VIVAnews - Menteri Luar Negeri Filipina, Albert F. Del Rosario, mengucapkan terima kasih atas semua bantuan yang diberikan Pemerintah Indonesia saat negaranya dilandabencana topan haiyan pada November 2013.
Rosario menyebut bantuan yang diberikan RI selain dalam bentuk uang tunai senilai US$1 juta atau Rp11 miliar, pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono turut mendonasikan bantuan medis dan tim penyelamat.
Demikian ungkapan Rosario, saat menyambangi Kementerian Luar Negeri, pada Senin 24 Februari 2014. Berbicara didampingi Menlu Marty Natalegawa, Rosario mengaku sangat bersyukur dan tersentuh dengan rasa kedermawanan yang ditunjukkan oleh rakyat Indonesia.
"Mewakili Rakyat Filipina, saya merasa bersyukur dan berterima kasih atas bantuan yang diberikan oleh rakyat Indonesia saat topan haiyan menerjang negara kami. Bantuan tersebut sungguh sangat menyentuh," ungkap Rosario.
Dia berharap dengan adanya rasa saling menolong di antara kedua negara, dapat mempererat dan memperdalam hubungan RI dan Filipina. Tahun 2014 ini, kata Rosario merupakan 65 tahun hubungan diplomatik antara RI dengan Filipina. Hubungan tersebut sudah terjalin secara erat sejak tahun 1949 silam.
Dalam pertemuan tersebut juga digelar sidang komisi bersama kerjasama bilateral ke-6. Ada tiga poin utama yang dihasilkan dari pertemuan tadi, yakni satu kedua Menlu menyepakati adanya mandatory consullar notification yang sangat penting bagi warga negara Filipina dan RI.
Kesepakatan ini bermanfaat apabila warga dari kedua negara mengalami permasalahan. Sehingga perlindungan kedua negara terhadap masing-masing warga bisa segera diberikan.
Rosario menyebut bantuan yang diberikan RI selain dalam bentuk uang tunai senilai US$1 juta atau Rp11 miliar, pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono turut mendonasikan bantuan medis dan tim penyelamat.
Demikian ungkapan Rosario, saat menyambangi Kementerian Luar Negeri, pada Senin 24 Februari 2014. Berbicara didampingi Menlu Marty Natalegawa, Rosario mengaku sangat bersyukur dan tersentuh dengan rasa kedermawanan yang ditunjukkan oleh rakyat Indonesia.
"Mewakili Rakyat Filipina, saya merasa bersyukur dan berterima kasih atas bantuan yang diberikan oleh rakyat Indonesia saat topan haiyan menerjang negara kami. Bantuan tersebut sungguh sangat menyentuh," ungkap Rosario.
Dia berharap dengan adanya rasa saling menolong di antara kedua negara, dapat mempererat dan memperdalam hubungan RI dan Filipina. Tahun 2014 ini, kata Rosario merupakan 65 tahun hubungan diplomatik antara RI dengan Filipina. Hubungan tersebut sudah terjalin secara erat sejak tahun 1949 silam.
Dalam pertemuan tersebut juga digelar sidang komisi bersama kerjasama bilateral ke-6. Ada tiga poin utama yang dihasilkan dari pertemuan tadi, yakni satu kedua Menlu menyepakati adanya mandatory consullar notification yang sangat penting bagi warga negara Filipina dan RI.
Kesepakatan ini bermanfaat apabila warga dari kedua negara mengalami permasalahan. Sehingga perlindungan kedua negara terhadap masing-masing warga bisa segera diberikan.
Kedua, adanya rencana aksi selama dua tahun ke depan di antara dua negara sepanjang tahun 2014-2016.
Ketiga, kedua negara sepakat secara sementara untuk mencapai hasil delimitasi laut. Menurut Menlu Marty kesepakatan itu akan diteken saat Presiden SBY mengadakan kunjungan kerja ke Filipina pada bulan Mei 2014.
"Selama beberapa tahun ini, kedua negara telah berunding untuk mendelimitasi batas perairan ekonomi internasional (ZEE). Pada dasarnya secara prinsip telah disepakati. Nanti pada waktunya akan dikukuhkan oleh kedua kepala negara," kata Marty.
Sebagai penutup, Menlu Rosario memuji pria yang sebelumnya pernah menjabat sebagai Juru Bicara Departemen Luar Negeri itu sebagai diplomat senior.
"Saya selalu menganggap Menlu Natalegawa sebagai diplomat profesional dan pekerja keras. Dari kerjasama ini, banyak hal yang telah saya peroleh," ungkap Rosario memuji rekannya itu.
Sidang komisi kerjasama bilateral ke-6 ini merupakan dari pertemuan serupa yang digelar pada tahun 2011 silam di Filipina.
Ketiga, kedua negara sepakat secara sementara untuk mencapai hasil delimitasi laut. Menurut Menlu Marty kesepakatan itu akan diteken saat Presiden SBY mengadakan kunjungan kerja ke Filipina pada bulan Mei 2014.
"Selama beberapa tahun ini, kedua negara telah berunding untuk mendelimitasi batas perairan ekonomi internasional (ZEE). Pada dasarnya secara prinsip telah disepakati. Nanti pada waktunya akan dikukuhkan oleh kedua kepala negara," kata Marty.
Sebagai penutup, Menlu Rosario memuji pria yang sebelumnya pernah menjabat sebagai Juru Bicara Departemen Luar Negeri itu sebagai diplomat senior.
"Saya selalu menganggap Menlu Natalegawa sebagai diplomat profesional dan pekerja keras. Dari kerjasama ini, banyak hal yang telah saya peroleh," ungkap Rosario memuji rekannya itu.
Sidang komisi kerjasama bilateral ke-6 ini merupakan dari pertemuan serupa yang digelar pada tahun 2011 silam di Filipina.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar