Rivki - detikNews
Natuna - Presiden Joko Widodo mendatangi Kabupaten
Natuna, Provinsi Kepulauan Riau, yang kini sedang hangat jadi
perbincangan karena diklaim oleh China. Di sana Jokowi menemui nelayan
dan melihat laut Natuna dari KRI Usman Harun.
Jokowi tiba di
Pangkalan Angkatan Laut Terpadu Selat Lampa sekitar pukul 11.47 WIB,
Rabu (8/1/2020), dan langsung menyapa awak kapal. Tak berselang lama,
Jokowi menaiki KRI Usman Harun yang tengah bersandar di dermaga.
Dari atas KRI Usman Harun, sekitar 10 menit Jokowi meninjau situasi di
Perairan Natuna bersama sejumlah jajaran yang mendampinginya, antara
lain Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Arifin Tasrif, Kepala Staf
Kepresidenan Moeldoko, dan Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto.
Jokowi memastikan ada penegakan hukum hak berdaulat Indonesia atas sumber daya alam di Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE).
"Saya ke sini juga ingin memastikan penegakan hukum atas hak berdaulat
kita, hak berdaulat negara kita Indonesia atas kekayaan sumber daya alam
laut kita di zona ekonomi eksklusif. Kenapa di sini hadir Bakamla dan
Angkatan Laut? Untuk memastikan penegakan hukum yang ada di sini," ujar
Jokowi.
Di sana Presiden Jokowi juga bertemu dengan nelayan Natuna di Sentra
Kelautan dan Perikanan Terpadu Natuna. Kepada para nelayan, Jokowi
memastikan Natuna adalah wilayah NKRI.
"Hari ini saya ingin
memastikan dan memberitahukan bahwa Kepulauan Natuna adalah teritorial
kita yang masuk dalam NKRI," kata Jokowi seperti dilansir Antara.
Jokowi mengatakan Natuna merupakan kawasan dengan jumlah penduduk 81
ribu orang. Dia menegaskan Natuna dari dulu sampai sekarang menjadi
bagian teritorial Indonesia. Jokowi meminta hal tersebut tak diragukan.
"Apalagi yang harus dipertanyakan nggak ada dan namanya kedaulatan tidak ada tawar menawar untuk kedaulatan kita," tegasnya.
Pakar politik internasional Obsatar Sinaga menilai kunjungan Jokowi
untuk memberi sinyal ke China. Rektor Universitas Widyatama itu menilai
kunjungan Jokowi bakal berdampak pada persoalan Natuna. Sebab, dengan
kunjungan itu, China dan masyarakat dunia diberi pesan bahwa Natuna
adalah wilayah Indonesia.
"Presiden ingin menunjukkan kepada
China jika sikap Indonesia tegas terhadap urusan Natuna," kata Obsatar
saat ditemui seusai MoU antara Universitas Buana Perjuangan Karawang dan
Universitas Widyatama.
Obsatar menilai, selain memberi sinyal, kedatangan Jokowi perlu disikapi dengan lebih tegas. Termasuk menenggelamkan kapal.
"Saya
sangat setuju langkah Bu Susi (Susi Pudjiastuti), tenggelamkan kapal
asing, termasuk kapal nelayan China yang masuk ke Natuna," tutur
Obsatar.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar