VIVAnews - Toko Pempek Candy yang berada di Jalan Kapten A Rivai, Palembang, Sumatera Selatan, Rabu 25 Maret 2014, digeledah jajaran Subdit I Direskrimsus Polda Sumsel. Penggeledahan dilakukan untuk menindaklanjuti laporan mengenai bahan baku pembuatan pempek dicampur dengan boraks atau pengawet yang berbahaya dikonsumsi.
Dari hasil penggeledahan, petugas mengamankan beberapa bahan baku pembuatan empek-empek untuk diselidiki ke laboratorium Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Palembang.
Direskrimsus Polda Sumsel Kasubdit I, Ajun Komisaris Besar Suhasto, menjelaskan bahwa tiga hari yang lalu pihaknya mendapat informasi dari masyarakat bahwa empek-empek produk Pempek Candy mengandung boraks.
Dari hasil penggeledahan, petugas mengamankan beberapa bahan baku pembuatan empek-empek untuk diselidiki ke laboratorium Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Palembang.
Direskrimsus Polda Sumsel Kasubdit I, Ajun Komisaris Besar Suhasto, menjelaskan bahwa tiga hari yang lalu pihaknya mendapat informasi dari masyarakat bahwa empek-empek produk Pempek Candy mengandung boraks.
"Adanya laporan tersebut langsung kami tindaklanjuti dengan mendatangi lokasi dan mengambil beberapa sample bahan bakunya untuk diselidiki,” ujar Suhasto.
Menurut Suhasto, pemberian boraks kepada makanan biasanya untuk menjaga ketahanan makanan tersebut. Selain itu, dengan menggunakan boraks, makanan yang dijajakan akan terlihat lebih mengiurkan dan menarik konsumen untuk membelinya. Namun, itu sangat berbahaya jika dikonsumsi.
“Kami sudah melakukan uji laboratorium dari kertas yang diletakkan, warnanya berubah menjadi kuning pekat. Tetapi, kami belum berani memastikan apakah benar asli boraks atau ada zat lainya,” kata Suhasto.
Untuk meneliti dugaan adanya penggunaan boraks, ia melanjutkan, pihaknya telah menghubungi BPOM. “Makanya kami masih belum bisa memastikan, tetapi indikasi produk Pempek Candy mengandung boraks sedang dalam masa pemeriksaan. Hasilnya lima hari ke depan akan keluar dari BPOM,” kata dia.
Menurut Suhasto, jika terbukti ada boraks pada bahan baku pembuatan pempek, pemilik usaha Pempek Candy akan dikenakan proses hukum.
“Karena warna kertas berubah kuning pekat, bukan saja boraks. Apabila ada formalin atau unsur zat lain yang tidak diperbolehkan Kementerian Kesehatan dicampurkan ke dalam makanan,” kata dia.
Sementara itu, pemilik usaha Pempek Candy, A Roni, membenarkan ada aparat yang datang ke toko miliknya. Namun, dia menyangkal jika bisnis pempek yang dikelolanya mengandung boraks dalam bahan pembuatannya.
“Ini hanya persaingan dagang saja. Tidak benar adanya laporan orang mengatakan pempek kami mengadung boraks,” kata Roni.
Roni menyatakan tidak khawatir laporan semacam ini dapat mencoreng nama baik Pempek Candy.
“Hal tersebut kami tangapi dingin saja. Ini sudah biasa dan tidak perlu kami khawatir,” ujar pemilik 7 Cabang Pempek Candy di Kota Palembang ini. (one)
Menurut Suhasto, pemberian boraks kepada makanan biasanya untuk menjaga ketahanan makanan tersebut. Selain itu, dengan menggunakan boraks, makanan yang dijajakan akan terlihat lebih mengiurkan dan menarik konsumen untuk membelinya. Namun, itu sangat berbahaya jika dikonsumsi.
“Kami sudah melakukan uji laboratorium dari kertas yang diletakkan, warnanya berubah menjadi kuning pekat. Tetapi, kami belum berani memastikan apakah benar asli boraks atau ada zat lainya,” kata Suhasto.
Untuk meneliti dugaan adanya penggunaan boraks, ia melanjutkan, pihaknya telah menghubungi BPOM. “Makanya kami masih belum bisa memastikan, tetapi indikasi produk Pempek Candy mengandung boraks sedang dalam masa pemeriksaan. Hasilnya lima hari ke depan akan keluar dari BPOM,” kata dia.
Menurut Suhasto, jika terbukti ada boraks pada bahan baku pembuatan pempek, pemilik usaha Pempek Candy akan dikenakan proses hukum.
“Karena warna kertas berubah kuning pekat, bukan saja boraks. Apabila ada formalin atau unsur zat lain yang tidak diperbolehkan Kementerian Kesehatan dicampurkan ke dalam makanan,” kata dia.
Sementara itu, pemilik usaha Pempek Candy, A Roni, membenarkan ada aparat yang datang ke toko miliknya. Namun, dia menyangkal jika bisnis pempek yang dikelolanya mengandung boraks dalam bahan pembuatannya.
“Ini hanya persaingan dagang saja. Tidak benar adanya laporan orang mengatakan pempek kami mengadung boraks,” kata Roni.
Roni menyatakan tidak khawatir laporan semacam ini dapat mencoreng nama baik Pempek Candy.
“Hal tersebut kami tangapi dingin saja. Ini sudah biasa dan tidak perlu kami khawatir,” ujar pemilik 7 Cabang Pempek Candy di Kota Palembang ini. (one)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar