MERDEKA.COM. Meski harus bersaing dengan calon incumben dan berpengaruh dalam memperebutkan kursi dalam pemilihan umum legislatif, Dyah Handayani Nastiti, caleg yang masih tercatat sebagai mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Jenderal Soedirman Purwokerto ini berhasil melenggang mulus ke DPRD Banyumas. Bahkan, Dyah tercatat sebagai caleg pengumpul suara nomor tiga terbanyak se-Kabupaten Banyumas.
"Syukur Alhamdulillah bisa terpilih, karena sebenarnya dapil saya termasuk dapil neraka, karena banyak pentolan partai dan incumben yang maju lewat dapil ini," ujar Dyah saat disambangi usai tasyakuran di Gedung Sumarjito Universitas Jenderal Soedirman Purwokerto, Sabtu (26/4).
Dyah sendiri adalah caleg termuda di DPRD Banyumas saat ini. Dyah masih menunggu penempatan komisi tempatnya bertugas. Meski begitu, Dyah sangat berharap bisa masuk ke komisi D yang mengurus tentang kesejahteraan sosial.
"Terus terang saya ingin masuk ke Komisi D yang sesuai dengan bidang saya, yakni kesehatan. Karena selama ini, saya melihat banyak yang harus dikerjakan untuk memberdayakan masyarakat baik dari kesehatan hingga sosial," ujar putri mantan Bupati Purbalingga, Triyono Budi Sasongko ini.
Dyah menangkap fenomena tersebut saat melakukan kampanye di berbagai daerah pelosok sekitar kaki Gunung Slamet. Menurutnya, persoalan reproduksi menjadi masalah utama dalam kehidupan masyarakat.
"Banyak yang nikah muda, tetapi tidak tahu akibatnya. Padahal sebenarnya, tubuh yang masih muda belum bisa menerima reproduksi. Akibatnya, kematian ibu dan anak pasca melahirkan masih sangat tinggi di masyarakat desa," ujar caleg dari PDIP ini.
Selain persoalan tersebut, Dyah mengaku akan berkolaborasi dengan beberapa pihak untuk menjalankan program pemberdayaan di desa agar lebih berkembang. Pemberdayaan tersebut, jelas Dyah, diawali dengan peningkatan kemampuan baca tulis.
"Selama ini saya melihat kemampuan baca tulis masih rendah di masyarakat desa, setidaknya harus ada langkah konkret untuk memberantas buta aksara lewat pemberdayaan yang ada," jelasnya yang akan membuat Paguyuban Putri Handayani (Piranti) untuk menampung aspirasi kaum perempuan.
Menurutnya dua fokus persoalan tersebut akan menjadi prioritas utama setelah diresmikan menjadi anggota DPRD 2014 sekitar bulan Agustus nanti. Saat ditanya tentang kelanjutan pendidikannya, Dyah mengaku akan mengambil cuti untuk sementara waktu.
"Bulan Juli nanti, saya sudah diwisuda, baru dapat sarjana kedokteran. Untuk co-ass, saya pending dulu untuk beberapa waktu, karena tugas yang saya emban ini adalah amanah yang tidak boleh disia-siakan," ujarnya.
Selama masa kampanye, Dyah mengakui banyak pengalaman yang didapat. Bahkan, pengalaman haru dan lucu juga dialami perempuan yang mengaku masih single ini.
"Saya terenyuh, ketika ada ibu-ibu yang datang dengan anaknya saat hujan deras hanya untuk bertemu dengan saya saat kampanye. Mereka sampai rela melakukannya hanya untuk itu," ucapnya mengenang masa kampanye.
Pun di lain waktu, banyak yang mengira dirinya adalah caleg lain yang mencalonkan diri dari partai berbeda. "Saya juga sempat dikira caleg dari partai lain. Sempet kaget juga sih, tetapi setelah saya jelaskan, baru paham, kalau saya bukan orang yang dimaksud," katanya.
Dyah berharap bisa menjadi penyambung lidah masyarakat desa dan memperjuangkan nasib mereka. Dukungan untuk menjaga amanah masyarakat itu terus didapatnya dari keluarga. Tak henti-hentinya keluarganya mengingatkan untuk dapat menjaga kepercayaan masyarakat.
"Banyak wejangan setiap ketemu saudara, pasti diomongin. Mereka ingin saya amanah mengemban tugas ini, istiqomah dan menjaga nama baik keluarga, karena sekarang saya bukan hanya milik keluarga," tegasnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar