Palembang (ANTARA News) - Menteri Koordinator (Menko) Perekonomian, Hatta Rajasa, menegaskan bahwa pemerintahan sekarang ini berjalan pada jalur yang benar, dan pembangunan Indonesia telah mengalami kemajuan pesat dibandingkan kondisi sebelumnya.
"We are on the track dan terus menunjukkan tren yang maju dan meningkat," ujar Hatta Rajasa, didampingi Sekretaris Kabinet, Dipo Alam, saat berkesempatan diwawancarai ANTARA dan TEMPO, di Palembang, Kamis (28/7) malam.
Hatta dan Dipo berada di Palembang, Sumatera Selatan beserta rombongan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono yang melakukan kunjungan kerja dua hari di daerah ini hingga Jumat.
Secara khusus Hatta dan Dipo menyoroti pemberitaan media massa, antara lain menyebutkan bangsa Indonesia kini sedang menuju pada kegagalan dan kebangkrutan yang dinilai sebagai penilaian yang terlalu tergesa-gesa dan tidak melihat pada fakta adanya kemajuan yang terjadi sesungguhnya.
Dia mengajak semua pihak untuk dapat membandingkan kondisi Indonesia termasuk di bidang ekonomi saat ini dengan keadaan sebelumnya, sehingga terdapat ukuran yang jelas telah mengalami kemajuan atau kemunduran itu sekaligus menunjukkan sasaran yang hendak dituju tercapai atau tidak.
Beberapa indikator pembangunan terutama di bidang ekonomi, menurut Hatta, perlu membandingkan dengan kondisi sebelumnya, antara lain pada saat reformasi tahun 1998, dengan melihat pendapatan per kapita sebesar 500 dolar AS yang mengalami anjlok.
Begitu pula tingkat kesejahteraan masyarakat yang jauh mengalami penurunan, dengan tingkat pengangguran meningkat secara tajam dan kemiskinan semakin bertambah, kata Hatta lagi.
Kondisi lebih parah saat itu, tingkat kepercayaan internasional kepada Indonesia sangat rendah, sehingga berdampak pada investasi yang juga menjadi sangat rendah.
"Hampir tidak ada yang mau investasi di negara ini saat itu," ujar dia pula.
Setelah pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, menurut Hatta, pendapatan per kapita Indonesia meningkat menjadi 1.100 dolar AS.
Namun saat itu, kemiskinan maupun pengangguran masih tetap tinggi, dengan kepercayaan internasional masih perlu dibangun, kata dia.
Kondisi investasi pada awal pemerintahan Presiden SBY juga masih belum menunjukkan angka yang cukup tinggi dibandingkan sebelumnya.
"Pada tahun 2004 kita menghadapi bencana tsunami, dan tahun 2005 menghadapi hantaman krisis kenaikan harga minyak yang cukup tinggi," kata Hatta lagi.
Keadaan saat ini, pada tahun 2010, menurut Hatta, pendapatan per kapita telah meningkat menjadi 3.005 dolar AS, dengan tingkat kemiskinan yang terus menurun.
Pada tahun 2010, angka kemiskinan di Indonesia mengalami penurunan, begitupula tingkat pengangguran.
"Nah, berdasarkan angka-angka itu, menunjukkan tingkat kesejahteraan yang meningkat, pendapatan meningkat termasuk nilai tukar petani serta berbagai kesenjangan ekonomi dan kesejahteraan juga terus mengalami penurunan. Kita telah jauh mengalami kemajuan dibandingkan sebelumnya," kata dia.
Begitupula tingkat investasi di Indonesia semakin naik dan telah mendapatkan kepercayaan internasional, sehingga investasi terus meningkat makin membaik.
Karena itu, dia mempertanyakan dengan kenyataan tersebut kalau masih muncul penilaian bahwa pembangunan di Indonesia telah mengalami kemunduran atau tidak mengalami kemajuan.
Tidak "Fair"
"Itu tidak `fair` kalau menilai kita mengalami kemunduran, apalagi tidak ada kemajuan. Semua data itu menunjukkan adanya kemajuan," kata dia.
Padahal trennya justru terus mengalami peningkatan, ujar Hatta lagi.
Ia juga menyebutkan, peningkatan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) telah mengalami peningkatan menjadi empat kali lipat lebih, dari semula hanya berkisar Rp400 triliun hingga Rp500 triliun, sekarang telah menjadi Rp1.200 triliun.
"Itu sebuah peningkatan yang sangat berarti," kata dia.
Bahkan dalam empat tahun, pendapatan dari pajak mengalami peningkatan hingga dua kali lipat dari sebelumnya.
"Jadi dari sisi ekonomi, kita telah mengalami kemajuan yang sangat pesat," demikian Hatta Rajasa.
Sekab Dipo Alam justru menyatakan kalau dengan kondisi seperti disampaikan Menko Perekonomian itu menunjukkan berbagai indikator ekonomi dan kesejahteraan yang meningkat, merupakan penilaian yang tergesa-gesa menyebutkan Indonesia sebagai negara yang gagal.
"Kita melihat semua sampai saat ini kondisi ekonomi bagus, politik relatif stabil, dan penegakan hukum juga terus berjalan," ujar Dipo lagi.
Dia tidak menepiskan, masih adanya berbagai kekurangan dalam pelaksanaan pembangunan di Indonesia sampai saat ini, untuk ke depan dapat diperbaiki dan dibenahi lagi.
Dipo juga berharap jajaran menteri diharapkan dapat lebih proaktif menyampaikan informasi atas kemajuan yang berhasil dicapai pada kementerian dan bidang masing-masing kepada masyarakat luas, sehingga berbagai kemajuan dan keberhasilan itu tersampaikan kepada publik dengan baik.
Ia juga mengharapkan media massa dapat menyampaikan pemberitaan secara berimbang, untuk juga secara aktif menjelaskan kepada masyarakat berbagai upaya positif dan kemajuan yang berhasil dicapai secara jelas dan berimbang. (B014/Z002/K004)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar