BERBUAT BENAR ADALAH KEHARUSAN, BERBUAT TIDAK BENAR ADALAH KETIDAK HARUSAN

Jumat, 02 Mei 2014

Jokowi dan Prabowo Berebut Simpati Buruh

Oleh: Abdullah Mubarok

INILAHCOM, Jakarta - Dua kandidat calon presiden, Jokowi dan Prabowo Subianto, ikut 'memperingati' Hari Buruh. Masing-masing punya kegiatan.

Jokowi menjenguk tiga buruh yang terbaring sakit setelah mengalami kecelakaan kerja. Ditemani anggota Komisi IX DPR Rieke Dyah Pitaloka, ia mendatangi rumah kontrakan di Jalan Gang H Mohtar RT 02/04, Rorotan, Cilincing, Jakarta Utara.

Selain bertemu dengan Abdullah yang menderita sakit pada bagian pinggangnya, di rumah itu Jokowi juga bertemu dengan Asep (34), rekan kerja Abdullah yang mengalami patah tangan, serta Umar (45) yang mengalami stroke.

Kepada Jokowi, ketiganya yang bekerja di PT TBS mengeluhkan upah yang mereka terima dari tempat kerjanya. Mereka mengaku menerima upah Rp 200 ribu per-minggu.

Prabowo ikut dalam aksi ratusan ribu buruh di Stadion Utama Gelora Bung Karno. Capres Partai Gerindra ini mengaku mendapat semangat baru karena merasa didukung buruh.

Sebagai bekas prajurit, dirinya merasa mendapat tugas baru dari para buruh. Dan ia pun berjanji akan menjalankan tugas itu dengan sebaik-baiknya.

Peringatan Hari Buruh kali ini dijadikan kesempatan para kandidat capres untuk mengambil simpati. Maklum hal itu dilakukan karena buruh adalah kekuatan besar yang harus bisa dipengaruhi agar dapat mendulang suara pada pemilihan capresJuli mendatang.

Berdasarkan survei Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2013, jumlah pekerja di Indonesia mencapai 114 juta orang, terdiri dari 42,1 juta pekerja di sektor formal, serta 71,9 juta pekerja sektor nonformal.

"Itu berarti sekitar 40-50 persen dari total suara dalam pemilu. Itu termasuk buruh pekerja kantoran dsb. Jadi sebenarnya jumlahnya cukup signifikan kalau bisa digarap,” kata Direktur Eksekutif Sabang Merauke Institute Perdana Wahyu Santosa di Jakarta, beberapa waktu lalu.

Rata-rata kaum buruh sangat mempertimbangkan isu kesejahteraan dalam memilih capres. Capres yang paling bisa memberikan harapan mungkin yang akan dipilih.

Politik itu memberikan harapan. Yang dijual adalah harapan, walaupun belum tentu terjadi.[rok]

Tidak ada komentar: