Bambang Dwi Marwoto
Solo (ANTARA News) - Warga difabel di Kota Surakarta melakukan aksi damai di acara Car Free Day Solo, Minggu, meminta agar tempat pemungutan suara ramah dan bersahabat saat pencoblosan Pemilihan Umum calon anggota DPR RI, DPD, dan DPRD 2014.
Warga difabel yang merasa memiliki hak suara dalam Pemilu mendatang minta dibantu dan diberi kemudahan saat melakukan pencoblosan di setiap tempat pemungutan suara (TPS) yang ada.
Warga difabel tersebut, dalam acara Car Free Day di Jalan Slamet Riyadi Solo tepatnya di depan Taman Sriwedari juga menggelar spanduk yang isinya, "TPS Harus Ramah Difabel".
Menurut Markus Sukarno (65) seorang warga Keratonan Serengan Solo yang harus memakai kursi roda, mengatakan, ia masuk daftar pemilih tetap ikut di TPS 7 Keratonan yang sudah diberi fasilitas untuk warga difabel.
Namun, kata dia, banyak warga difabel di Kota Solo yang mengeluh karena mereka tidak dibantu saat melakukan pencoblosan seperti pada Pemilu 2009.
"Saya mencontohkan seperti luas bilik pencoblosan pintunya lebar minimal sekitar 50 sentimeter sehingga kursi roda bisa masuk," kata Markus.
Selain itu, warga tuna netra juga harus dibantu saat proses pendaftaran di TPS hingga masuk ke bilik untuk pencoblosan.
Menurut dia, warga difabel pada Pemilu 2009 banyak yang tidak menggunakan haknya, karena di TPS mereka tidak ada yang membantu.
"Kami berharap TPS Pemilu tahun ini, harus ramah dengan difabel," kata Markus.
Terkait hal tersebut, Ketua Komisi Pemilihan Umum Kota Surakarta, Agus Sulistiyo, menjelaskan jumlah DPT Kota Surakarta khusus warga difabel tidak ada angka pasti. Namun, kata dia, berdasarkan hasil keterangan dari beberapa lembaga yang mendampingi warga difabel jumlahnya sekitar 500 hingga 1.500 suara.
"Kami melalui relawan demokrasi juga telah melakukan sosialisasi terhadap warga difabel. Mereka tentunya akan dibantu oleh pendamping atau petugas TPS hingga pencoblosan," kata Agus.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar