Jakarta (ANTARA News) - Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) menilai Jakarta masih membutuhkan banyak moda transportasi massal selain beberapa moda yang sudah ada.
"Di sebuah kota di Eropa Timur yang penduduknya hanya 1,8 juta jiwa saja moda transportasinya ada metro bawah tanah, ada trem, ada bus, banyak sekali. Sedangkan di Jabodetabek yang penduduknya 2,8 juta jiwa dan hanya ada dua line; blue line dan green line," kata Jokowi di Balaikota, Senin.
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta mulai melirik penggunaan beberapa moda transportasi massal guna mengatasi masalah kemacetan lalu lintas di Ibu Kota.
Bus Transjakarta yang setiap jam bisa mengangkut sekitar 1.800 orang dan kereta rel listrik sudah dioperasikan untuk mendukung pergerakan warga Jakarta dan sekitarnya.
Pemerintah DKI Jakarta juga sudah memulai pembangunan infrastruktur kereta monorel dan mewacanakan pengoperasian Metro Kapsul yang bisa mengangkut lebih banyak orang.
Wakil Gubernur DKI Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) mengatakan bisa mengangkut sekitar 350.000 orang per hari dan kebutuhan investasinya diperkirakan lebih rendah dibandingkan pembangunan infastruktur untuk kereta monorel.
Sementara kereta monorel yang sedang dibangun PT JM hanya bisa mengangkut 150.000-200.000 orang per hari.
Jokowi belum mengungkapkan pencetus ide pembangunan Metro Kapsul dan investor yang berminat mengembangkannya.
Namun dia mengatakan investor yang akan menangani proyek tersebut harus dari dalam negeri.
"Belum. Nanti kalau sudah rampung semua baru kita buka. Tapi kita memang sudah niat sebelumnya mengembangkan ini. Tapi kan semuanya harus dihitung dulu," kata Jokowi
Jokowi menegaskan, Metro Kapsul tidak akan menggeser proyek pembangunan monorel yang sudah mangkrak bertahun-tahun.
"Bukan gitu. Kan koridor jalur yang dibutuhkan banyak sekali. Kita MRT kan baru dari Selatan ke Utara, barat ke timur. Satu kota sebesar Jakarta bisa puluhan, bukan hanya satu dua koridor. Jadi tidak hanya green line, blue line saja," katanya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar