Pewarta: Zubi Mahrofi
Jakarta (ANTARA News) - Nilai tukar rupiah dalam transaksi antarbank di
Jakarta, Senin pagi, melemah 70 poin menjadi Rp14.062 per dolar AS.
Ekonom Samuel Sekuritas Rangga Cipta mengatakan nilai tukar rupiah
terhadap dolar AS kembali mengalami tekanan bersama dengan mata uang
lain di kawasan Asia seiring dengan semakin dekatnya rencana bank
sentral Amerika Serikat (The Federal Reserve) menaikkan suku bunga acuan
(Fed fund rate).
"Walaupun kenaikan Fed fund rate sudah diperkirakan,
ketidakpastian masih menyelimuti pasar keuangan global mengenai seberapa
cepat kenaikannya. Jika agresif bisa memberikan efek negative shock yang lebih hebat," katanya.
Selain fokus ke pertemuan Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) pada
15-16 Desember, dia menjelaskan, para pelaku pasar uang di dalam negeri
juga menanti rilis data perdagangan Indonesia periode November 2015
serta kebijakan Bank Indonesia mengenai tingkat suku bunga acuan (BI
rate).
Ia mengatakan surplus neraca perdagangan diperkirakan menipis
karena harga komoditas dunia masih tertekan dan aktivitas impor yang
meningkat menjelang akhir tahun.
BI rate juga diperkirakan sulit
turun jika suku bunga acuan Amerika Serikat naik walaupun Bank
Indonesia sudah memberikan sinyal pelonggaran moneter.
"Di tengah situasi itu, secara umum ruang penguatan dolar AS masih terbuka," katanya.
Analis pasar uang dari PT Platon Niaga Berjangka Lukman Leong
mengatakan investor cenderung menahan diri untuk masuk ke aset mata uang
berisiko menjelang pertemuan FOMC.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar