Korupsi Internasional
Jakarta (ANTARA News) - BPJS Ketenagakerjaan menunjukkan konsistensi
dalam menerapkan tata pemerintahan yang baik dan dan mewujudkan insan
yang berintegritas salah satunya dengan ikut serta dalam Peringatan Hari
Anti Korupsi Internasional 2016 yang digelar di Pekanbaru, Kamis.
Dalam kesempatan itu, Ketua Komite Good Governance BPJS Ketenagakerjaan Dedy Pramiadi, seperti dikutip dari keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, mengingatkan kepada seluruh jajaran BPJS Ketenagakerjaan untuk berhati-hati dan tidak memberi atau menerima gratifikasi, sebagai bentuk tindakan nyata melawan korupsi.
"Seluruh mitra kerja BPJS Ketenagakerjaan maupun pihak lainnya dilarang memberikan gratifikasi dalam bentuk apa pun kepada direksi, dewan pengawas, dan seluruh karyawan BPJS Ketenagakerjaan," katanya.
"Jika ada pihak-pihak yang mengatasnamakan BPJS Ketenagakerjaan mengajukan permintaan gratifikasi dalam bentuk apa pun agar ditolak," ujarnya.
Undang-Undang No 20 Tahun 2001 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi, menyebutkan gratifikasi merupakan pemberian dalam arti luas, yakni meliputi pemberian uang, barang, rabat, komisi, pinjaman tanpa bunga, tiket perjalanan, fasilitas penginapan, perjalanan wisata, pengobatan cuma-cuma, dan fasilitas lainnya.
Sementara itu, sebagai bentuk komitmen untuk ikut memberantas korupsi, BPJS telah turut serta dalam Deklarasi Anti Korupsi bersama Komisi Pemberantasan Korupsi, penguatan fungsi Komite Good Governance, serta kampanye anti gratifikasi dan pungli di media massa.
Selain itu, penguatan infrastruktur anti-korupsi yang telah ada seperti sistem pelaporan pelanggaran (whistleblowing system/WBS), fraud control system (FCS) dan Unit Pengendali Gratifikasi (UPG) serta penyiapan tunas integritas di setiap unit kerja.
Ia mengatakan BPJS Ketenagakerjaan telah berkomunikasi dengan cara mengirimkan surat ke KPK dan Ombudsman menjelaskan tentang kebijakan BPJS Ketenagakerjaan untuk menegakkan integritas.
Lebih lanjut Dedy meminta peran aktif masyarakat apabila mengetahui terjadi pelanggaran, dengan melapor kepada Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), pihak yang berwajib, atau melalui sistem pelaporan pelanggaran yang terdapat di laman www.bpjsketenagakerjaan.go.id.
"Kami juga mengharapkan bantuan dari masyarakat untuk selalu mengawasi kami, agar komitmen kami ini dapat diwujudkan untuk Indonesia yang lebih bersih," tuturnya.
Editor: Heppy Ratna
Dalam kesempatan itu, Ketua Komite Good Governance BPJS Ketenagakerjaan Dedy Pramiadi, seperti dikutip dari keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, mengingatkan kepada seluruh jajaran BPJS Ketenagakerjaan untuk berhati-hati dan tidak memberi atau menerima gratifikasi, sebagai bentuk tindakan nyata melawan korupsi.
"Seluruh mitra kerja BPJS Ketenagakerjaan maupun pihak lainnya dilarang memberikan gratifikasi dalam bentuk apa pun kepada direksi, dewan pengawas, dan seluruh karyawan BPJS Ketenagakerjaan," katanya.
"Jika ada pihak-pihak yang mengatasnamakan BPJS Ketenagakerjaan mengajukan permintaan gratifikasi dalam bentuk apa pun agar ditolak," ujarnya.
Undang-Undang No 20 Tahun 2001 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi, menyebutkan gratifikasi merupakan pemberian dalam arti luas, yakni meliputi pemberian uang, barang, rabat, komisi, pinjaman tanpa bunga, tiket perjalanan, fasilitas penginapan, perjalanan wisata, pengobatan cuma-cuma, dan fasilitas lainnya.
Sementara itu, sebagai bentuk komitmen untuk ikut memberantas korupsi, BPJS telah turut serta dalam Deklarasi Anti Korupsi bersama Komisi Pemberantasan Korupsi, penguatan fungsi Komite Good Governance, serta kampanye anti gratifikasi dan pungli di media massa.
Selain itu, penguatan infrastruktur anti-korupsi yang telah ada seperti sistem pelaporan pelanggaran (whistleblowing system/WBS), fraud control system (FCS) dan Unit Pengendali Gratifikasi (UPG) serta penyiapan tunas integritas di setiap unit kerja.
Ia mengatakan BPJS Ketenagakerjaan telah berkomunikasi dengan cara mengirimkan surat ke KPK dan Ombudsman menjelaskan tentang kebijakan BPJS Ketenagakerjaan untuk menegakkan integritas.
Lebih lanjut Dedy meminta peran aktif masyarakat apabila mengetahui terjadi pelanggaran, dengan melapor kepada Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), pihak yang berwajib, atau melalui sistem pelaporan pelanggaran yang terdapat di laman www.bpjsketenagakerjaan.go.id.
"Kami juga mengharapkan bantuan dari masyarakat untuk selalu mengawasi kami, agar komitmen kami ini dapat diwujudkan untuk Indonesia yang lebih bersih," tuturnya.
Editor: Heppy Ratna
Minggu, 20 November 2016
Kasus AKBP Brotoseno Jadi Momentum Polri Bersih-bersih
Arief Ikhsanudin - detikNews
Jakarta - Tertangkapnya AKBP Brotoseno dalam Operasi Tangkap Tangan (OTT) Tim Sapu Bersih (Saber) Pungli menjadi momentum kepolisian untuk membersihkan instansinya dari pungli. Polri harus menyelesaikan kasus tersebut secara tuntas.
"Bagian dari pembersihan institusi Polri. Tidak menutup kemungkinan melibatkan pejabat di atasnya. Oleh karena itu, kita harap Polri menyelesaikan permasalahan ini," kata anggota Komisi III DPR Junimart Girsang kepada detikcom, Sabtu malam (19/11/2016).
Junimart berharap pihak kepolisian transparan dalam penyelidikan kasus itu. Polisi pun diminta mendalami kasus itu untuk mencari tahu apakah sudah ada kejadian yang sama sebelumnya.
"Mungkin yang bersangkutan, sudah pernah melakukan hal sama tapi tidak tertangkap tangan. Kita harapkan penyidik transparan melakukan pendalaman," ujar Junimart.
Hal senada disampaikan oleh anggota komisi III yang lain, Dwi Ria Latifa. Dwi mengapresiasi tindakan yang dilakukan oleh polisi, dan menjadikan contoh untuk penanganan kasus di instansi lain.
"Ini adalah shock therapy dan betul-betul menjadi pembelajaran untuk mereka yang berwenang di pelayanan publik supaya ke depan lebih berhati-hati," kata Dwi.
Dwi mempercayai pihak kepolisian akan menindak lanjuti permasalahan ini sampai tuntas. Dwi pun memegang perkataan Kapolri Jenderal Tito Karnavian yang akan memecat Brotoseno jika divonis lebih dari dua tahun.
"Kebetulan, saat ini yang ditangkap anggota Polri, mau tidak mau yang disorot institusi Polri. Tapi saya percaya, Polri akan tindak lanjuti ini dengan transparan," ujar Dwi.
AKBP Brotoseno awalnya ditangkap Tim Saber Pungli dibantu tim Pengamanan Internal (Paminal) pada Jumat (11/11/2016). Dia kini resmi ditetapkan sebagai tersangka kasus dugaan suap Rp 1,9 miliar dan telah ditahan di Rutan Polda Metro Jaya.
Jakarta - Tertangkapnya AKBP Brotoseno dalam Operasi Tangkap Tangan (OTT) Tim Sapu Bersih (Saber) Pungli menjadi momentum kepolisian untuk membersihkan instansinya dari pungli. Polri harus menyelesaikan kasus tersebut secara tuntas.
"Bagian dari pembersihan institusi Polri. Tidak menutup kemungkinan melibatkan pejabat di atasnya. Oleh karena itu, kita harap Polri menyelesaikan permasalahan ini," kata anggota Komisi III DPR Junimart Girsang kepada detikcom, Sabtu malam (19/11/2016).
Junimart berharap pihak kepolisian transparan dalam penyelidikan kasus itu. Polisi pun diminta mendalami kasus itu untuk mencari tahu apakah sudah ada kejadian yang sama sebelumnya.
"Mungkin yang bersangkutan, sudah pernah melakukan hal sama tapi tidak tertangkap tangan. Kita harapkan penyidik transparan melakukan pendalaman," ujar Junimart.
Hal senada disampaikan oleh anggota komisi III yang lain, Dwi Ria Latifa. Dwi mengapresiasi tindakan yang dilakukan oleh polisi, dan menjadikan contoh untuk penanganan kasus di instansi lain.
"Ini adalah shock therapy dan betul-betul menjadi pembelajaran untuk mereka yang berwenang di pelayanan publik supaya ke depan lebih berhati-hati," kata Dwi.
Dwi mempercayai pihak kepolisian akan menindak lanjuti permasalahan ini sampai tuntas. Dwi pun memegang perkataan Kapolri Jenderal Tito Karnavian yang akan memecat Brotoseno jika divonis lebih dari dua tahun.
"Kebetulan, saat ini yang ditangkap anggota Polri, mau tidak mau yang disorot institusi Polri. Tapi saya percaya, Polri akan tindak lanjuti ini dengan transparan," ujar Dwi.
AKBP Brotoseno awalnya ditangkap Tim Saber Pungli dibantu tim Pengamanan Internal (Paminal) pada Jumat (11/11/2016). Dia kini resmi ditetapkan sebagai tersangka kasus dugaan suap Rp 1,9 miliar dan telah ditahan di Rutan Polda Metro Jaya.
Kuasa Hukum: Brotoseno Siap Bertanggung Jawab
Ibnu Hariyanto - detikNews
Jakarta - AKBP Brotoseno siap bertanggung jawab atas apa yang dituduhkan padanya. Brotoseno ditangkap Tim Saber Pungli dibantu tim Pengamanan Internal (Paminal) pada (11/11) dengan bukti Rp 1,9 miliar.
"Yang jelas dia sehat (di dalam Rutan Polda Metro Jaya). Dia tadi siap bertanggung jawab di situ," kata tim kuasa hukum Brotoseno, Robinson, usai menjengkuk kliennya di Polda Metro Jaya, Jalan Jenderal Sudirman, Jaksel, Minggu (20/11/2016).
Brotoseno membantah uang yang diterimanya terkait kasus cetak sawah. Lebih detail, Brotoseno akan membeberkan saat diperiksa penyidik.
"Kalau emang terbukti bersalah dia siap menjalani proses hukum," ucap Robinson yang juga didampingi kuasa hukum lainnya, Syamsuddin.
"Kalau itu memang dianggap gratifikasi, ini tidak ada kaitannya dengan kasus. Nanti jelasnya akan diklarifikasi dalam pemeriksaan," ucap Robinson meyakinkan.
Terkait kasus cetak sawah, Brotoseno mempersilakan pihak penyidik memprosesnya.
"Pesan dari dia, kalau pun harus nanti menjalani proses hukum, supaya kasus cetak sawah yang dia tangani dilanjutkan dan dipercepat. Dia masih BAP saksi. Dia masih menyediakan saksi ahli, terakhirnya dia nggak ikut gelar perkara gara-gara ditahan itu," pungkas Robinson.
Jakarta - AKBP Brotoseno siap bertanggung jawab atas apa yang dituduhkan padanya. Brotoseno ditangkap Tim Saber Pungli dibantu tim Pengamanan Internal (Paminal) pada (11/11) dengan bukti Rp 1,9 miliar.
"Yang jelas dia sehat (di dalam Rutan Polda Metro Jaya). Dia tadi siap bertanggung jawab di situ," kata tim kuasa hukum Brotoseno, Robinson, usai menjengkuk kliennya di Polda Metro Jaya, Jalan Jenderal Sudirman, Jaksel, Minggu (20/11/2016).
Brotoseno membantah uang yang diterimanya terkait kasus cetak sawah. Lebih detail, Brotoseno akan membeberkan saat diperiksa penyidik.
"Kalau emang terbukti bersalah dia siap menjalani proses hukum," ucap Robinson yang juga didampingi kuasa hukum lainnya, Syamsuddin.
"Kalau itu memang dianggap gratifikasi, ini tidak ada kaitannya dengan kasus. Nanti jelasnya akan diklarifikasi dalam pemeriksaan," ucap Robinson meyakinkan.
Terkait kasus cetak sawah, Brotoseno mempersilakan pihak penyidik memprosesnya.
"Pesan dari dia, kalau pun harus nanti menjalani proses hukum, supaya kasus cetak sawah yang dia tangani dilanjutkan dan dipercepat. Dia masih BAP saksi. Dia masih menyediakan saksi ahli, terakhirnya dia nggak ikut gelar perkara gara-gara ditahan itu," pungkas Robinson.
Kamis, 13 Oktober 2016
Layanan Informasi dari Situs BPN.go.id
Masalah tertib administrasi pertanahan saat ini, sedang giat dilaksanakan n
di Negara yang kita cintai ini, sebenarnya pembaca dapat membuka layanan informasi yang ada di situs Kementerian Agraria dan pertanahan d.h BPN, saya mengutip dari situd Kementerian Agraria yang mungkin dapat bermanfaat bagi rekan-rekan yang terkait dengan masalah pertanahan, sebagai berikut :
di Negara yang kita cintai ini, sebenarnya pembaca dapat membuka layanan informasi yang ada di situs Kementerian Agraria dan pertanahan d.h BPN, saya mengutip dari situd Kementerian Agraria yang mungkin dapat bermanfaat bagi rekan-rekan yang terkait dengan masalah pertanahan, sebagai berikut :
Pengelolaan
dan Penangan Sengketa, Konflik dan Perkara ini telah di design untuk penggunaan
secara Nasional sehingga diharapkan :
- Menghasilkan data komulatif Sengketa, Konflik, dan Perkara yang terukur, akurat (valid) serta berkesinambungan baik di tingkat Kantor Pertanahan, Kanwil BPN Provinsi dan BPN RI dengan melakukan validasi data Sengketa, Konflik, dan Perkara secara berjenjang.
- Penyamaan persepsi, acuan, rujukan dan pedoman penanganan Sengketa, Konflik, dan Perkara baik secara parsial maupun secara general serta Menetapkan langkah-langkah strategis dalam upaya menyelesaikan masalah Sengketa, Konflik, dan Perkara Pertanahan.
- Memudahkan kinerja BPN RI dalam mengeneralisir dan mengklasifikasi Sengketa, Konflik, dan Perkara untuk ditindaklanjuti dengan penyiapan Standar Operasional Prosedur(SOP) Pelayanan Penanganan Sengketa, Konflik, dan Perkara serta mempermudah BPN RI dalam penyiapan tata cara kerja, panduan serta pedoman penanganan Sengketa, Konflik, dan Perkara.
- Meningkatkan pelayanan publik dalam penanganan Sengketa, Konflik, dan Perkara.
- Membentuk korelasi hubungan kerja antara Kedeputian I (peta tematik dan peta pendaftaran), Kedeputian II (data Buku Tanah dan warkah), dan Kedeputian V (data Sengketa, Konflik dan Perkara) yang sinergis dan saling berinteraksi guna membentuk Peta tunggal pengelolaan dan penanganan SKP secara nasional dengan informasi yang dinamis dan terkini.
- Memberikan sistem peringatan dini (early warning system) dalam proses layanan pertanahan kepada masyarakat sehingga dapat dihindari peningkatan jumlah dan jenis sengketa dan Konflik Pertanahan.
Irjen Iriawan Komitmen Berantas Pungli di Polda Metro Jaya
Mei Amelia R - detikNews
Jakarta - Polisi sudah berhasil melakukan operasi tangkap tangan (OTT) di Kementerian Perhubungan. Polda Metro Jaya juga sudah berkomitmen memberantas pungli di lingkungannya.
Kapolda Metro Jaya Irjen Pol Mochammad Iriawan pun menegaskan, pemberantasan pungli di sudah dilakukan di institusinya. Polda Metro Jaya sendiri baru-baru ini melakukan OTT terhadap oknum polisi yang melakukan praktek percaloan pada layanan SIM (Surat Izin Mengemudi).
"Kapolri sudah sampaikan. Kalau ada data silakan lapor. Kemarin (di) 4 Polres kita tangkap. Kita komitmen lakukan itu," ujar Irjen Iriawan kepada wartawan di Mapolda Metro Jaya, Jakarta, Rabu (12/10/2016).
Kapolda mengungkap, oknum petugas tersebut menarik pungutan liar dari pemohon yang melebihi tarif PNBP (Penerimaan Negara Bukan Pajak) untuk permohonan SIM.
"Yang tidak sesuai PNBP ada, ada yang (menarik pungli sebesar) Rp 250 ribu," ungkapnya.
Mantan Kapolda Jawa Barat ini juga menegaskan, pihaknya akan memberikan sanksi berat kepada oknum yang terbukti melakukan pungli atau praktek percaloan.
"Kalau terbukti, akan dicopot. Kalau kita kan punya kode etiknya, bisa di-PTDH (Pemberhentian Tidak Dengan Hormat)," imbuh Iriawan.
Baca Juga: Kapolri Perintahkan Internalnya untuk Gelar Operasi Pungli
Sebelumnya, Propam Polda Metro Jaya melakukan OTT di Polres Tangerang Selatan, Polres Depok, Polres Bekasi dan Satpas SIM Daan Mogot. Dari 4 lokasi tersebut, ada 6 oknum polisi termasuk salah satunya perwira berpangkat Ajun Komisaris Polisi (AKP) yang tertangkap melakukan percaloan.
Sebelumnya, Kapolri Jenderal Tito Karnavian memastikan, Operasi Pemberantasan Pungli (OPP) yang dicanangkan oleh Presiden Joko Widodo ini tidak hanya menyasar lembaga lain, tetapi juga di internalnya. Tito bahkan telah memerintahkan kepada jajaran Kepolisian Daerah (Polda) untuk melakukan operasi tersebut.
(mei/imk)
Jakarta - Polisi sudah berhasil melakukan operasi tangkap tangan (OTT) di Kementerian Perhubungan. Polda Metro Jaya juga sudah berkomitmen memberantas pungli di lingkungannya.
Kapolda Metro Jaya Irjen Pol Mochammad Iriawan pun menegaskan, pemberantasan pungli di sudah dilakukan di institusinya. Polda Metro Jaya sendiri baru-baru ini melakukan OTT terhadap oknum polisi yang melakukan praktek percaloan pada layanan SIM (Surat Izin Mengemudi).
"Kapolri sudah sampaikan. Kalau ada data silakan lapor. Kemarin (di) 4 Polres kita tangkap. Kita komitmen lakukan itu," ujar Irjen Iriawan kepada wartawan di Mapolda Metro Jaya, Jakarta, Rabu (12/10/2016).
Kapolda mengungkap, oknum petugas tersebut menarik pungutan liar dari pemohon yang melebihi tarif PNBP (Penerimaan Negara Bukan Pajak) untuk permohonan SIM.
"Yang tidak sesuai PNBP ada, ada yang (menarik pungli sebesar) Rp 250 ribu," ungkapnya.
Mantan Kapolda Jawa Barat ini juga menegaskan, pihaknya akan memberikan sanksi berat kepada oknum yang terbukti melakukan pungli atau praktek percaloan.
"Kalau terbukti, akan dicopot. Kalau kita kan punya kode etiknya, bisa di-PTDH (Pemberhentian Tidak Dengan Hormat)," imbuh Iriawan.
Baca Juga: Kapolri Perintahkan Internalnya untuk Gelar Operasi Pungli
Sebelumnya, Propam Polda Metro Jaya melakukan OTT di Polres Tangerang Selatan, Polres Depok, Polres Bekasi dan Satpas SIM Daan Mogot. Dari 4 lokasi tersebut, ada 6 oknum polisi termasuk salah satunya perwira berpangkat Ajun Komisaris Polisi (AKP) yang tertangkap melakukan percaloan.
Sebelumnya, Kapolri Jenderal Tito Karnavian memastikan, Operasi Pemberantasan Pungli (OPP) yang dicanangkan oleh Presiden Joko Widodo ini tidak hanya menyasar lembaga lain, tetapi juga di internalnya. Tito bahkan telah memerintahkan kepada jajaran Kepolisian Daerah (Polda) untuk melakukan operasi tersebut.
(mei/imk)
'Setiap atasan atau pengawas harus melihat bawahannya.'
Oleh : Bayu Adi Wicaksono, Chandra G. Asmara
VIVA.co.id – Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menegaskan praktik pungutan liar yang terjadi di lingkungan Kementerian Perhubungan, telah menjadi pelajaran penting bagi pemerintah, maupun dirinya dalam memimpin seluruh jajaran Kementerian Keuangan. Disaksikan Presiden Joko Widodo, polisi menangkap basah tiga pegawai Kemenhub dalam praktik pungutan liar di kantor mereka Selasa kemarin.
"Apa yang terjadi di Kemenhub menjadi pelajaran penting bagi seluruh jajaran pemerintah, termasuk di bawah Kemenkeu," kata Sri saat ditemui di gedung parlemen, Jakarta, Rabu 12 Oktober 2016.
Sri Mulyani mengaku telah menginstruksikan seluruh jajaran eselon I di Kemenkeu untuk mencermati berbagai keluhan yang masuk ke dalam otoritas yang berada langsung di bawah Kemenkeu. Baik itu Direktorat Jenderal Bea dan Cukai, Direktorat Jenderal Pajak, hingga Direktorat Jenderal Kekayaan Negara.
Hal ini dilakukan, menurut Sri demi meminimalisir terjadinya praktik pungutan liar di lingkungan pemerintah. Mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia itu mengaku, mewanti-wanti kepada seluruh unit eselon I Kemenkeu, agar bertindak tegas untuk mencegah terjadinya praktik terlarang tersebut.
"Instruksinya, setiap atasan atau pengawas harus melihat bawahannya apabila ada indikasi terjadinya penyelewengan. Kalau terjadi segera laporkan. Saya minta seluruh jajaran eselon I melakukan tindakan atas temuan yang telah diidentifikasi," katanya.
Sebagai informasi, aparat kepolisian telah menangkap enam orang yang diduga melakukan praktik pungutan liar di lingkungan Kementerian Perhubungan, terkait masalah perizinan perkapalan dan pelayaran di Indonesia.
Aparat keamanan pun telah menyita uang tunai senilai puluhan juta yang berjumlah Rp1 miliar, sebagai barang bukti dari transaksi terlarang itu. Barang bukti ditemukan di dua lokasi berbeda, yaitu di lantai enam dan lantai 12 gedung Kemenhub.
Presiden Joko Widodo pun turun tangan atas praktik terlarang tersebut. Kepala Negara geram dengan masih ditemukannya praktik pungutan liar yang justru terjadi di ruang lingkup pemerintahan. Ia pun mengingatkan kepada seluruh jajarannya, untuk memberantas praktik tersebut.
Oleh : Bayu Adi Wicaksono, Chandra G. Asmara
VIVA.co.id – Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menegaskan praktik pungutan liar yang terjadi di lingkungan Kementerian Perhubungan, telah menjadi pelajaran penting bagi pemerintah, maupun dirinya dalam memimpin seluruh jajaran Kementerian Keuangan. Disaksikan Presiden Joko Widodo, polisi menangkap basah tiga pegawai Kemenhub dalam praktik pungutan liar di kantor mereka Selasa kemarin.
"Apa yang terjadi di Kemenhub menjadi pelajaran penting bagi seluruh jajaran pemerintah, termasuk di bawah Kemenkeu," kata Sri saat ditemui di gedung parlemen, Jakarta, Rabu 12 Oktober 2016.
Sri Mulyani mengaku telah menginstruksikan seluruh jajaran eselon I di Kemenkeu untuk mencermati berbagai keluhan yang masuk ke dalam otoritas yang berada langsung di bawah Kemenkeu. Baik itu Direktorat Jenderal Bea dan Cukai, Direktorat Jenderal Pajak, hingga Direktorat Jenderal Kekayaan Negara.
Hal ini dilakukan, menurut Sri demi meminimalisir terjadinya praktik pungutan liar di lingkungan pemerintah. Mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia itu mengaku, mewanti-wanti kepada seluruh unit eselon I Kemenkeu, agar bertindak tegas untuk mencegah terjadinya praktik terlarang tersebut.
"Instruksinya, setiap atasan atau pengawas harus melihat bawahannya apabila ada indikasi terjadinya penyelewengan. Kalau terjadi segera laporkan. Saya minta seluruh jajaran eselon I melakukan tindakan atas temuan yang telah diidentifikasi," katanya.
Sebagai informasi, aparat kepolisian telah menangkap enam orang yang diduga melakukan praktik pungutan liar di lingkungan Kementerian Perhubungan, terkait masalah perizinan perkapalan dan pelayaran di Indonesia.
Aparat keamanan pun telah menyita uang tunai senilai puluhan juta yang berjumlah Rp1 miliar, sebagai barang bukti dari transaksi terlarang itu. Barang bukti ditemukan di dua lokasi berbeda, yaitu di lantai enam dan lantai 12 gedung Kemenhub.
Presiden Joko Widodo pun turun tangan atas praktik terlarang tersebut. Kepala Negara geram dengan masih ditemukannya praktik pungutan liar yang justru terjadi di ruang lingkup pemerintahan. Ia pun mengingatkan kepada seluruh jajarannya, untuk memberantas praktik tersebut.
Selasa, 11 Oktober 2016
Menteri Sofyan Akui Ada Oknum BPN Terlibat Mafia Pertanahan Read more: http://www.tajuk.id/read/vivanews/825852-menteri-sofyan-akui-ada-oknum-bpn-terlibat-mafia-pertanahan
vivanews
VIVA.co.id – Menteri Agraria dan Tata Ruang sekaligus Kepala Badan
Pertanahan Nasional, Sofyan Djalil, mengakui masih ada jajarannya yang
terlibat mafia pertanahan. Mereka bekerja sama dengan para calo untuk
meloloskan sertifikat tanah dan bangunan tertentu. Karena itu, untuk
membenahi masalah percaloan ini, lembaganya menggandeng Komisi
Pemberantasan Korupsi.\"Kalau disebutkan pejabat BPN (terlibat mafia),
mungkin satu-dua orang ada, tapi sistem kami cukup ketat.
Nah
ini kami menjaga lagi supaya tidak ada lagi oknum yang lakukan itu,
merusak sistem yang sudah dikerjakan,\" kata ?Sofyan usai bertemu
pimpinan KPK, di kantor KPK, Jl. HR Rasuna Said, Kuningan, Jakarta
Selatan, Jumat, 23 September 2016. Sofyan tak memungkiri bahwa mafia
pertanahan masih menjadi kendala institusi BPN dalam mereformasi sektor
pertanahan. Jumlahnya tidak sedikit, bahkan tersebar hingga ke pelosok
Tanah Air. Meski begitu, untuk sistem yang diterapkan saat ini, dia
klaim lebih baik dalam mencegah oknum di BPN terlibat dengan calo
sertifikasi pertanahan dan bangunan.
\"Sehingga kalau misal
prinsipnya karena kesalahan orang dalam (BPN), kita ambil tindakan.
Tetapi kalau anda cerita mafia tanah bukan hanya BPN, banyak sekali
dimana-mana. Untuk itu kami akan atasi mafia tanah ini, ?bukan hanya di
BPN,\" tegas Sofyan. Karenanya, pihaknya berkomitmen meningkatkan
standar operasional prosedur, dan menggandeng penegak hukum untuk
mengawasinya. .
Beri Target 5 Juta Sertifikat, Presiden Jokowi Ingatkan Pejabat BPN Jangan Coba-Coba Main Pungl
Oleh: Humas ;
Diposkan pada: 10 Oct 2016
Presiden Joko Widodo (Jokowi) memberikan
target kepada Menteri Agraria/Kepala Badan Pertanahan Nasional (BPN)
Sofyan Djalil agar pada tahun depan (2017) minimal bisa menyelesaikan 5
juta sertifikat, tahun 2018 minimal 7 juta dan tahun 2019 minimal 9 juta
tanah masyarakat sudah harus berseritifikat.
Untuk itu, menurut Presiden Jokowi mulai
saat ini ia akan memantau, mengontrol, dan mengecek tiap kantor BPN
dengan caranya. “Jangan lagi ada yang berbelit belit, yang gampang
dimudahkan, yang mudah dicepetkan. Jangan diruwet-ruwetkan, apalagi
pakai minta pungli, hati-hati,” tegas Presiden Jokowi saat menyerahkan
2580 sertifikat tanah program strategis tahun 2016, di Kecamatan
Wonosari, Kabupaten Gunungkidul, DIY, Senin (10/10) siang.
Presiden menegaskan kembali
peringatannya agar segenap petugas Kementerian Agraria/BPN berhati-hati
kalau dirinya sudah menyampaikan peringatan seperti itu. Jangan ada yang
berani coba-coba. “Mata saya ada dimana-mana, mata saya memang hanya
dua tapi intelijen ada dimana-mana. Kalau saya sudah perintah diawasi,
pasti diawasi,” tegasnya.
Menurut Presiden Jokowi, dirinya ingin
sertifikat ini mempermudah rakyat, ada kepastian. Karena itu,
Presiden ingin prosesnya dibuat lebih sederhana, lebih mudah, lebih
cepat, dan tidak ada pungutan sehingga lebih murah. Tidak seperti yang
pernah dialaminya sendiri dalam pengurusan sertifikat tanah. “Pernah
ngalami sendiri. Geleng geleng saya ngurus,” ujarnya.
Karena sudah diberi amanah oleh rakyat,
Presiden menegaskan, dirinya tidak mau kejadian apa yang dulu dialami,
sekarang dialami oleh masyarakat.
“Jangan sampai rakyat kecil dipersulit
kemudian yang gede lebih mudah, jangan dibalik seperti itu, sekali lagi
hati-hati. Kalau sudah ada yang ngomong betul-betul, berarti yang betul.
Semua warga harus mendapatkan pelayanan dengan standar yang sama,
dengan kualitas yang sama,” tegas Presiden.
Harus Dikalkulasi
Dalam kesempatan penyerahan secara
simbolis sertifikat tanah rakyat itu, Presiden Jokowi sempat berusaha
memastikan apakah yang menerima sertifikat benar-benar sesuai dengan
jumlah sertifikat yang disebutkan, yaitu 2.580. “Biasa kalau simbolis
itu hanya yang sebelas saja, yang lain tidak. Saya ingin betul betul
pasti sertifikat 2580 ya betul itu, ada yang dari Yogya, dari
Gunungkidul, dari Sleman, dari Bantul, ada dari Kulonprogo,” ujarnya.
Sementara saat berdialog dengan warga,
Presiden Jokowi berpesan, kalau sudah punya sertifikat disimpan. Tapi
kalau ada keperluan produktif atau untuk pinjaman bank, ia minta agar
hati-hati dan dikalkulasi, jangan sampai sertifikat lepas karena
hitungan tidak tepat. Apalagi jika bukan untuk usaha, harus benar-benar
hati-hati.
“Saya senang, saya bahagia sekali bahwa
rakyat sudah mendapatkan hak miliknya berupa sertifikat. Kita harapkan
hal seperti ini tahun depan akan hatam karena sistem baru disiapkan agar
rakyat itu menerima sertifikat dengan waktu yang cepat, yang sederhana,
dengan biaya kalau ada dengan biaya yang murah, karena nanti sebagian
akan ditutup dengan APBD sebagian juga dibantu dari APBN,” pungkas
Presiden Jokowi.
Tampak mendampingi Presiden Jokowi dalam
kesempatan itu antara lain Ibu Negara Iriana Joko Widodo, Menko PMK
Puan Maharani, Menteri Agraria/Kepala BPN Sofyan Djalil, Mensesneg
Pratikno, dan Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X. (DNS/AGG/ES)
Jumat, 30 September 2016
Tanpa Sirine Meraung, RI 1 Jokowi Melintas di Tengah Kemacetan di Tol Cibubur
Salmah Muslimah - detikNews
Jakarta - Mungkin Anda pernah mengalami macet dan tiba-tiba ada sirine meraung meminta jalan. Sirine berisik itu seperti tak mengerti kondisi kemacetan.
Keistimewaan pengawalan dengan sirine meraung memang kebiasaan umum pejabat. Mungkin saja mereka memang buru-buru dan mengejar waktu.
Kondisi soal sirini berisik meminta diberi jalan ini berbeda ketika RI 1 yang ditumpangi Presiden Jokowi melintas.
Tak ada raung sirine tak ada klakson memaksa meminta pengendara minggir. Di tengah macet di Tol Cibubur arah Jakarta pukul 08.30 WIB kendaraan RI 1 melintas lambat.
Motor dan mobil pengawal tak menyalakan sirine hanya tangan saja melambai meminta kendaraan menepi. Setelah dua motor besar lalu kendaraan Jeep Mercy, RI 1 ikut dibelakang.
Tak ada penutupan jalan, semua normal saja. Kendaraan yang macet pun menepi perlahan menepi memberi jalan.
Sekali lagi tak ada suara bising sirine mengganggu.
(ndr/fjp)
Jakarta - Mungkin Anda pernah mengalami macet dan tiba-tiba ada sirine meraung meminta jalan. Sirine berisik itu seperti tak mengerti kondisi kemacetan.
Keistimewaan pengawalan dengan sirine meraung memang kebiasaan umum pejabat. Mungkin saja mereka memang buru-buru dan mengejar waktu.
Kondisi soal sirini berisik meminta diberi jalan ini berbeda ketika RI 1 yang ditumpangi Presiden Jokowi melintas.
Tak ada raung sirine tak ada klakson memaksa meminta pengendara minggir. Di tengah macet di Tol Cibubur arah Jakarta pukul 08.30 WIB kendaraan RI 1 melintas lambat.
Motor dan mobil pengawal tak menyalakan sirine hanya tangan saja melambai meminta kendaraan menepi. Setelah dua motor besar lalu kendaraan Jeep Mercy, RI 1 ikut dibelakang.
Tak ada penutupan jalan, semua normal saja. Kendaraan yang macet pun menepi perlahan menepi memberi jalan.
Sekali lagi tak ada suara bising sirine mengganggu.
(ndr/fjp)
Rabu, 17 Agustus 2016
Sri Dewi bersyukur suaminya kabur dari kelompok Abu Sayyaf
Pewarta: Amirullah
Samarinda (ANTARA News) - Sri Dewi mengaku sangat bersyukur sang suami,
Muhammad Sofyan, yang menjadi anak buah kapal (ABK) kapal tunda Charles
berhasil melarikan diri dari kelompok bersenjata Filipina Abu Sayyaf
yang menyanderanya.
"Saya merasa sangat bersyukur suami saya bisa melarikan diri dari penyandera, dan informasinya saat ini sudah berada di tangan pihak keamanan Filipina," ujar Sri Dewi saat dihubungi dari Samarinda, Kalimantan Timur, Rabu.
Ia mengetahui informasi terkait kaburnya suaminya dari sekapan kelompok Abu Sayyaf dari seseorang di Jakarta, selain pemberitaan media.
Awalnya, Sri Dewi mengaku sempat terkejut dan langsung menangis saat ditelepon oleh seorang yang mengaku wartawan televisi nasional di Jakarta.
"Awalnya, saya sempat menangis saat seorang pria menelpon saya sekitar pukul 16. 00 Wita, kemudian menanyakan apakah benar ini istri Muhammad Sofyan. Pikiran saya saat itu langsung bergejolak dan menyangka terjadi apa-apa terhadap sandera, namun setelah orang itu mengatakan bahwa suami ibu berhasil melarikan diri dari penyandera, saya mulai tenang dan bersyukur," tuturnya.
Walaupun bersyukur suaminya saat ini sudah berada di tangan pihak keamanan Filipina, Sri Dewi mengaku tetap cemas dan khawatir terhadap enam kru kapal tunda (tugboat) Charles lainnya yang kondisinya belum diketahui.
"Saya tidak tahu bagaimana tiga kru kapal tunda lainnya yang disandera bersama suami saya, yakni Pak Ismail, Robin Piter serta Muhammad Nasir. Saya berharap mereka dapat diselamatkan, termasuk tiga kru kapal tunda lainnya yang disandera terpisah," jelas Sri Dewi.
Ia juga mengaku belum tahu langkah yang akan diambil selanjutnya sebab masih menunggu informasi pasti dari Pemerintah RI terkait kondisi suaminya dan sandera lain.
"Saat ini, anak saya sedang sakit sehingga saya belum bisa mengambil keputusan apakah akan ke Samarinda atau bagaimana. Terpenting, saat ini saya masih menunggu informasi dari pemerintah terkait kepastian kondisi suami saya dan sandera lainnya," ujarnya.
Sementara itu, di Mes PT Rusianto Bersaudara di Sungai Lais, Kelurahan Pulau Atas, Kecamatan Sambutan, Kota Samarinda, mulai Rabu petang tidak terlihat lagi adanya Elona, istri Robin Piter (jurumudi kapal tunda Charles), dan Dian Megawati Ahmad, istri Ismail (Mualim I).
Mes itu juga dijadikan sebagai Posko Keluarga ABK kapal tunda Charles korban penyanderaan Abu Sayyaf.
Elona dan Dian Megawati mulai meninggalkan mes PT Rusianto Bersaudara pada Rabu sore sekitar pukul 16. 00 Wita.
Baik Elona maupun Dian Megawati sempat terlihat menangis saat mendengar informasi kaburnya kru kapal tunda Charles dari penyandera. Keduanya tidak banyak memberikan keterangan kepada wartawan terkait informasi tersebut.
"Saya senang, tetapi tetap cemas sebab kami belum tahu bagaimana kondisi suami saya dan sandera lainnya," ujar Dian Megawati.
Tujuh kru kapal tunda Charles milik PT Rusianto Bersaudara disandera kelompok bersenjata Filipina Abu Sayyaf sejak 22 Juni 2016.
Saat itu, kapal tunda Charles berlayar pulang ke Samarinda setelah mengantar batu bara ke Filipina. Namun, mereka saat melintas di wilayah perairan Pulau Jolo dicegat dua kelompok bersenjata dalam waktu berbeda.
Kelompok pertama menyandera Ferry Arifin (nahkoda) bersama Muhammad Mahbrur Dahri (KKM) dan Edi Suryono (Masinis II).
Kemudian, kelompok kedua menyandera Ismail (Mualim I), Muhammad Nasir (Masinis III), Muhammad Sofyan (Oliman) dan Muhammad Robin Piter (juru mudi).
"Saya merasa sangat bersyukur suami saya bisa melarikan diri dari penyandera, dan informasinya saat ini sudah berada di tangan pihak keamanan Filipina," ujar Sri Dewi saat dihubungi dari Samarinda, Kalimantan Timur, Rabu.
Ia mengetahui informasi terkait kaburnya suaminya dari sekapan kelompok Abu Sayyaf dari seseorang di Jakarta, selain pemberitaan media.
Awalnya, Sri Dewi mengaku sempat terkejut dan langsung menangis saat ditelepon oleh seorang yang mengaku wartawan televisi nasional di Jakarta.
"Awalnya, saya sempat menangis saat seorang pria menelpon saya sekitar pukul 16. 00 Wita, kemudian menanyakan apakah benar ini istri Muhammad Sofyan. Pikiran saya saat itu langsung bergejolak dan menyangka terjadi apa-apa terhadap sandera, namun setelah orang itu mengatakan bahwa suami ibu berhasil melarikan diri dari penyandera, saya mulai tenang dan bersyukur," tuturnya.
Walaupun bersyukur suaminya saat ini sudah berada di tangan pihak keamanan Filipina, Sri Dewi mengaku tetap cemas dan khawatir terhadap enam kru kapal tunda (tugboat) Charles lainnya yang kondisinya belum diketahui.
"Saya tidak tahu bagaimana tiga kru kapal tunda lainnya yang disandera bersama suami saya, yakni Pak Ismail, Robin Piter serta Muhammad Nasir. Saya berharap mereka dapat diselamatkan, termasuk tiga kru kapal tunda lainnya yang disandera terpisah," jelas Sri Dewi.
Ia juga mengaku belum tahu langkah yang akan diambil selanjutnya sebab masih menunggu informasi pasti dari Pemerintah RI terkait kondisi suaminya dan sandera lain.
"Saat ini, anak saya sedang sakit sehingga saya belum bisa mengambil keputusan apakah akan ke Samarinda atau bagaimana. Terpenting, saat ini saya masih menunggu informasi dari pemerintah terkait kepastian kondisi suami saya dan sandera lainnya," ujarnya.
Sementara itu, di Mes PT Rusianto Bersaudara di Sungai Lais, Kelurahan Pulau Atas, Kecamatan Sambutan, Kota Samarinda, mulai Rabu petang tidak terlihat lagi adanya Elona, istri Robin Piter (jurumudi kapal tunda Charles), dan Dian Megawati Ahmad, istri Ismail (Mualim I).
Mes itu juga dijadikan sebagai Posko Keluarga ABK kapal tunda Charles korban penyanderaan Abu Sayyaf.
Elona dan Dian Megawati mulai meninggalkan mes PT Rusianto Bersaudara pada Rabu sore sekitar pukul 16. 00 Wita.
Baik Elona maupun Dian Megawati sempat terlihat menangis saat mendengar informasi kaburnya kru kapal tunda Charles dari penyandera. Keduanya tidak banyak memberikan keterangan kepada wartawan terkait informasi tersebut.
"Saya senang, tetapi tetap cemas sebab kami belum tahu bagaimana kondisi suami saya dan sandera lainnya," ujar Dian Megawati.
Tujuh kru kapal tunda Charles milik PT Rusianto Bersaudara disandera kelompok bersenjata Filipina Abu Sayyaf sejak 22 Juni 2016.
Saat itu, kapal tunda Charles berlayar pulang ke Samarinda setelah mengantar batu bara ke Filipina. Namun, mereka saat melintas di wilayah perairan Pulau Jolo dicegat dua kelompok bersenjata dalam waktu berbeda.
Kelompok pertama menyandera Ferry Arifin (nahkoda) bersama Muhammad Mahbrur Dahri (KKM) dan Edi Suryono (Masinis II).
Kemudian, kelompok kedua menyandera Ismail (Mualim I), Muhammad Nasir (Masinis III), Muhammad Sofyan (Oliman) dan Muhammad Robin Piter (juru mudi).
Ketua KPK: Saran Kami Tidak Disetujui, Ya Sudah Walk Out
JAKARTA – Ketua Komisi
Pemberantasan Korupsi Agus Rahardjo tidak sependapat dengan Menteri
Hukum dan Hak Asasi Manusia Yasonna Hamonangan Laoly yang menyebut
alasan memberikan remisi kepada koruptor karena kelebihan kapasitas di
lembaga pemasyarakatan.
Menurut Agus, KPK tetap menolak apa pun
alasan Kemenkumham melakukan revisi Peraturan Pemerintah nomor 99 tahun
2012 yang mengatur syarat pemberian remisi terhadap napi korupsi,
terorisme dan narkotika.
“Kami sudah menyampaikan sikap. Kalau
misalnya hanya (alasan) over capacity terhadap rumah tahanan kan tidak
semestinya dilakukan revisi terhadap PP itu,” kata Agus di kantor baru
KPK, Rabu (17/8).
Menurut Agus yang semestinya disoroti
dalam revisi PP itu ialah soal dilanggarnya justice collaborator, dan
kemudahan mendapatkan remisi terhadap napi kejahatan luar biasa seperti
korupsi.
“Oleh karena itu kami sudah menyampaikan
pendapat kami menolak, bahkan saya menyuruh kepala Biro Hukum KPK untuk
datang ke rapat (di Kemenkumham) itu,” bebernya.
Dalam rapat itu, kata Agus, KPK juga
berupaya memberikan saran. Bahkan, ia kala itu memerintahkan kalau
Kemenkumham tidak sepakat dengan saran KPK, tinggalkan saja rapat
tersebut.
“Ya kalau kemudian tidak sepakat dengan saran kami malah saya meminta ya sudah walk out dari rapat itu,” tegasnya. (boy/jpnn)
Luar Biasa! Istri Kapolri Pimpin Upacara HUT RI di Bawah Laut
PAPUA -
Istri Kapolri Jenderal Tito Karnavian, yakni Tri Suswati menggelar
upacara pengibaran bendera Merah Putih di bawah laut Raja Ampat, Papua,
Rabu (17/8).
Pengibaran ini merupakan agenda Bhayangkari Polri menyemarakkan HUT ke-71 Republik Indonesia.
Divhumas Polri menerangkan, pengibaran
bendera dipimpin oleh Tri diikuti sejumlah anggota Bhayangkari, antara
lain Dona Hengky (istri Kapolda Gorontalo), Lily Royke Rumowa (istri
Kapolda Papua Barat), Roma Waterpauw (istri Kapolda Papua), Luly
Sufahriadi (istri Kapolda Sulawesi Tengah), dan Shinta Istiyono (istri
Wakapolda Babel).
"Upacara pengibaran bendera di bawah
laut dilaksanakan sebagai rasa cinta Bhayangkari kepada Indonesia yang
kaya dengan keindahan alamnya. Antara lain keindahan bawah laut Raja
Ampat yang sangat terkenal di dunia," ujar Tri dalam keterangannya.
Selain giat upacara, Bhayangkari juga
melaksanakan bakti sosial dengan menyumbang alat-alat tulis kepada
anak-anak dan buku-buku bacaan untuk sekolah SD di Kampung Yenbuba dan
Arborek, Raja Ampat.
Di sisi lain, dengan adanya
penyelenggaraan ini, Tri berharap agar wanita Indonesia tetap mencintai
olahraga selam. Dia menilai, Indonesia bisa dijual daya tarik wisata
lautnya melalui wanita-wanita pribumi.
"Sehingga dapat membantu promosi wisata
laut dan budaya di berbagai daerah Indonesia. Selain itu, akan
meningkatkan rasa nasionalisme dan kebanggaan sebagai bangsa Indonesia,"
tandas Tri. (mg4/jpnn)
Tahun Depan, Gaji PNS Malas dan Rajin Bakal Beda Lho..
JAKARTA--Rencana
pemerintah untuk memberlakukan sistem baru penggajian bakal
direalisasikan tahun depan. Ini berbarengan dengan rencana penetapan
beberapa RPP turunan UU Aparatur Sipil Negara (ASN).
Di antaranya Manajemen ASN dan RPP Gaji
serta Pensiun. Sesuai ketentuan UU ASN, implementasinya dilaksanakan dua
tahun sejak diundangkan.
"Memang kalau mengikuti aturan, harusnya
turunan UU ASN sudah direalisasikan tahun ini, karena UU ASN ditetapkan
2014. Tapi karena keterbatasan anggaran, digeser ke 2017," kata Deputi
SDM Aparatur Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi
Birokrasi (KemenPAN-RB) Setiawan Wangsaatmadja di Jakarta, Senin (13/6).
Terkait sistem penggajian, menurut Iwan,
sapaan akrabnya, mengikuti mekanisme kinerja. Dengan demikian, gaji
masing-masing PNS akan berbeda-beda tergantung kinerjanya.
"Gaji pokoknya tetap sama, yang
membedakan adalah tunjangan kinerjanya. Sampai saat ini tunjangan
kinerja untuk PNS golongan yang sama misalnya IIIa sama nilainya. Begitu
PP Gaji dan Pensiun berlaku, tidak sama lagi," terangnya.
Dia mencontohkan, PNS golongan IIIc yang sama-sama punya jabatan, tapi nilai jabatannya berbeda, akan berbeda juga income per bulan.
"Jadi gaji PNS tu akan diukur sesuai
kinerjanya. PNS yang kinerja bagus, tanggung jawabnya besar akan lebih
tinggi pendapatannya dibanding PNS berkinerja standar dan tanggung jawab
kecil meski golongan kepangkatannya sama," paparnya. (esy/jpnn)
Tahun Depan Gaji PNS Tak Naik Lagi, tapi...
JAKARTA
– Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menjelaskan bahwa kondisi
global dan domestik menjadi pertimbangan utama penyusunan Rancangan
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2017.
Selain itu, pemerintah berfokus pada penerimaan pajak, pembangunan infrastruktur, dan defisit anggaran.
”Penerimaan negara itu utamanya pajak.
Pajak sebenarnya melakukan dua fungsi yang bertentangan. Yakni
penerimaan negara, tapi juga harus mendorong iklim investasi agar
kompetitif. Makanya, kami cari titik tengahya,” kata Menteri Keuangan
Sri Mulyani Indrawati dalam penjelasan nota keuangan dan RAPBN 2017 di
gedung Ditjen Pajak Kementerian Keuangan (Kemenkeu), Jakarta, kemarin
(16/8).
Tahun depan pemerintah menargetkan
penerimaan perpajakan Rp 1.495,9 triliun. Angka tersebut lebih rendah
daripada target perpajakan dalam APBNP 2016 yang Rp 1.539,2 triliun.
Penerimaan negara bukan pajak (PNBP)
ditargetkan Rp 240,4 triliun. Jumlah tersebut juga lebih rendah daripada
target di APBNP 2016 yang dipatok Rp 245,1 triliun.
Terkait infrastruktur, lanjut Sri
Mulyani, pemerintah tidak hanya berfokus di Pulau Jawa. Tapi juga di
daerah lain di Indonesia. Selain itu, pihaknya kembali menekankan
efisiensi penggunaan anggaran negara.
”Belanja akan fokus pada infrastruktur
dan efisiensi. Pemerintah daerah juga memiliki fungsi dan peran makin
penting. Transfer daerah bisa lebih efektif dalam menggunakan anggaran
untuk pembangunan,” imbuh Ani, sapaan akrabnya.
Dalam RAPBN 2017, pemerintah menargetkan
belanja negara Rp 2.070,5 triliun. Terdiri atas belanja pemerintah
pusat Rp 1.310,4 triliun dan transfer ke daerah dan dana desa Rp 760
triliun. Untuk defisit, totalnya Rp 332,8 triliun atau 2,41 persen dari
produk domestik bruto (PDB).
Dalam poin belanja negara, pemerintah
memastikan bahwa tahun depan gaji pegawai negeri sipil (PNS) serta
anggota TNI/Polri tidak naik. Namun, pemerintah tetap memberikan gaji
ke-14 atau tunjangan hari raya (THR) seperti tahun ini.
”Kebijakan masih sama seperti 2016. Tidak ada kenaikan gaji. Yang ada hanya THR,” ujar Dirjen Anggaran Kemenkeu Askolani.
Pemerintah akan mengajukan kebijakan
tersebut kepada DPR dalam pembahasan RAPBN 2017 nanti. Selain gaji
seperti biasa selama 12 kali setahun, PNS menerima gaji ke-13 yang
merupakan gaji pokok ditambah tunjangan.
Kemudian, ada gaji ke-14 yang disebut THR, yang besarannya merupakan gaji pokok tanpa tunjangan.
Askolani menyebutkan, alasan tidak
naiknya gaji PNS serta anggota TNI/Polri ialah mengantisipasi beban
pensiun yang harus dibayar negara di masa mendatang. ”Apakah masih cukup
efektif untuk mempertahankan kondisi ke depan,” ujarnya.
Menteri PPN/Kepala Bappenas Bambang
Brodjonegoro menambahkan, target pertumbuhan pemerintah 5,3 persen dalam
RAPBN 2017. Target itu diperkirakan bisa tercapai dengan dukungan empat
poin.
Pertama, investasi menjadi salah satu
sumber pendorong pertumbuhan. Berikutnya, daya beli masyarakat akan
tetap tinggi. Kemudian, pengeluaran pemerintah lebih besar daripada
2016.
Yang terakhir, mendorong pertumbuhan
ekonomi sisi produksi dengan menitikberatkan pada beberapa sektor
produktif. ”Seperti pertanian, industri pengolahan, perdagangan,
konstruksi, transportasi dan pergudangan, pengadaan listrik dan gas,
serta komunikasi dan informasi,” sambungnya.
Selain pertumbuhan, dalam RAPBN 2017
inflasi dipatok 4 persen, nilai tukar Rp 13.300 per dolar AS, suku bunga
surat perbendaharaan negara (SPN) tiga bulan rata-rata 5,3 persen, dan
asumsi harga minyak mentah USD 45 per barel.
Gubernur Bank Indonesia (BI) Agus D.W.
Martowardojo menilai asumsi ekonomi makro yang ditetapkan untuk 2017
cukup konservatif. Dia juga menyambut baik asumsi tersebut lantaran
dinamika ekonomi global masih melemah.
Namun, Agus menggarisbawahi, peluang Indonesia untuk mencapai pertumbuhan ekonomi lebih tinggi terbuka lebar.
Terlebih bila merujuk pidato Presiden
Joko Widodo (Jokowi) yang mengatakan bakal menjaga fiskal lebih sehat
dan kredibel. ”Tentu yang banyak berperan adalah seberapa jauh sukses
kita di tax amnesty. Kan masih ada tax amnesty sampai kuartal pertama
2017,” jelas Agus.
Selain itu, dengan usaha pemerintah
meningkatkan basis pajak, target penerimaan lebih mudah untuk digenjot.
Tax reform menjadi prioritas dibahas pemerintah dengan DPR. Dalam
perencanaan itu, sudah diagendakan pembahasan revisi ketentuan umum
pajak, pengajuan RUU penerimaan bukan pajak, serta revisi PPh dan PPN.
”Itu semua akan membuat administrasi pajak kita lebih baik,” imbuh mantan menteri keuangan tersebut.
Sebelumnya Presiden Jokowi menyampaikan
pidato kenegaraan dan nota keuangan 2017 di depan DPR dan DPD. Dalam
pidato setebal 24 halaman itu, Jokowi memastikan bahwa 2017 dijadikan
momentum untuk mempercepat pembangunan infrastruktur. Hal itu berbeda
dengan tahun sebelumnya yang terfokus pada perencanaan dan penyiapan
regulasi.
Untuk pembangunan jalan, pemerintah
mematok target 703 kilometer jalan baru plus 8.452 meter jembatan.
Termasuk di dalamnya menyelesaikan jalan tol trans-Jawa lebih cepat.
Begitu pula pembangunan jalur kereta api (KA). Tidak hanya di Jawa, rel
KA juga dibangun di Sumatera, Kalimantan, dan Sulawesi.
Di laut, pemerintah sudah menetapkan 24
pelabuhan utama sebagai simpul tol laut. Pada saat bersamaan, saat ini
sedang dibangun 41 pelabuhan baru. Targetnya, pada 2019 Indonesia sudah
punya sepuluh pelabuhan baru.
Pembangunan pelabuhan tersebut juga
diimbangi penyiapan kapal. ”Pemerintah bakal menyelesaikan pembangunan
30 kapal sebagai pendukung tol laut,” ujarnya.
Di bidang transportasi udara, pemerintah
sudah membuka enam bandara baru. Khusus di Jawa, pemerintah memulai
merencanakan pembukaan jalur penerbangan di selatan. Di bidang listrik,
target 35 ribu megawatt hingga 2019 belum berubah.
Dia menjamin Indonesia bebas byar-pet
bila proyek tersebut bisa tuntas. Untuk itu, pihaknya akan memperbesar
peran BUMN dan swasta guna ikut membangun infrastruktur.
Jokowi menyebutkan, sejumlah program
lain juga menjadi prioritas pemerintah. Antara lain amnesti pajak,
penurunan suku bunga kredit usaha rakyat (KUR) menjadi 9 persen, dan
rencana memperbanyak pendidikan vokasi. Hingga saat ini, perangkat
regulasi untuk mendukung 12 paket tersebut sudah 96 persen selesai.
”Kita harus bekerja dengan paradigma baru. Anggaran difokuskan untuk
program-program prioritas,” tambahnya.
Acara pidato kenegaraan itu dihadiri dua
mantan presiden, yakni Presiden Ketiga B.J. Habibie dan Presiden Kelima
Megawati Soekarnoputri yang duduk di sebelah kiri Mufidah Jusuf Kalla.
Sementara itu, Sinta Nuriyah yang
mewakili Presiden Keempat KH Abdurrahman Wahid duduk di sebelah kiri
Megawati. Presiden Keenam Susilo Bambang Yudhoyono tidak hadir.
Hal unik terjadi ketika sesi doa.
Anggota DPR dari Fraksi Partai Gerindra Muhammad Syafii membacakan doa
dengan kalimat-kalimat kritik.
”Lihatlah, ya Allah, bumi kami yang kaya
dikelola bangsa lain dan kulinya adalah bangsa kami,” ucapnya. Dia juga
menyebut bangsa Indonesia kehilangan jati diri sebagai bangsa yang
ramah, santun, dan saling percaya.
Syafii kemudian juga mengandaikan bila
suatu ketika Indonesia diserang negara lain, apakah pertahanan Indonesia
mampu membendung.
”Jauhkan kami dari pemimpin yang
khianat, yang hanya memberikan janji-janji palsu,” ujarnya. Presiden
Jokowi dan Wakil Presiden Jusuf Kalla tampak khusyuk mengamini doa
tersebut. (ken/dee/byu/c9/oki)
Langganan:
Postingan (Atom)