Oleh : DESK INFORMASI
Saat memberikan sambutan pada pelantikan 453 calon perwira remaja
(Capaja) untuk menjadi perwira TNI, di Lapangan Dirgantara, AAU,
Yogyakarta, Kamis (26/6) pagi, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY)
juga menyinggu upaya peningkatan postur dan kemampuan tentara, termasuk
penambahan, dan modernisasi sistem persenjataan dan alat
perlengkatannya.
Presiden menyebutkan, kehadiran para lulusan
perwira remaja, sangat penting pada saat negara tengah meningkatkan
postur dan kemampuan tentara, termasuk penambahan, dan modernisasi
sistem persenjataan dan alat perlengkatannya.
"Hal ini kita
laksanakan agar TNI selalu siap dan memiliki kemampuan yang makin tinggi
dalam menjaga kedaulatan dan keutuhan wilayah NKRI," tandas Presiden
SBY.
TNI, kata Presiden, harus mampu menghadapi berbagai ancaman,
baik yang tradisional maupun yang non-tradisional, termasuk persiapan
memasuki peperangan modern yang sarat dengan teknologi yang canggih.
Alutsista
Menurut
Presiden SBY, dalam sepuluh tahun terakhir, disamping modernisasi
alutsista (alat utama sistem persenjataan), sarana, prasarana,
pemerintah juga meningkatkan pofesionalisme, dan kecakapan para
prajurit, dan kesejahteraannya.
Para perwira TNI, kata Presiden, dituntut untuk makin cerdas, terampil dan adaptif, terhadap trend terkini, termasuk revolusi di bidang militer yang berlangsung dalam tiga dekade terakhir ini.
Selama
kurun waktu tersebut, kata Presiden, Indonesia menggunakan industri
pertahanan nasional menuju kemandirian industri pertahanan negara kita.
“Indonesia memiliki kebijakan yang jelas, alutsista dan peralatan
militer yang telah dapat diproduksi di dalam negeri wajib kita adakan
sendiri,” ungkapnya.
Presiden SBY yang didampingi Ibu Negara Hj.
Ani Yudhoyono menyebutkan, saat ini rakyat menyaksikan berbagai
peralatan alutsista modern, baik untuk kepentingan Angkatan Darat,
Angkatan Laut maupun Angkatan Udara telah diproduksi oleh industri
pertahanan kita sebagai karya putra-putri bangsa yang membanggakan.
Selain
itu, dalam lima tahun terakhir, kata Presiden, Indonesia telah berhasil
membangun prasarana pendidikan dan pelatihan multi tujuan,yaitu Pusat
Perdamaian dan Keamanan Indonesia atau Indonesia Peace and Security
Center (IPSC) di Sentul, Bogor, Jawa Barat.
“IPSC mendidik,
melatih, dan mempersiapkan personel kesatuan TNI untuk mengemban
tugas-tugas konvensional dan sekaligus tugas-tugas operasi militer
selain perang,” ujar SBY.
Ia menyebutkan, di kawasan IPSC Sentul,
juga berdiri kampus Universitas Pertahanan, dan enam pusat pendidikan
dan pelatihan yang lain, diantaranya pusat pemeliharaan perdamaian,
melawan terorisme, dan pennggulangan bencana, yang kesemuanya itu
dimaksudkan untuk membekali personel TNI sebagai kekuatan negara yang
handal.
"Tentara kita harus terlatih dalam menggunakan senjata
dan peralatan militer, berlatih, bermanuver dengan taktik secara baik.
Juga personel TNI akan terdidik dalam ilmu pengetahuan dan teknologi,
serta dipersenjatai dengan alutsista yantg makin anggih," kata SBY.
Namun
Presiden SBY menegaskan bahwa Indonesia tidak bermauksud mengembangkan
kekuatan milter yang agresif. “Bangsa Indonesi adalah bangsa cinta
damai. Meskipun begitu, keutuhan dan kedaulatan NKRI adalah harga mati,”
tegas SBY seraya mengemukakan, Indonesia hanya ingin TNI memiliki
kekuatan yang tangguh, yang mampu menjaga tegaknya kedaulatan dan
keutuhan wilayah NKRI, mampu menuingkatkan sumbangsihnya dalam operasi
pemiliharaan perdamaian dunia , serta mampu melaksanakan berbagaia
operasi militer selain perang di seluruh pelosok Indonesia.
Pelantikan
para perwira remaja TNI itu juga dihadiri antara lain Panglima TNI
Jendral Moeldoko, Menhankam Purnomo Yosgiantoro, Mensesneg Sudi
Silalahi, Seskab Dipo Alam, para Kepala Staf TNI, dan Kapolri Jendral
Sutarman.
(AK/SA/Humas Setkab/ES)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar