Jakarta (kpa.or.id ) - Komite Nasional Pembaruan Agraria (KNPA)
diwakili KPA, AMAN, Walhi, JKPP dan RMI mengunjungi Kantor Kementerian
ATR/BPN di Jakarta, Jum’at, 8 November 2019. Kunjungan tersebut guna
memenuhi undangan Wakil Menteri ATR/BPN, Surya Tjandra guna membahas
proses penyelesaian konflik agraria di Indonesia. Dalam pertemuan
tersebut, Surya Tjandra didampingi Muhammad Ikhsan, Dirjen Penataan
Agraria, Suyus Windayana, Dirjen Hubungan Hukum Keagrariaan, dan RB.
Agus Widjayanto, Dirjen Penanganan Masalah Agraria, Pemanfaatan Ruang
dan Tanah beserta jajaran.
Mewakili KNPA, Sekjen KPA, Dewi Kartika menyampaikan beberapa komitmen
Presiden Joko Widodo untuk percepatan penyelesaian konflik agraria di
Istana Negara dalam perayaan Hari Tani Nasional 2019 pada tanggal 24
September 2019 lalu.
KNPA juga mendesak Wamen Surya Tjandra membuat terobosan penyelesaian
konflik agraria di lokasi-lokasi prioritas usulan KNPA, salah satunya
KPA melalui Lokasi Prioritas Reforma Agraria (LPRA). Kementerian ATR/BPN
ditantang membuat terobosan di lokasi-lokasi yang dianggap tidak “Clean and Clear” yang selama ini tidak pernah disentuh, terutama yang berada di wilayah PTPN dan Perhutani.
Dewi juga mendorong adanya lembaga penyelesaian konflik yang berada
langsung di bawah kordinasi presiden seperti yang juga dibahas dalam
pertemuan dengan Presiden Jokowi di Istana Negara beberapa waktu lalu.
Selanjutnya, KNPA juga meminta agar pembahasan RUU Pertanahan yang akan
dimulai kembali pada awal 2020 itu dimulai dari awal, karna jika tetap
meneruskan naskah yang ada saat ini, isi dan substansi yang ditentang
selama ini oleh kelompok masyarakat sipil tidak akan berubah.
Dalam kesempatannya, Surya Tjandra menyatakan akan menindaklanjuti
permintaan tersebut. Ia juga menyatakan komitmen menindaklanjuti data
usulan organisasi tani dan masyarakat sipil untuk mempercepat
redistribusi tanah di lokasi-lokasi tersebut.
Surya Tjandra juga berjanji akan menyelenggarakan rapat antar
kementerian/lembaga untuk penyelesaian konflik agraria dan redistribusi
tanah, serta membangun komunikasi dan pertemuan yang intensif dengan
organisasi masyarakat sipil.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar