VIVAnews - Para makelar suara mulai bergerilya menawarkan sejumlah uang kepada masyarakat agar memilih caleg atau partai tertentu yang jelas-jelas melawan undang-undang dan merusak nilai-nilai demokrasi.
Sadar politik uang tidak akan menciptakan demokrasi yang baik dan justru akan menghasilkan bibit-bibit koruptor, masyarakat di Dusun Kronggahan, Desa Trihanggo, Kecamatan Cangkringan, Kabupaten Sleman, DIY memasang spanduk penolakan terhadapmoney politicsyang ditawarkan oleh caleg ataupun partai tertentu.
Spanduk tersebut bertuliskan "Jangan rusak kampungku dengan amplopmu, kampungku bersih tanpa amplop putih" terpasang di setiap sudut dusun Kronggahan.
"Gerakan ini dilakukan oleh para pemuda di Dusun Kronggahan dan ada sekitar 30 spanduk," kata Kepala Dusun Kronggahan II, Anto Sudadi, Senin 31 Maret 2014
Menurutnya aksi menolak money politic ini dilakukan mengingat menjelang pilleg 9 April 2014 yang akan datang, saat ini sudah banyak makelar politik atau tim sukses caleg bahkan caleg sendiri yang menawarkan sejumlah uang untuk memilih dirinya dalam pileg mendatang.
"Misalnya untuk memperoleh satu kursi caleg menghabiskan uang hingga Rp 500 juta maka saat menjabat akan berusaha mengembalikan uang tersebut dengan berbagai cara termasuk korupsi," katanya.
Dengan memasang spanduk penolakan mengitari dusun maka para caleg akan berfikir dua sampai tiga kali untuk memberikan amplop. Sehingga pemilu 2014 ini akan berjalan dengan jujur dan bersih dari money politic.
"Spanduk penolakan ini sebagai benteng dari caleg yang berusaha memberi amplop. Selain itu juga untuk mengingatkan warga mendukung pemilu bersih," ujarnya. (eh)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar