BERBUAT BENAR ADALAH KEHARUSAN, BERBUAT TIDAK BENAR ADALAH KETIDAK HARUSAN

Selasa, 27 Desember 2016

Agus, Ahok dan Anies Bicara Penyediaan Air Bersih untuk Warga Jakarta

abbar Ramdhani - detikNews
Jakarta - Pasangan calon gubernur-calon wakil gubernur DKI Jakarta sudah berbicara soal upaya penyediaan air bersih bagi warga. Berbagai cara diwacanakan oleh para cagub.

Pada pasangan calon gubernur dan wakil gubernur nomor urut 1, Agus Yudhoyono dan Sylviana Murni pernah bicara soal pemenuhan kebutuhan air bersih. Pada akhir November lalu mereka sempat mengunjungi Kepulauan Seribu. Di sana, Agus mengatakan akan meningkatkan potensi pariwisata.

Selain akan itu, Agus-Sylvi berjanji akan menyediakan air bersih bagi warga setempat. Mereka mengatakan hal ini menjadi fokus penangangan jika terpilih nanti. Cawagub Sylvi mengatakan cara yang akan dilakukan adalah dengan memanfaatkan sumber yang ada, air laut dan air limbah untuk kemudian diolah menjadi air yang layak pakai bagi warga.

"Masyarakat di sini membutuhkan sekali air bersih, ini menjadi concern kami. Kita betul-betul, kita akan perhatikan. Kita akan ada pengelolaan air limbah dan air laut. Nanti bisa langsung diminum," kata Sylvi di Pulau Untung Jawa, Kabupaten Administratif Kepulauan Seribu, (23/11/2016).

Soal penanganan air bersih, Agus memiliki pandangan sendiri. Hal ini diungkapkannya saat meninjau sebuah kali di Kampung Muara Baru, Penjaringan, Jakarta Utara. Kali yang merupakan terusan dari Kali Gendong itu dipenuhi tumpukan sampah. Menurutnya, semestinya kali itu bersih dari tumpukan sampah.

Seorang warga pun bertanya kepada Agus, "Mas, ini bagaimana solusinya?"

"Saya akan bersihkan," jawab Agus singkat dan padat, Senin (19/12).

Agus lalu mengingatkan kepada warga dan kalangan dunia usaha untuk menjaga kebersihan dan kesehatan. Ia mengimbau juga soal pengolahan limbah industri. Sebab limbah dapat membahayakan masyarakat sekitar.

"Kita ingin terus mengimbau juga pada dunia usaha agar memperhatikan dampak lingkungan yang mereka timbulkan dari operasionalisasi dari usaha mereka. Kita ingin mengedukasi masyarakat agar tetap lebih aware lagi terhadap segala kemungkinan penyakit," kata Agus.

Sementara itu, calon gubernur nomor urut 2, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) berpendapat dalam penanganan air bersih, dibutuhkan pipa pengolahan air limbah. Pipa pengolahan ini berdampingan dengan pipa penyaluran air bersih dari operator penyediaan dan pelayanan air minum.

Untuk menempuh hal itu, Ahok mengatakan akan melakukan negosiasi ulang dengan operator penyediaan dan pelayanan air minum seperti PT PAM Lyonnaise Jaya (Palyja) dan PT Aetra. Ahok menginginkan adanya pipa pengolahan air limbah yang turut menyambung dengan pipa penyaluran air bersih.

Makanya kita kan negosiasi kembali dengan Aetra dan Palyja. Kita ingin pipanya nyambung. Nah kita juga mulai gabungkan dengan PAL, pengolahan air limbah," kata Ahok di Jalan Kepanduan II, Penjaringan, Jakarta Utara, Sabtu (17/12/2016).

Ahok mengatakan, salah satu kurangnya penyediaan air bersih dikarenakan pengolahan air limbah yang masih rendah. Dengan adanya pipa air limbah itu diharapkan dapat membuka peluang setiap rumah mendapatkan air bersih.

"Jakarta ini kan di bawah 5 persen pengolahan air limbahnya. Nanti setiap rumah orang harus dapat air bersih, ada pipa pengolahan air limbahnya (juga)," ujar Ahok.

Ahok mengatakan bila ada masyarakat yang kesulitan memperoleh air bersih, akan dilakukan mekanisme subsidi.

"Nanti kalau kamu gak bisa bayar, kita PSO (public service obligation). Kita subsidi. Subsidi aja. Akan kita lakukan seperti itu," tuturnya.

Ketika masih menjabat sebagai gubernur, Ahok telah berencana menggabungkan PT Palyja dan PT Aetra untuk menjadi Perusahaan Air Minum (PAM). Kemudian PT PAM akan digabung dengan PT Perusahaan Air Limbah (PAL).

Terakhir, di cagub nomor urut 3, Anies Baswedan pada kunjungannya ke wilayah Kalideres mendapatkan keluhan dari warga soal tidak meratanya aliran PAM. Warga yang mengaku sudah tinggal puluhan tahun tapi tetap belum mendapatkan air bersih. Sedangkan kompleks perumahan yang baru dibangun malah sudah dialiri air bersih.

"Kompleks di samping sini sudah ada air PAM, sementara mereka di sini sudah puluhan tahun, minta tidak pernah dapat air PAM. Salah satu program kita justru adalah pengadaan air PAM," kata Anies di Tegal Alur, Kecamatan Kalideres, Jakarta Barat, Senin (26/12).

Anies berjanji akan memberikan subsidi hingga 80 persen bagi warga yang ingin rumahnya dialiri oleh air PAM. Ia juga menyatakan bahwa rumah-rumah berukuran di bawah 70 meter persegi akan menjadi prioritas pemasangan air PAM tersebut.

"Kita menargetkan bahwa rumah-rumah dengan ukuran seperti di sini menjadi prioritas utama. Rumah mereka yang kecil di bawah 70 meter itu akan diberi subsidi 80 persen, jadi mereka cuma bayar 20 persen. Biaya pemasangannya pun gratis. Itu harapannya mereka bisa hidup lebih sehat," jelas Anies.

Ia menambahkan, permasalahan air PAM yang saat ini ada adalah bentuk ketidakadilan. Mantan Menteri Pendidikan ini menganggap permukiman warga yang belum dialiri air PAM merupakan hal yang tidak dapat dibiarkan.

"Lain ya kalau misalnya seluruh daerah sini enggak ada air PAM. Namanya juga enggak ada air PAM. La ini yang sampingnya dapat tapi permukiman warga biasa enggak dapat. Terus jelasin-nya bagaimana? Karena itu yang seperti ini tak bisa diteruskan," ucapnya.

Selain itu, dia mengungkapkan akan membuat mekanisme pelaporan yang efektif agar seluruh permasalahan warga dapat segera diselesaikan. Anies ingin warga tidak hanya didatangi pemimpin, tapi benar-benar merasakan perubahan.
(jbr/dnu)

Terakhir, di cagub nomor urut 3, Anies Baswedan pada kunjungannya ke wilayah Kalideres mendapatkan keluhan dari warga soal tidak meratanya aliran PAM. Warga yang mengaku sudah tinggal puluhan tahun tapi tetap belum mendapatkan air bersih. Sedangkan kompleks perumahan yang baru dibangun malah sudah dialiri air bersih.

"Kompleks di samping sini sudah ada air PAM, sementara mereka di sini sudah puluhan tahun, minta tidak pernah dapat air PAM. Salah satu program kita justru adalah pengadaan air PAM," kata Anies di Tegal Alur, Kecamatan Kalideres, Jakarta Barat, Senin (26/12).

Anies berjanji akan memberikan subsidi hingga 80 persen bagi warga yang ingin rumahnya dialiri oleh air PAM. Ia juga menyatakan bahwa rumah-rumah berukuran di bawah 70 meter persegi akan menjadi prioritas pemasangan air PAM tersebut.

"Kita menargetkan bahwa rumah-rumah dengan ukuran seperti di sini menjadi prioritas utama. Rumah mereka yang kecil di bawah 70 meter itu akan diberi subsidi 80 persen, jadi mereka cuma bayar 20 persen. Biaya pemasangannya pun gratis. Itu harapannya mereka bisa hidup lebih sehat," jelas Anies.

Ia menambahkan, permasalahan air PAM yang saat ini ada adalah bentuk ketidakadilan. Mantan Menteri Pendidikan ini menganggap permukiman warga yang belum dialiri air PAM merupakan hal yang tidak dapat dibiarkan.

"Lain ya kalau misalnya seluruh daerah sini enggak ada air PAM. Namanya juga enggak ada air PAM. La ini yang sampingnya dapat tapi permukiman warga biasa enggak dapat. Terus jelasin-nya bagaimana? Karena itu yang seperti ini tak bisa diteruskan," ucapnya.

Selain itu, dia mengungkapkan akan membuat mekanisme pelaporan yang efektif agar seluruh permasalahan warga dapat segera diselesaikan. Anies ingin warga tidak hanya didatangi pemimpin, tapi benar-benar merasakan perubahan.
(jbr/dnu)
 

Tidak ada komentar: