Taufan Noor Ismailian - detikNews
Jakarta - Pelaksanaan Ujian Nasional (UN) kerap kali terjadi kecurangan dalam pelaksanaannya. Menanggapi hal tersebut, Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) menilai dalam pelaksanaan UN tidak berbeda jauh dengan pelaksanaan lelang jabatan Kepala Sekolah.
"Tidak masalah UN dilaksanakan, yang penting guru-gurunya jangan berpikir yang penting anak didiknya lulus. Banyak kan sofcopy dan fotocopy soal dibocorin. Tidak usah jauh-jauh waktu dilakukan lelang jabatan kepala sekolah, soalnya saja sudah mereka atur. Artinya kan mental curang ini sudah ada di dalam diri seorang calon kepala sekolah di DKI. Gila enggak tuh," ujar Ahok di Balai Kota, jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta, Jumat (2/4/2014).
Ia menjelaskan, kalau mental seperti itu menunjukkan apabila guru-guru gengsi apabila anak-anak didiknya tidak lulus. Dan supaya anak didiknya lulus, mereka para guru ataupun kepala sekolah akan menghalalkan segala cara.
"Nah yang seperti itu yang perlu kita sanksi tegas. Dengan UU ASN, bisa dipecat. Atau pindahkan mereka ke fungsional di instansi lain soalnya hati mereka bukan lagi hati guru," tandasnya.
Lanjutnya, kalau guru memberikan contoh kecurangan seperti itu, kedepan murid-murid beranggapan kalau menyontek adalah hal biasa. Makadari itu yang perlu dievaluasi dalam pendidikan ialah gurunya.
"Begitu nantinya ada perdagangan bebas, anak-anak itu tadi menganggap boleh curang. Kalau anda curang di perdagangan internasional, anda akan habis dipidana. Makanya yang perlu diperhatikan dalam memperbaiki pendidikan adalah gurunya," jelas Ahok.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar