Jakarta (Antara) - Peneliti politik Indonesian Publik Institute (IPI) Karyono Wibowo mengatakan sikap Prabowo Subianto yang menyatakan pujian dan sepakat pendapat dengan pesaingnya, Joko Widodo dalam acara debat calon presiden bisa berdampak positif dan negatif.
"Sikap itu bisa berdampak positif dengan menimbulkan persepri publik tentang sosok Prabowo yang jujur dan ksatria karena mengakui pendapat lawan politiknya. Sebagian masyarakat menyukai sifat pemimpin seperti itu," kata Karyono Wibowo dihubungi di Jakarta, Senin.
Namun, Karyono mengatakan sikap itu juga bisa berdampak negatif karena bisa memunculkan persepsi bagi sebagian masyarakat yang lain bahwa Prabowo hanya seorang "follower" atau pengikut saja. Dia bisa saja dinilai tidak memiliki argumen lain kecuali setuju dengan pesaingnya.
Karyono mengatakan dalam tiga kali debat calon presiden yang sudah terlaksana, Prabowo beberapa kali memuji dan menyampaikan sepakat pendapatnya dengan Jokowi. Bahkan dalam debat putaran kedua, Prabowo menghampiri untuk bersalaman dan berpelukan dengan Jokowi.
"Pun dalam debat ketiga, Prabowo kembali menunjukkan sikap setuju dengan Jokowi bahkan ikut bertepuk tangan dengan pendukung Jokowi setelah pesaingnya itu selesai menjawab pertanyaannya," tuturnya.
Sikap Prabowo itu, kata Karyono, tentu memancing perhatian pemirsa debat kandidat.
Menurut dia, hal itu merupakan fenomena menarik dalam bagian debat capres.
"Bisa saja sikap tersebut memang mencerminkan sikap Prabowo yang mau menerima kenyataan atau merupakan desain strategi kampanye untuk menarik simpati publik," katanya.
Debat calon presiden putaran ketiga bertema "Politik Internasional dan Ketahanan Nasional" pada Minggu malam (22/6) diikuti Prabowo dan Jokowi.
Pemilu Presiden 2014 akan dilaksanakan pada 9 Juli dan diikuti dua pasangan calon presiden dan wakil presiden yaitu Prabowo Subianto-Hatta Rajasa dengan nomor urut satu dan Joko Widodo-Jusuf Kalla dengan nomor urut dua.(ma)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar