INILAHCOM, Jakarta - Media Australia The Sydney Morning Herald
mengulas soal keunggulan calon presiden Prabowo Subianto dalam survei
belakangan ini. Namun, beberapa lembaga survei di Indonesia seperti
enggan untuk segera merilis laporan tersebut.
Ditulis
oleh koreponden SMH di Indonesia, Michael Bachelard, artikel berjudul
"Silence of the polls as Prabowo pulls ahead in Jakarta race" mengulas
soal Prabowo yang kian membalap popularitas Joko Widodo dalam survei.
Padahal, dalam berbagai survei beberapa bulan lalu, Prabowo terpaut jauh
dari Joko.
Beberapa sumber yang dikontak Fairfax Media, tulis
SMH, mengonfirmasi bahwa tiga lembaga survei kredibel Indonesia
menunjukkan bahwa kini selisih persentase kedua capres terpaut sedikit
sekali, bahkan sebuah survei menunjukkan Prabowo memimpin.
"Ini
hasil yang luar biasa. Sampai saat kampanye dimulai, Joko Widodo yang
populer sebagai gubernur Jakarta, sempat memimpin dua-digit," tulis SMH.
Contohnya
Juni ini, Lembaga Survei Indonesia menunjukkan bahwa Joko hanya unggul
6,3 persen, menukik dari 20 persen pada survei awal tahun ini. Senin
lalu, Lingkaran Survei Indonesia menunjukkan bahwa Prabowo unggul dengan
51,2 persen dan Joko 48,8 persen.
Namun, menurut SMH, para
lembaga survei seakan bungkam atau enggan segera merilis hasil survei
yang mengunggulkan Prabowo. "Satu atau lebih survei itu ditahan untuk
dipublikasikan, seperti khawatir akan mengecilkan hati para pendukung
Joko Widodo dan beralih memihak Prabowo," tulis SMH.
CSIS
misalnya. Menurut beberapa sumber SMH, lembaga pimpinan Rizal Sukma ini
telah menyelesaikan survei pada 15 Juni, namun baru 10 hari kemudian
merilisnya.
Aaron Connelly, peneliti Lowy Institute, Selasa lalu
menuliskan bahwa tiga lembaga survei paling kredibel --CSIS, Saiful
Mujani Research and Consulting, dan Indikator Politik Indonesia-- kini
telah mengakui kedua capres sama kuat.
"Prabowo Subianto kini
bisa dipertimbangkan untuk menjadi pemenang pemilu presiden 9 Juli,
hasil yang tidak terbayangkan sebulan lalu," tulis Connelly.
Bungkamnya
lembaga survei ini, menurut sumber SMH, karena ketiga lembaga survei
tersebut mendukung Joko Widodo. Seperti Rizal Sukma yang pada Minggu
lalu memberikan masukan pada Joko sebelum debat presiden.
"Mereka
takut dengan mempublikasikan informasi itu akan membuat dukungan banyak
ke Prabowo, di negara yang menurut para analis bermental "dukung
pemenang" ini," tulis SMH.
Baik Rizal atau Burhanuddin Muhtadi
dari Indikator belum membalas SMS atau telepon dari SMH. Sementara itu,
Saiful Mujani dari Saiful Mujani Research and Consulting sedang sakit.
[beritajatim]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar