Hironimus Bifel
Kupang (ANTARA News) - Pendukung pasangan capres dan cawapres Prabowo-Hatta di Nusa Tenggara Timur (NTT) diimbau untuk tidak terprovokasi dengan kampanye hitam yang dialamatkan kepada pasangan ini karena merupakan bagian dari strategi politik dalam Pemilu.
"Pendukung pasangan Prabowo-Hatta aakah itu kader dan simpatisan partai Gerindra atau partai koalisi atau relawan dan lainnya diimbau untuk tetap tenag dan bekerja maksimal menggalang pemilih dan mempertahankan konstituen yang sudah ada agar tetap mendukung paket ini keluar sebagai pemenang pada 9 Juli 2014," Ketua DPD Gerindra NTT Esthon Foenay, di Kupang, Selasa.
Mantan wakil gubernur NTT 2008--2013 itu mengatakan tenang dan tidak perlu terprovokasi dengan maraknya kampanye hitam yang dialamatkan ke pasangan ini bukan berarti isu benar adanya, tetapi biarkan masyarakat yang menilai apakah kampanye itu benar atau tidak.
"Biarkan pada seleksi alamiah dan pada waktunya juga akan terungkap benar dan salah dari aksi kampanye gelap itu dan dengan demikian simpati dan dukungan akan terus bertambah dan dengan demikian pasangan iniakan keluar sebagai pemenang," katanya.
Belakangan ini katanya aksi kampanye hitam yang disebar lawan politik atau oknum-oknum bertangunggjawab melalui berbagai media sosial atau media lainnya sehingga mengabaikan kesantunan dalam berdemokrasi dan tidak menjaga persatuan dan kesatuan.
Seperti isu kasus penculikan aktivis pada 1998, status kewarganegaraan capres Prabowo Subianto sampai dipecat dari kesatuannya dan aksi kampanye hitam lainnya yang masih dikait-kaitkan dengan mantan Danjen Kopassus itu ketika pada tahun ini memutuskan maju sebagai calon presiden untuk lima tahun mendatang.
Ia mengatakan tidak heran dengan trik politik lawan melalui kampanye hitam seperti yang terjadi saatini karena sudah merasakan langsung ketika maju sebagai calon wakil gubernur 2008 dan calon gubrnur NTT 2013.
Namun yang terjadi saat ini nampak berlebihan kampanye hitam yang dialamatkan kepada Prabowo dan pasangannya setelah yang bersangkutan memenuhi syarat administrasi untuk maju sebagai capres dan cawapres.
"Mereka yang pada Pilpres 2009 ikut mendukung Megawati-Prabowo, saat ini juga gencar mempersoalkan Prabowo. Itu tentu tidak fair dan cenderung memiliki agenda tersembunyi. Mengapa pada pilpres lalu mereka tidak ribut seperti sekarang," pungkasnya. (*)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar