Balikpapan (ANTARA News) - Rosihan Anwar adalah tokoh yang tak kenal kompromi untuk perjuangkan kebebasan berekspresi dan kemerdekaan pers nasional, kata Ketua Dewan Pers periode 2000-2003, Atmakusumah Astraatmadja.
"Mari kita tundukkan kepala sejenak untuk menghormati jasa Pak Ros, terutama dalam memperjuangkan kebebasan pers di negeri ini," katanya kepada peserta Lokakarya Jurnaslitik Lembaga Pers Dr. Soetomo (LPDS)-Dewan Pers dan Kedutaan Norwegia di Balikpapan, Kamis.
Atmakusumah mengemukakan hal itu sesaat mendapat kabar meninggalnya tokoh senior pers nasional Rosihan Anwar dalam usia 89 tahun.
Pak Ros, demikian sapaan akrab kalangan pers bagi Rosihan Anwar, dalam penilaian Atmakusumah yang mantan Kepala Redaksi Harian Indonesia Raya, memiliki semangat yang tidak pudar untuk memajukan pers nasional.
"Semangatnya ini dibuktikannya secara langsung, antara lain dengan tetap menulis secara jernih, lugas, dan tetap sering tanpa kompromi menanggapi berbagai masalah sosial sampai akhir hayatnya," ujar mantan wartawan dan ketua pekerja Kantor Berita ANTARA tersebut.
Menurut dia, Pak Ros gaya penulisannya sangat terkenal kritis, apalagi saat memimpin redaksi harian Pedoman. "Ini pelajaran positif bagi wartawan Indonesia," katanya menambahkan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar