Dilansir CNBC, Senin, 21 Desember 2015, penambahan jumlah
rig pengeboran minyak aktif tersebut menyebabkan kekhawatiran banjirnya
pasokan minyak mentah di pasar global.
Jumlah rig pengeboran minyak aktif di AS pada pekan lalu bertambah
17 menjadi 541 rig pengeboran minyak aktif. Padahal, jumlah itu jauh
lebih rendah dibanding jumlah pada tahun lalu sebanyak 995 rig
pengeboran minyak aktif.
Minyak AS alias WTI ditutup pada level US$34,73 per barel, atau
turun 0,6 persen dibanding perdagangan sebelumnya. Harga minyak WTI
sudah ditetapkan mengalami kerugian sepanjang dua tahun berturut-turut.
Hal ini menjadi pertama kalinya untuk patokan harga minyak AS sejak
1998.
Harga minyak mentah jenis Brent turun 26 sen di posisi US$36,8 per
barel. Banjirnya pasokan minyak menyebabkan harga minyak jenis Brent
pada pekan lalu berada di level terendah dalam 11 tahun.
Para pedagang saat ini sedang mempersiapkan diri dengan perkiraan
harga minyak mentah dunia bakal lebih rendah lagi pada tahun depan.
"Perkembangan terakhir dari sisi pasokan minyak mentah di pasar
global menunjukkan ke arah kelebihan pasokan. Hal ini akan memberikan
tekanan pada harga minyak, dan diperkirakan bisa membawa ke level di
bawah US$25 per barel," kata Andurand, pemilik Andurand Capital
Management.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar