Heri Sidik
Bantul (ANTARA News) - Panitia Pengawas Pemilu Kabupaten Bantul, Daerah
Istimewa Yogyakarta, mewaspadai konflik antarpendukung pasangan yang
mungkin muncul di daerah ini menjelang ataupun saat Pemilu Presiden 9
Juli 2014.
"Hal yang rawan saat pemilu presiden ini, adalah konflik
antarpendukung mengingat dua kubu yang akan maju nanti mempunyai massa
dan sama-sama kuat," kata Ketua Panwaslu Bantul, Supardi, Kamis.
Menurut dia, pada pilpres yang diikuti pasangan capres dan cawapres
yakni Prabowo-Hatta Subiyanto- Hatta Rajasa dan Joko Widodo - Jusuf
Kalla ini dinilai lebih rawan terjadi konflik dibanding dengan ketika
Pemilu Legislatif (Pileg) 9 April lalu.
"Potensi konflik saat pilpres lebih besar dibanding pileg, namun
diharapkan di Bantul tetap terkendali dan mudah-mudahan tidak ada
konflik apalagi sampai muncul korban," katanya.
Untuk mengantisipasi hal itu, kata dia perlunya pengaturan
pembentukan posko pemenangan pasangan yang tegas, dan memberlakukan
semacam sanksi ketika ketentuan tersebut dilanggar oleh tim sukses
kampanye.
"Setiap pendidiran posko harus diatur secara tegas, kalau memang
harus terdaftar ke KPU ya harap didaftarkan, dengan tembusan ke Panwaslu
kalau ini diabaikan maka bisa terkena sanksi," katanya.
Selain itu, kata dia perlunya menyiapkan regulasi tentang pembatasan
jumlah posko, kemudian jarak berdirinya posko antarpendukung capres
tidak saling berdekatan guna menghindari kemungkinan gesekan saat
kampanye.
"Itu yang akan kami usulkan ke KPU, namun nanti terserah
penyelenggara pemilu akan mengeluarkan regulasi seperti apa, namun kami
harapkan karena ada massa besar berarti pengendaliannya juga harus
besar," katanya.
Sementara itu, kaitannya dengan persoalan lain, ia mengatakan yang
juga diantisipasi adanya daftar pemilih yang bermasalah, dan hingga saat
ini masih pihaknua masih melakukan terhadap daftar pemilih sementara
hasil pemutakhiran (DPSHP) untuk Pilpres.
"DPSHP masih dicermati oleh teman-teman pengawas tingkat bawah,
apakah ada data yang bermasalah atau tidak, sampai saat ini kami masih
tunggu laporan," katanya.
Pemilu presiden pada 9 Juli 2014
diikuti dua pasang calon presiden dan calon wakil presiden yaitu Joko
Widodo- Yusuf Kalla dan Prabowo Subianto-Hatta Rajasa. (*)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar