VIVAnews - Perusahaan maskapai Malaysia Airlines, pada Kamis 1 Mei 2014, mengumumkan suatu kebijakan yang mengejutkan. Mereka akan mengakhiri pemberian akomodasi bagi keluarga korban MH370 yang menginap di Malaysia dan Tiongkok.
Dilansir dari stasiun berita Channel News Asia Kamis kemarin, akomodasi bagi keluarga korban akan berakhir pada Rabu, 7 Mei 2014. Selama ini, MAS menyediakan fasilitas akomodasi untuk menginap di beberapa hotel di Tiongkok dan Malaysia.
Dua hotel yang digunakan sebagai pusat informasi bagi keluarga penumpang yaitu Hotel Lido di Beijing dan Hotel Everly di Putrajaya.
Tujuannya, agar mempermudah bagi Pemerintah Malaysia memberikan informasi terbaru mengenai hilangnya pesawat jenis Boeing 777-200 ER tersebut.
"Ketimbang menanti di hotel, keluarga MH370 disarankan untuk menerima perkembangan informasi mengenai proses pencarian, penyelidikan dan dukungan lain dari Malaysia Airlines di rumah mereka sendiri. Mereka dapat menerima informasi tersebut dengan dukungan dan perhatian dari keluarga dan sahabat," ujar Malaysia Airlines dalam pernyataannya.
Sesuai dengan ketentuan tersebut, lanjut MAS, maka maskapai akan menutup semua pusat bantuan di seluruh dunia mulai 7 Mei 2014.
Selain mengakhiri fasilitas akomodasi, MAS juga mengatakan akan segera membayarkan kompensasi awal bagi keluarga 239 penumpang yang ada di atas pesawat. Sementara bagian dari paket final akan disetujui nanti.
Namun, mereka tidak menyebut jumlah pembayaran kompensasi awal tersebut.
Keluarga kesal
Dilansir dari stasiun berita Channel News Asia Kamis kemarin, akomodasi bagi keluarga korban akan berakhir pada Rabu, 7 Mei 2014. Selama ini, MAS menyediakan fasilitas akomodasi untuk menginap di beberapa hotel di Tiongkok dan Malaysia.
Dua hotel yang digunakan sebagai pusat informasi bagi keluarga penumpang yaitu Hotel Lido di Beijing dan Hotel Everly di Putrajaya.
Tujuannya, agar mempermudah bagi Pemerintah Malaysia memberikan informasi terbaru mengenai hilangnya pesawat jenis Boeing 777-200 ER tersebut.
"Ketimbang menanti di hotel, keluarga MH370 disarankan untuk menerima perkembangan informasi mengenai proses pencarian, penyelidikan dan dukungan lain dari Malaysia Airlines di rumah mereka sendiri. Mereka dapat menerima informasi tersebut dengan dukungan dan perhatian dari keluarga dan sahabat," ujar Malaysia Airlines dalam pernyataannya.
Sesuai dengan ketentuan tersebut, lanjut MAS, maka maskapai akan menutup semua pusat bantuan di seluruh dunia mulai 7 Mei 2014.
Selain mengakhiri fasilitas akomodasi, MAS juga mengatakan akan segera membayarkan kompensasi awal bagi keluarga 239 penumpang yang ada di atas pesawat. Sementara bagian dari paket final akan disetujui nanti.
Namun, mereka tidak menyebut jumlah pembayaran kompensasi awal tersebut.
Keluarga kesal
Kebijakan yang ditempuh oleh MAS ini kembali membuat keluarga penumpang, terutama asal Tiongkok kesal. Salah satunya Wen Wancheng.
Putra Wen turut berada di dalam pesawat nahas tersebut. Dia menyebut keluarga penumpang telah berada dalam tekanan dari waktu ke waktu saat mereka diminta meninggalkan hotel dan kembali ke rumah.
Pihak keluarga penumpang, ujar Wen, dipastikan akan menolak kebijakan tersebut. "Hari ini, MAS secara resmi menyinggung masalah itu dan kami tidak akan menerimanya begitu saja," ujar Wen.
Menurut dia, kebijakan MAS tidak konsisten, karena sebelumnya mereka berkomitmen pada bulan Maret, tidak akan meminta keluarga penumpang keluar dari hotel hingga puing pesawat ditemukan.
Wen juga berkomentar negatif soal kebijakan MAS yang ingin membayarkan kompensasi awal kepada keluarga penumpang.
"Pemberian kompensasi harus memiliki sebuah dasar hukum. Apakah kompensasi ini untuk meminimalisasi beban mental atau korban yang berada di atas pesawat?" tanya Wen.
Kendati fasilitas hotel akan diakhiri, namun MAS berjanji akan membangun pusat informasi di Beijing dan Kuala Lumpur untuk memberikan informasi terbaru soal proses pencarian puing pesawat. Namun, hingga kini, belum diketahui detail lebih jauh mengenai hal tersebut.
Sementara itu, hotel tempat keluarga penumpang menginap tidak dapat dihubungi untuk dimintai komentarnya. Hingga saat ini, pesawat diyakini dibelokkan secara sengaja dari rute awal menuju Beijing.
Perdana Menteri Najib Tun Razak pada akhir bulan lalu, bahkan menyampaikan pesawat kemungkinan jatuh di bagian selatan Samudera Hindia.
Putra Wen turut berada di dalam pesawat nahas tersebut. Dia menyebut keluarga penumpang telah berada dalam tekanan dari waktu ke waktu saat mereka diminta meninggalkan hotel dan kembali ke rumah.
Pihak keluarga penumpang, ujar Wen, dipastikan akan menolak kebijakan tersebut. "Hari ini, MAS secara resmi menyinggung masalah itu dan kami tidak akan menerimanya begitu saja," ujar Wen.
Menurut dia, kebijakan MAS tidak konsisten, karena sebelumnya mereka berkomitmen pada bulan Maret, tidak akan meminta keluarga penumpang keluar dari hotel hingga puing pesawat ditemukan.
Wen juga berkomentar negatif soal kebijakan MAS yang ingin membayarkan kompensasi awal kepada keluarga penumpang.
"Pemberian kompensasi harus memiliki sebuah dasar hukum. Apakah kompensasi ini untuk meminimalisasi beban mental atau korban yang berada di atas pesawat?" tanya Wen.
Kendati fasilitas hotel akan diakhiri, namun MAS berjanji akan membangun pusat informasi di Beijing dan Kuala Lumpur untuk memberikan informasi terbaru soal proses pencarian puing pesawat. Namun, hingga kini, belum diketahui detail lebih jauh mengenai hal tersebut.
Sementara itu, hotel tempat keluarga penumpang menginap tidak dapat dihubungi untuk dimintai komentarnya. Hingga saat ini, pesawat diyakini dibelokkan secara sengaja dari rute awal menuju Beijing.
Perdana Menteri Najib Tun Razak pada akhir bulan lalu, bahkan menyampaikan pesawat kemungkinan jatuh di bagian selatan Samudera Hindia.
Namun, hingga saat ini proses pencarian puing pesawat yang melibatkan beberapa negara, gagal menemukan bukti tersebut. (umi)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar