Bima Setiyadi
Sindonews.com - Hasil penghitungan suara Pemilu Legislatif (Pileg) 2014 kali ini, diduga terjadi penggelembungan suara. Pengelembungan tersebut terjadi dua hari sebelum rapat pleno rekapitulasi dimulai.
Hal tersebut diungkapkan oleh Calon Anggota legislatif Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia Daerah Pilihan III (Caleg DPR RI Dapil III) Partai Hati Nurani Rakyat (Hanura) No urut 1, Karna Brata Lesmana.
Menurutnya, berdasarkan data hasil penghitungan suara yang didapatnya di dapil III wilayah Jakarta Barat, Jakarta Utara dan Kepulauan Seribu, pihaknya mendapatkan adanya indikasi penggelembungan suara di tiga kelurahan yakni Kelurahan Kebon Bawang, Koja, dan Cilincing.
"Suara itu dari caleg partai nasdem yang sebelumnya selisih 30.000 suara dengan saya. Namun dua hari sebelum rapat pleno rekapitulasi ini, saya malah kalah dengan selisish 10.000," kata Karna Brata Lesmana saat rapat pleno rekapitulasi suara legislatif di Hotel Borobudur, Jakarta Pusat, Rabu (23/4/2014).
Karna menjelaskan, dari ketiga kelurahan tersebut, mendapatkan 40.000 suara dengan rincian setiap Tempat Pemungutan Suara (TPS), dia mendapatkan suara yang jumlahnya melebihi enam kali lipat suara partainya sendiri.
Bahkan jika ditotal dengan jumlah ketujuh calegnya dan dibandingkan dengan suara caleg tersebut, total ketujuh suara caleg dipartainya masih belum bisa menandingi.
"Hal itu tidak mungkin terjadi kalau tidak ada unsur kesengajaan. Kecuali dia tokoh, dan saya rasa jika dia tokoh pun tidak mungkin selisih jauh dari suara partainya. Ke 11 partai lainnya jumlah suara partai berada lebih tinggi dari suara caleg. Bahkan kalau ditotal ketujuh caleg untuk menandingi pemenang caleg di partai sendiri, dipastikan total tujuh caleg tersebut menang," jelasnya.
Selain itu, lanjut Karna pihaknya juga memegang sejumlah surat C1 (rekap penghitungan suara) yang cacat, banyak coretan, dan berbeda dari rekapan komputer. Bahkan, dari rekapitulasi di tiga kelurahan tersebut, suara golput dan suara yang tidak syah menjadi berkurang.
Karna mengakui jika belum melaporkan kejadian tersebut kepada pihak terkait lantaran pihaknya baru mendapatkan data penggelembungan suara dua hari sebelum rapat pleno rekapitulasi suara legislatif.
"Kami akan menyerahkan data ini pada Panwaslu dalam rapat pleno ini. Kami meminta agar dihitung ulang, kalau perlu verifikasi ke warga di tiga kelurahan tersebut," ujarnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar