Jpnn
JAKARTA – Koalisi ‘gemuk’ yang mengusung pasangan capres-cawapres Prabowo Subianto-Hatta Rajasa jangan sampai membuat terlena. Meski suara gabungan parpol pendukung mencapai 34,18 persen, namun belum tentu mesin parpol pendukung ini bekerja efektif. Bisa jadi juga, hanya Partai Gerindra dan Partai Ananat Nasional (PAN) yang bergerak.
Karena itu, Direktur IndoStrategi Andar Nubowo menyarankan, kalau ingin pasangan Prabowo-Hatta ini memenangkan Pilpres 9 Juli nanti, maka seluruh mesin parpol anggota koalisi harus diberdayakan semaksimal mungkin untuk mendukung dan memenangkan pasangan tersebut.
”Mesin politik partai pendukung harus digerakkan dan diarahkan untuk memenangkan Prabowo-Hatta. Sebaliknya jika mesin politik tidak jalan, apalagi macet, maka kekuatan figur Jokowi-Jusuf Kalla yang akan menang, sebab dalam banyak survei, pasangan Jokowi-JK ini sangat tinggi elektabilitasnya,” papar Andar dalam perbincangannya dengan wartawan di Jakarta, Selasa (20/5).
Sekali lagi, ia mengingatkan pasangan Prabowo-Hatta jangan terlena dengan banyaknya partai yang tergabung dalam koalisinya, meskpin faktanya suara gabungan enam parpol koalisi itu mencapai 48,93 persen suara nasional dalam pileg yang lalu.
”Sebab pilpres berbeda dengan pileg. Dalam pilpres, kapasitas dan elektabilitas figur yang sangat memegang peranan. Tapi jika mesin politik berjalan bagus dan maksimal, maka parpol-parpol itu akan sangat mendukung kemenangan pasangan capres-cawapresnya,” tegas Andar.
Dalam kesempatan itu, Andar juga memuji keputusan Ketum DPP Partai Golkar Aburizal Bakrie alias Ical atau ARB di injury time yang justru sangat menentukan bagi peningkatan elektabilitas pasangan ini dan bukan tidak mungkin menjadi faktor utama bagi kemenangan pasangan itu.
”ARB telah mengubah posisinya sebagai king maker, dan itu sangat tepat dan rasional. Ini menunjukkan jiwa besar dia (Ical) sebagai pemimpin politik. Mandat yang diberikan Rapimnas Golkar kepada ARB dimanfaatkan secara tepat dan menguntungkan bagi Golkar dan pasangan Prabowo-Hatta,” terang Andar.
Dia pun menilai, keputusan Ical menjadi king maker dan pilihannya dengan mendukung Prabowo-Hatta adalah pilihan paling realistis. Di samping itu, dari sisi platform partai, antara Golkar dan Gerindra relatif sama. Begitu juga hubungan pribadi antara ARB dan Prabowo yang sudah terjalin lama dan akrab, begitu pula hubungan Ical dengan Hatta Rajasa. ”Jadi ada senyawa kimia yang sama,” imbuhnya.
Menurut kandidat doktor bidang politik dari Prancis ini, perolehan suara Golkar sebesar 14,75 persen atau sekitar 18,5 juta suara adalah modal besar bagi posisi tawar ARB dan partainya kepada Prabowo-Hatta. Dengan modal ini ditambah 96 kursi parlemen, maka Golkar akan sangat mewarnai koalisi dalam pasangan Prabowo-Hatta.
”Ini sangat menarik, meski paling akhir mendukung, Golkar dan ARB membawa modal suara sangat besar, bahkan yang paling besar di antara semua partai pendukung pasangan Prabowo-Hatta,” pungkasnya. (ind)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar