Novi Christiastuti Adiputri - detikNews
Perth - Bergeser ke timur laut, area pencarian baru di Samudera Hindia bagi puing pesawat Malaysia Airlines (MAS) MH370 memiliki kondisi cuaca yang lebih bersahabat. Area baru ini juga tidak berada di wilayah yang banyak dilanda angin kencang dan gelombang besar.
"Saya tidak yakin kita akan mendapatkan cuaca yang sempurna di sana...tapi kemungkinan besar cuacanya lebih baik dibandingkan yang kita hadapi sebelumnya," terang Emergency Response General Manager Australian Maritime Safety Authority (AMSA), John Young dalam konferensi pers di Canberra, Australia, seperti dilansir AFP, Jumat (28/3/2014).
Area pencarian MH370 digeser ke area sejauh 1.100 kilometer, ke arah timur laut dari area pencarian sebelumnya. Area pencarian yang baru mencakup luas kira-kira 319 ribu kilometer persegi dan berjarak sekitar 1.850 kilometer sebelah barat Perth.
Young menjelaskan, kedalaman laut di area pencarian yang baru berkisar antara 2.000 - 4.000 meter. Lokasi pencarian baru ini lebih dekat dengan daratan Perth sehingga akan memudahkan pesawat yang melakukan tugas pencarian.
Sebelumnya, waktu pencarian pesawat terbatas karena jarak tempuh yang jauh. Kini diperkirakan pesawat-pesawat tersebut bisa melakukan pencarian lebih lama di lokasi, mengingat waktu perjalanan yang lebih pendek.
Yang membedakan area pencarian yang baru ini yakni berada di luar kawasan laut dalam yang biasa disebut 'Roaring Forties', yang kerap dilanda angin kencang dan gelombang besar serta badai.
Sebanyak 10 pesawat dikerahkan ke area pencarian MH370 yang baru. Pesawat tersebut berasal dari enam negara, yakni Australia, China, Jepang, Korea Selatan, Selandia Baru dan Amerika Serikat.
Pesawat yang dikerahkan antara lain, dua pesawat Royal Australian Air Force (RAAF) P3 Orions, satu pesawat jet milik Japanese Coast Guard, satu pesawat P3 Orion milik Jepang, sebuah pesawat P3 Orion milik Korsel, sebuah pesawat C130 Hercules milik Korsel, sebuah pesawat P3 Orion milik Selandia Baru, sebuah pesawat militer Ilyushin IL-76 milik China, sebuah pesawat P8 Poseidon milik AS, dan satu pesawat jet sipil sebagai penyambung komunikasi.
Satu pesawat RAAF P3 Orion lainnya disiagakan di Pangkalan Udara Pearce, Perth untuk menginvestigasi langsung ke lokasi begitu ada temuan puing mencurigakan di lautan. Sementara itu, pencarian ini juga melibatkan enam kapal, termasuk kapal militer HMAS Success milik Australia dan lima kapal China. Kapal HMAS Success diperkirakan baru akan tiba di lokasi pencarian yang baru pada Sabtu (29/3) pagi waktu setempat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar