Pewarta: Fazar Muhardi
Pekanbaru (ANTARA News) - Lembaga swadaya masyarakat dan aktivis lingkungan diharapkan terus mengritik perusahaan pengelola hutan agar peduli terhadap lingkungan dan bersama membangun ekosistem demi menjaga keseimbangan alam, kata Menteri Kehutanan Zulkifli Hasan.
"Bagi saya NGO (Non Government Organization/LSM) merupakan rekanan dalam upaya membangun lingkungan," kata Menhut kepada pers usai menghadiri acara penanaman pohon perdana Program Restorasi Ekosistem Riau (RER) bertema "Pohon Untuk Kehidupan" di Pulau Muda, Kecamatan Teluk Meranti, Kabupaten Pelalawan, Riau, Kamis sore.
Menurut dia, LSM atau NGO merupakan pihak yang sangat berperan dalam menyuarakan persoalan-persoalan lingkungan.
"Jadi kami tidak mempersoalkan jika selama ini mereka mengritik dan memberikan masukan-masukan terhadap pemerintah untuk melakukan pemeliharaan lingkungan atau alam," katanya.
Peran LSM lingkungan ini, kata dia, ke depan diharapkan akan lebih baik, namun mengritik dengan cara-cara yang bijak dan cerdas sehingga tidak malah mengganggu pertumbuhan ekonomi nasional.
Saat ini, menurut dia, untuk sebagian perusahaan khususnya bidang kehutanan (HTI) telah memberikan kontribusi nyata bagi lingkungan nasional, seperti di Provinsi Riau.
Sangat diharapkan, kata Menhut, ke depan tidak hanya perusahaan kehutanan saja, namun juga perusahaan pertambangan yang selama ini mengambil hasil bumi namun tidak pernah menjaga keutuhan lingkungan dan alam.
Perusahaan HTI yang dimaksud Menhut adalah kelompok Asia Pacific Resources International Holding Limited (APRIL).
Perusahaan ini telah menjalankan Program RER di kawasan suatu pulau pada daerah Kecamatan Teluk Meranti, Kabupaten Pelalawan.
RER adalah kemitraan antara pelaku bisnis yang dimotori kelompok APRIL dengan aktivis lingkungan untuk memulihkan kerusakan hutan akibat pembalakan, perambahan, dan kebakaran hutan rawa gambut di Semenanjung Kampar.
Proyek berdurasi 10 tahun itu bakal merevitalisasi hutan seluas 20.265 hektare untuk tahap awal dengan dana yang disiapkan mencapai 17 juta dolar AS. (FZR/T007)
"Bagi saya NGO (Non Government Organization/LSM) merupakan rekanan dalam upaya membangun lingkungan," kata Menhut kepada pers usai menghadiri acara penanaman pohon perdana Program Restorasi Ekosistem Riau (RER) bertema "Pohon Untuk Kehidupan" di Pulau Muda, Kecamatan Teluk Meranti, Kabupaten Pelalawan, Riau, Kamis sore.
Menurut dia, LSM atau NGO merupakan pihak yang sangat berperan dalam menyuarakan persoalan-persoalan lingkungan.
"Jadi kami tidak mempersoalkan jika selama ini mereka mengritik dan memberikan masukan-masukan terhadap pemerintah untuk melakukan pemeliharaan lingkungan atau alam," katanya.
Peran LSM lingkungan ini, kata dia, ke depan diharapkan akan lebih baik, namun mengritik dengan cara-cara yang bijak dan cerdas sehingga tidak malah mengganggu pertumbuhan ekonomi nasional.
Saat ini, menurut dia, untuk sebagian perusahaan khususnya bidang kehutanan (HTI) telah memberikan kontribusi nyata bagi lingkungan nasional, seperti di Provinsi Riau.
Sangat diharapkan, kata Menhut, ke depan tidak hanya perusahaan kehutanan saja, namun juga perusahaan pertambangan yang selama ini mengambil hasil bumi namun tidak pernah menjaga keutuhan lingkungan dan alam.
Perusahaan HTI yang dimaksud Menhut adalah kelompok Asia Pacific Resources International Holding Limited (APRIL).
Perusahaan ini telah menjalankan Program RER di kawasan suatu pulau pada daerah Kecamatan Teluk Meranti, Kabupaten Pelalawan.
RER adalah kemitraan antara pelaku bisnis yang dimotori kelompok APRIL dengan aktivis lingkungan untuk memulihkan kerusakan hutan akibat pembalakan, perambahan, dan kebakaran hutan rawa gambut di Semenanjung Kampar.
Proyek berdurasi 10 tahun itu bakal merevitalisasi hutan seluas 20.265 hektare untuk tahap awal dengan dana yang disiapkan mencapai 17 juta dolar AS. (FZR/T007)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar