BERBUAT BENAR ADALAH KEHARUSAN, BERBUAT TIDAK BENAR ADALAH KETIDAK HARUSAN

Kamis, 07 April 2011

Kebakaran Pertamina Cilacap Jadi Bahan Evaluasi

"Kami terus terang saja baru hari ini selesai, tapi kami akan evaluasi nanti dampak lingkungan seperti apa."  
Cilacap (ANTARA News) - Direktur Utama PT Pertamina (Persero), Karen Agustiawan, menyatakan, kejadian kebakaran di Pertamina Refinery Unit IV Cilacap akan menjadi bahan evaluasi yang berharga.

"Kejadian semacam ini menjadi evaluasi yang sangat berharga bagi kami dalam meningkatkan aspek HSE (Health, Safety and Environment) di setiap lini operasi kami, agar insiden semacam ini tidak terulang kembali," kata Karen kepada wartawan, di Cilacap, Rabu petang.

Menurut dia, hal ini akan dilakukan karena industri minyak dan gas (migas) penuh risiko sehingga perlu ditata, baik dalam upaya pencegahan, perbaikan sistem, maupun upaya penanggulangan ketika terjadi insiden.

Terkait kebakaran di Pertamina RU IV Cilacap, dia mengatakan, api yang membakar tangki Pertamina RU IV Cilacap dinyatakan benar-benar padam pada pukul 17.00 WIB.

Ia mengatakan, musibah kebakaran di Pertamina Cilacap tidak mempengaruhi pasokan bahan bakar minyak (BBM) nasional.

"Kami akan terus berupaya maksimal dan tetap memastikan bahwa pasokan BBM dan distribusi BBM nasional tidak akan terganggu," katanya.

Disinggung mengenai tanggung jawab Pertamina terhadap lingkungan, dia mengatakan, pihaknya akan melakukan evaluasi lebih lanjut.

"Kami terus terang saja baru hari ini selesai, tapi kami akan evaluasi nanti dampak lingkungan seperti apa," katanya.

Dia menolak jika proses pemadaman kebakaran di Pertamina RU IV Cilacap terkesan terlambat.

Menurut dia, kebakaran tersebut tidak hanya pada satu tangki, tetapi tiga tangki.

"Dengan fasilitas yang seperti itu, `water management`, mengatur suhu, mengatur konten yang ada di dalam tangki, dan arah angin sangat memengaruhi upaya pemadaman," katanya.

Mengenai penyebab terjadinya kebakaran, dia mengatakan, pihaknya hingga saat ini belum bisa memastikan.

Kendati demikian, Karen mengatakan, penyidik pegawai negeri sipil (PPNS) dapat mulai masuk untuk menyelidikinya.

Saat ditanya mengapa kebakaran pada tangki 31 T-2 merambat pada tangki lain yang konon telah dikosongkan sejak peristiwa tersebut terjadi, dia mengatakan, hal itu terjadi akibat adanya gangguan pada pipa penyaluran.

"Ketika peristiwa itu terjadi, kami berusaha mengosongkan tangki 31 T-3 dan 31 T-7, tetapi di tengah jalan pipa transportnya sudah tidak layak untuk melakukan transportasi," katanya.

Akan tetapi, dia tidak menyebutkan volume nafta yang tersisa di dalam dua tangki tersebut.

Sementara itu, General Manager Pertamina RU IV Cilacap Bambang Harjanto mengatakan, penyaluran produk BBM dari Pertamina Cilacap tetap berjalan normal meskipun terjadi penghentian operasional beberapa kilang akibat kebakaran tersebut.

Menurut dia, BBM yang disalurkan tersebut berasal dari stok BBM yang ada di Pertamina RU IV Cilacap.

"Saat kejadian pertama, kami harus menghentikan kilang I, dan ketika kebakaran membesar, hal serupa kami lakukan pada kilang II. Namun penyaluran BBM tetap berjalan karena kami memiliki stok," katanya.

Pada bulan April, kata dia, kilang I seharusnya memroduksi BBM sebanyak 110 ribu barel per hari, sedangkan kilang II memroduksi 170 ribu barel per hari sehingga total 280 ribu barel per hari dari total produksi Pertamina RU IV Cilacap sebanyak 348 ribu barel per hari.

Kendati demikian, dia tidak menyebutkan secara rinci penurunan produksi BBM dari Pertamina RU IV Cilacap akibat kebakaran tersebut.

Menurut dia, ada rumus-rumus tersendiri untuk mengetahui penurunan produksi BBM.

Kebakaran di Pertamina RU IV Cilacap pertama kali terjadi pada hari Sabtu (2/4), pukul 04.55 WIB, di tangki 31-T2 yang berisi minyak ringan HOMC (High Octane Mogas Component), yakni cairan yang digunakan untuk meningkatkan angka oktan pada premium.

Pada Sabtu siang, kebakaran itu merambat ke tangki 31-T3 dan malam harinya merambat ke tangki 31 T-7.

Api yang membakar tangki 31 T-2 dan tangki 31 T-3 berhasil dipadamkan pada Minggu (3/4) malam, sedangkan tangki 31 T-7 dipadamkan pada Selasa, pukul 10.35 WIB.

Akan tetapi pada pukul 12.00 WIB, kobaran api kembali terjadi di tangki 31 T- 7.

Pada Rabu, pukul 07.00 WIB, kebakaran di tangki 31 T-7 berhasil dipadamkan, namun dari tangki 31 T3 (bukan 31 T-7 seperti yang diwartakan sebelumnya, red.) kadang kala terlihar lidah api yang disertai asap hitam pekat.

Kebakaran di Pertamina RU IV Cilacap dinyatakan padam total pada Rabu petang, pukul 17.00 WIB. (*)

Tidak ada komentar: