Oleh : Desk Informasi
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) mengatakan, kerjasama
internasional harus dilihat dalam perspektif dan konteks yang utuh,
bukan hanya memberikan manfaat secara ekonomi, tetapi juga dari aspek
geopolitik.
Pernyataan tersebut disampaikan Presiden SBY melalui
akun twitter pribadinya @SBYudhoyono, seusai mendarat di Bandara Halim
Perdanakusuma, Jakarta, Jumat (20/6), selepas melakukan kunjungan
kenegaraan ke Fiji dan menjadi tamu utama pada Konferensi Tingkat
Tinggi (KTT) ke-2 The Pacific Islands Development Forum (PIDF).
“Ini
adalah kunjungan yang pertama kali bagi Presiden RI ke Fiji, sekaligus
menandai 40 tahun hubungan bilateral kedua negara,” sebut Presiden SBY
mengenai kunjungannya ke Fiji itu.
Menurut Presiden SBY, selama
hampir 10 tahu masa pemerintahannya, ia telah menambah 16 negara jadi
mitra komprehensif Indonesia, diantaranya Afrika Selatan (Afsel),
Inggris, dan Amerika Serikat (AS).
Sebelumnya pada konperensi
pers di Nadi, Fiji, Presiden SBY mengatakan, makna dan arti penting
kunjungan kenegaraannya selama tiga hari ke Fiji. "Kunjungan ke Fiji
untuk menjelaskan kebijakan pemerintah Indonesia menyangkut Papua,
kebijakan kita yang berkaitan dengan keadilan, pembangunan ekonomi,
serta keamanan di wilayah itu," paparnya.
Presiden SBY
menekankan pentingnya menjalin hubungan kerjasama dengan negara di
kawasan Asia Pasifik. Menurut Presiden, dalam kurun waktu 10 tahun
terakhir ini, Indonesia telah berhasil membangun kemitraan kuat dengan
negara-negara kunci di kawasan tersebut, antara lain Papua Nugini,
Selandia Baru, Australia, dan Timor Leste.
"Mereka semua secara
resmi mengakui kedaulatan Indonesia. Ini penting dari aspek geopolitik
di kawasan timur kita, Pasifik Selatan dan Barat Daya," ujar Presiden
Karena
itu, lanjut Presiden SBY, sudah menjadi keharusan Indonesia untuk terus
meningkatkan persahabatan, kerja sama, dan kemitraan dengan
negara-negara tersebut dengan tulus. Namun di sisi lain, kesempatan
kunjungan ke Fiji dan menghadiri KTT ke-2 The Pacific Islands
Development Forum juga bisa dijadikan peluang yang baik untuk
menjelaskan kebijakan pemerintah Indonesia menyangkut Papua, dan
kebijakan lainnya yang berkaitan dengan dunia internasional.
Presiden
menjelaskan, rumpun melanesia terdiri atas dua juta jiwa di Pasifik,
sedang di Indonesia sendiri terdapat 12 juta jiwa rumpun Melanesia.
Perluas Konektivitas
Sebagaimana
diberitakan sebelumnya, pada kunjungannnya ke Fiji itu, Presiden SBY
bertemu dengan Presiden Fiji Ratu Epeli Nailatikau, dan melakukan
pertemuan bilateral dengan Perdana Menteri (PM) Fiji Josaia Voreqe
Bainimarama.
Pertemuan bilateral itu menghasilkan 6 nota
kesepahaman yaitu kerjasama pendidikan diplomat; pembebasan visa untuk
paspor dinas dan diplomat; pemberantasan narkoba; kelautan dan
perikanan; infrastruktur umum; serta pemuda dan olahraga.
Adapun
pada KTT Pacific Islands Development Forum (PIDF), Presiden SBY dalam
pidato kuncinya menekankan komitmen Indonesia untuk memperluas
konektivitas, perdagangan dan investasi dengan kawasan Pasifik Selatan.
Mendampingi
Presiden SBY dalam kunjungan ke Fiji itu antara lain, Ibu Negara Hj.
Ani Yudhoyono, Menko Polhukam Djoko Suyanto, Menlu Marty Natalegawa,
Mensesneg Sudi Silalahi, Seskab Dipo Alam, Menteri Kelautan dan
Perikanan Sharif Cicip Sutardjo, Menteri PU Djoko Kirmanto, dan Menpora
Roy Suryo. (ES)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar